Hubungan Gereja dan Israel

[?] Apakah hubungan antara Umat Israel dalam PL. dengan Gereja Kristen dalam Perjanjian Baru?

Ada beberapa cara pandang:

(1). Gereja sebagai "Israel Baru"? Memang ada kesan orang Yahudi sudah kehilangan status sebagai umat Allah, karena mereka menghalang-halangi pemberitaan Injil kepada bangsa-bangsa, menganiaya umat Kristen, membunuh Yesus dan para martir. Orang Yahudi sepertinya sudah bukan umat Allah lagi. maka, di kalangan orang Kristen cukup kuat pernahaman bahwa gereja telah menjadi Israel baru setidaknya berdasarkan dua alasan, misalnya, dalam menggambarkan gereja, umat Allah dalam PL disebut ‘eklesia’ dan ‘laos’; istilah ini juga dipakai dalam PB untuk gereja.

(2). Teks-teks Alkitab yang Menghubungkan Israel dengan Gereja. Teks yang dominan, ada dua: (a). Gal. 6:16. Ungkapan "Israel milik Allah" merujuk kepada orang Kristen, baik orang Yahudi maupun bukan, mereka telah terhitung "Israel milik Allah". (b). Rom. 9:6-8. Kalimat "tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel" sering diartikan bahwa sebagian orang Israel ditolak Allah dan gereja mengambil alih status umat pilihan dari mereka dengan status "Israel baru". Tetapi PB tetap mengakui eksistensi Israel sebagai umat Allah tanpa sedikit pun mengindikasikan bahwa status Israel sebagai umat Allah sudah berhenti (bnd. Kis. 15:14).

(3). Apakah Israel Tetap Umat?". Ketidaksetiaan umat tidak akan membatalkan kesetiaan dan pilihan Allah atas mereka (bnd. Hos. 14:5- 8), sebab Allah tidak pernah mengingkari diri (bnd. Im. 26:40-45; Ul. 30:1- 10; Yer. 31:36-37; dst.) Allah tidak salah memilih bangsa Israel dan Ia tetap setia kepada mereka. Buktinya, selalu ada sejumlah orang Yahudi berpaling kepada Allah di saat-saat yang paling gelap dari sejarah Israel. Ada perumpamaan: (a). Roti Persembahan. Dalam konteks pembicaraan tentang keselamatan Israel, umat sisa yang percaya adalah buah sulung yang mewakili seluruh Israel yang akan diselamatkan pada masa dating seperti halnya Kristus sebagai yang sulung dari antara orang mati telah bangkit mewakili dan menjamin kebangkitan orang-orang milik-Nya (1 Kor. 15:23). (b). Pohon Zaitun dan cabang-cabangnya.

Ilustrasi kedua tentang akar pohon zaitun dan cabang-cabangnya (Rom. 11:16-24). Prinsip ilustrasi ini: kekudusan akar pohon zaitun membwa cabang- cabangnya juga kudus. Istilah 'akar' merujuk pada ‘leluhur orang Israel yang setia’ (Abraham, Ishak, Yakub), yang imannya tidak lekang oleh zaman.

(4). Istilah-istilah ini: (a). Tunas liar. Orang Kristen sebenarnya cuma tunas liar yang mendapat anugerah. Gereja tidak akan ada tanpa bangsa Israel! Bangsa-bangsa lain tidak memiliki jasa kebaikan apa-apa dalam diri mereka sendiri. Hanya oleh iman saja mereka tercangkok pada pohon zaitun yang sejati (Rom. 11:20). (b). Gereja adalah ciptaan baru. Meskipun tidak sama sekali baru, tetapi merupakan kelanjutan dari sebelumnya. Sekalipun umat Kristen berbeda dari umat PL, melanjutkan rencana keselamatan Allah dalam sejarah bersama-sama dengan mereka. Gereja dan umat Israel bersamna- sama memainkan peranan penting dalam menggenapi rencana keselamatan Allah untuk dunia. (c). Fakta bahwa Allah tidak sayang mematahkan cabang asli seharusnya membuat orang Kristen mawas diri terhadap hal-hal yang mengancam imannya. Bila cabang asli saja sampai dipatahkan, apalagi cangkokan tunas liar (Rom. 11:21). Maksudnya, supaya umat Kristen tidak mengandalkan diri sendiri dan harus lebih teguh berpegang pada kebaikan Allah. Umat Allah; Israel maupun bangsa-bangsa lain, hidup hanya oleh anugerah Karena itu.

