Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Yak 4 : 2-3
Yak 4 : 2-3
Apa yang ditulis dalam surat Yakobus ini sungguh relevan untuk segala zaman. Manusia biasanya menjadi gelisah ketika dia tidak mendapatkan apa yang dia ingini, ia menjadi seperti cacing kena abu. Dan bahkan dalam terminologi Yakobus di sini lebih diekstrimkan lagi: kamu membunuh, iri hari, bertengkar, berkelahi.
Kita akan melihat bagaimana Yakobus menuding kepada akar permasalahan mengapa doa kita tidak dijawab. Hal pertama, yang kita lihat di sini adalah mereka tidak mendapat karena mereka tidak berdoa. Ada banyak orang Kristen–orang yang mengaku percaya kepada Yesus–menginginkan atau mengidam-idamkan sesuatu tapi tidak berdoa. Permasalahannya bukan karena bukan karena manusia tidak suka meminta-minta, tapi karena tidak cukup berdoa pada awalnya. Ketika mereka memilpiki satu kebutuhan, hal pertama yang mereka pikirkan adalah bagaimana caranya saya bisa mendapatkan hal ini dan bukannya berdoa. Karena mereka pada dasarnya tidak berdoa dan ketika mereka memiliki suatu kebutuhan pun bukan doa yang menjadi tumpuan mereka. Mungkin doa adalah opsi terakhir ketika segala sesuatunya buntu. Tuhan mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk terus berdoa. Yesus sendiri memberikan contoh kehidupan yang penuh doa.
Kamu tidak beroleh apa-apa karena kamu tidak berdoa. Mungkinkah ini merupakan barometer bagi jemaat Kristen hari ini? Dan mungkin juga itu menjadi barometer juga bagi jemaat GRAPHE? Kalau orang Kristen tidak berdoa, ini tidak dapat disangkal lagi. Bahkan ada yang pernah mengatakan bahwa dosa yang paling banyak dilakukan oleh orang Kristen adalah ‘tidak berdoa,’ karena perintah Tuhan adalah ‘tetap berdoa’ dan setiap kali anda tidak berdoa anda telah melanggar perintah Tuhan. Bisa jadi ini merupakan barometer seberapa sehatnya kekkristenan hari ini. Contohnya, jika jemaat yang hadir kebaktian hari Minggu berjumlah 100 orang, maka seharusnya yang hadir dalam Persekutuan Doa minimal 70%-nya. Tapi dalam kenyataannya tidak seperti itu, bahkan persentasenya hanya 30-40%. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Alkitab: Kamu tidak beroleh apa-apa karena tidak berdoa. Tentu doa sebagai satu jemaat merupakan barometer yang cukup baik, tetapi tidak berhenti sampai di situ, yang menjadi tolak ukur yang lain adalah apakah anda sudah berdoa atau melakukan renungan secara pribadi? Kata ‘kamu tidak beroleh apa-apa,’ termasuk di dalamnya tidak memperoleh pertumbuhan rohani, kematangan rohani dan kedewasaan iman. Tuhan Yesus pernah mengatakan, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Mat 7:7). Allah yang di surga memberikan gambaran kepada kita bahwa dia adalah Allah yang siap memberi. Yesus pernah memberikan satu perumpamaan yang bertujuan agar murid-murid-Nya tidak jemu-jemu berdoa.
2 Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. 3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. 4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, 5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku." 6 Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! 7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? 8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Luk 18: 2-8
Mungkin ada yang di antara kita berkata, “Saya sudah berdoa tapi tidak dikabulkan.” Mengapa? Ada banyak alasan. Alasan pertama, karena anda salah berdoa, karena apa yang engkau minta adalah sesuatu yang jelek dan buruk, yang ingin engkau habiskan untuk nafsumu, kalau Tuhan memberikan hal itu kepadamu Tuhan akan mencelakakan engkau.
7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 9 Seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, 10 memberi ular, jika ia meminta ikan? Mat 7:7-10
Jangan-jangan anda meminta ‘batu’ atau ‘ular!’ Memang kalau kamu minta roti maka Tuhan akan memberikan roti. Karena Tuhan tidak mungkin memberikan batu kepada anda.