(5). Israel dianggap telah gagal menanggapi anugerah Allah secara positif. Cara umat Israel mengejar kebenaran iman ternyata keliru dan keadaan mereka digambarkan sebagai "tersandung". Pada zaman PB mereka gagal beriman kepada Yesus secara sederhana. Yesus datang untuk menggenapi Taurat (Mat. 5:17). Karena ketaatan-Nya yang sempurna Allah menghormati-Nya dan bangsa-bangsa lain memuji nama Allah (Rom. 2:17-29). "Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya" (Rom. 10:4). Beriman kepada Yesus dipandang terlalu mudah, tidak perlu usaha keras dari manusia. Bukannya bermegah dalam Allah, mereka malah bermegah dalam Taurat (padahal Taurat tidak menyelamatkan!). Memang sesudah firman Kristus diberitakan kepada orang Israel, tidak semua mereka percaya. Yesus menjadi batu sandungan bagi mereka (Rom. 9:32-33). Namun, efek sampingnya baik. Kegagalan orang Israel untuk sementara membuka peluang yang lebar sehingga bangsa-bangsa dapat secara berbondong-bondong diselamatkan. Jadi, bangsa-bangsa yang tidak mengejar kebenaran dan tidak memiliki hak istimewa seperti Israel (Rom. 9:4-5), sekarang memperoleh kebenaran demi iman (Rom. 9:30).

(6). Bagaimana keselamatan Israel sebagai bangsa. Melalui keselamatan bangsa-bangsa, Israel yang mengeraskan hati akan cemburu dan mengejar keselamatan itu kembali (bnd. Rom. 10:19). Pada akhirnya nanti bukan cuma Israel sisa yang selamat, melainkan Israel dalam jumlah yang penuh. Hal ini sudah disinggung Paulus sebelumnya ketika ia berbicara tentang kesempurnaan bangsa Israel, penerimaan dan pencangkokannya kembali (Rom. 11:12, 15, 23-24). Semua itu, bagi Paulus adalah dasar yang kuat untuk mengharapkan keselamatan seluruh Israel. Yang selamat nantinya bukan cuma Israel secara individual, melainkan Israel secara bangsa. Allah akan menyelamatkan Israel secara bangsa karena pilihan-Nya atas mereka tidak pernah ditarik kembali (Rom. 11:28-29).

(7). Apakah Israel dan gereja itu satu umat? Masa depan Israel bersatu dengan masa depan bangsa-bangsa yang percaya kepada Kristus. Sebagaimana Tuhan adalah Esa, umat-Nya juga satu. Satu umat, namun dengan misteri hubungan yang sulit dijelaskan. Paulus mencoba sebisa mungkin menggambarkan hubungan integral antara umat Israel dan Kristen dalam ilustrasi pohon zaitun (Rom. 11:11-29). Dalam ilustrasi itu status orang Kristen digambarkan seperti tanaman cangkok pada pohon zaitun Israel. Satu pohon, bukan dua. Satunya itu tidak boleh dimengerti seolah-olah umat Kristen menggantikan posisi umat Israel dan juga tidak berarti keduanya identik. Keduanya berbeda, namun di mata Tuhan Yang Esa tetap satu umat. Sungguh sulit menjelaskan misteri hubungan umat Kristen dengan umat Israel.

(8). Israel dan gereja adalah umat yang berbeda. Kendati satu umat, keumatan Israel dan gereja berbeda. Begitu seorang Yahudi lahir, ia sudah terhitung umat Allah, harta kesayanganNya (Kel. 19:5). Menurut peserta diskusi, sekalipun begitu, tidak ada jaminan keselamatan individual orang Yahudi. Sedangkan Gereja tidak memiliki unsur kebangsaan yang bersifat religius seperti Israel. Tidak ada bangsa Kristen. Perbedaan suku, bangsa, jender, status sosial, tidak menjadi penghalang bagi kesatuan rohani umat Allah yang hanya berdasarkan iman kepada salib Kristus (Gal. 2:14). Semua orang percaya berada dalam Kristus (2 Kor. 5:17; Gal. 3:29) sebagai anggota Tubuh Kristus (1 Kor. 12:27). Jadi, sesudah kedatangan Yesus dan kendati keistimewaan Israel sebagai umat Allah, mereka membutuhkan Injil sama seperti bangsa-bangsa lain. Hanya, penerimaan mereka akan Yesus tidak persis sama dengan bangsa bangsa lain karena status keumatan mereka tidak gugur kendati kehadiran gereja sebagai umat Allah.

Demikian.

Kontributor:

Arie - Benny Sitorus - Berneta Barrang Pakondo - Debora Rahmeinda - Deddy P. Widjaja - Didik Triyanto - Djuniaidi Pramono - Esra Hasugian – Henrijanto – Indriatmo - Johannes Tendean - Meky Tikoalu - Melce Yonathan Lomi - Naomi Harmini - Roditus Mangunsaputro - Sri Endarti - T. Budiman - Vonny Thay

Sola Gratia,
Riwon Alfrey

Kategori: Teologi

Keywords Artikel: gereja, Israel

Topic Artikel: Teologi dan Alkitab