Anda salah berdoa karena kamu akan habiskan untuk hawa nafsu. Sebelum kita berdoa kita perlu cek dulu: Apakah kita berdoa karena keegoisan kita? Dan apakah kita tidak memiliki hati nurani padahal kita sudah yakin betul bahwa itu bertentangan dengan Firman Tuhan? Jangan-jangan yang anda minta itu bertentangan dengan Firman Tuhan!
7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. 8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. 9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
II Kor 12:7-9
Alasan kedua–mengapa kadang-kadang kita berdoa dan Tuhan tidak mengabulkan doa kita–terilustrasikan dalam kasus Paulus. Rasul Paulus bukan sembarang orang. Kalau ada orang yang berpikir bahwa orang yang bisa berdoa dan doanya dikabulkan Pauluslah orangya. Karena doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak 5:16). Apakah rasul Paulus kurang benar? Seorang rasul yang giat melayani Tuhan dan giat memberitakan Injil. Tetapi Tuhan mengatakan: “Aku mempunyai rencana yang baik dalam hidupmu dengan keadaanmu yang seperti ini.” Kadang2 kita bertanya mengapa kita berada dalam lingkungan yang seperti ini atau mengalami hal-hal yang buruk. Tuhan tidak memberikan apa yang rasul Paulus minta. Mungkin Tuhan mempunyai rencana dalam hidupmu yang seperti itu. Tuhan melihat bahwa keadaan kita masih baik sekarang ini.
Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. Kej 40:14
Alasan ketiga, karena waktunya belum sampai. Waktu itu Yusuf berada dalam tahanan yang sangat ketat, dan di dalamnya ada juga juru minum dan juru roti. Saya yakin Yusuf berada di sana bukan karena kesalahannya, bahkan dia sudah mengikuti perintah Tuhan–ketika istrinya Potifar merayunya dan dia menepis semuanya itu, tetapi apa yang dia dapatkan? Bukan pujian tapi malah penjara. Dan Yusuf pastilah sering berdoa kepada Tuhan. Ketika dia melihat ada kesempatan pada saat juru minum akan dibebaskan, dia berpesan kepadanya. Juru minum saat itu bukan orang yang berpangkat rendah. Bahkan dengan diiringi doa pun rupanya juru minum itu tetap tidak ingat kepada Yusuf selama 2 tahun. Tapi ini merupakan contoh yang sangat baik, mengapa doa Yusuf tidak didengar. Karena Tuhan mengatakan, “Belum saatnya.” Waktu Tuhan jauh lebih baik, ada saatnya apa yang kamu minta akan diberikan dan hasilnya akan jauh berlimpah-limpah. Kalau juru minum itu mendengarkan kata-kata Yusuf saat itu, mungkin Yusuf akan menjadi orang merdeka begitu saja dan tidak akan memiliki kesempatan untuk menjadi orang kedua di Mesir. Itulah kenapa Allah mengatakan bahwa kita tidak boleh jemu-jemu berdoa.
Alasan keempat, kadang-kadang kita saking bingungnya mengapa Tuhan tidak mengabulkan permintaan kita, kita tidak sadar bahwa Tuhan telah atau akan memberikan yang lebih baik. Daud, misalnya, telah meminta kepada Tuhan agar ia diizinkan untuk mendirikan rumah bagi Tuhan. Nah, ini kedengarannya adalah suatu permintaan yang sangat baik, dan juga didasari atas suatu motivasi yang baik. Tetapi Tuhan tidak mengabulkan permintaannya itu. Sejenak sepertinya tidak ada alasan untuk tidak mengabulkannya. Tetapi, Tuhan tidak memberikan hal itu, karena Ia memiliki hal yang lebih baik. Pada perikop ini, dan pada kesempatan ini, Tuhan memberikan janji pada Daud bahwa ia akan menjadi nenek moyang Yesus Kristus. Dalam perikop ini kerajaan, takhta, dan keluarga Daud dikatakan akan diteguhkan untuk selama-lamanya. Pada awalnya, Daud bisa saja berpikir bahwa ia kehilangan kesempatan untuk terkenal sebagai pembangun bait Allah. Tetapi, pada kenyataannya Tuhan memberikan yang lebih baik, ia dikenal sebagai leluhur dari Yesus Kristus. Untuk mengakhiri renungan ini, marilah kita baca Efesus 3:20, “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.”
http://www.gbiasemarang.blogspot.com