Belakangan ini aku baca bukunya John Haggai. Doi adalah pendiri dan pemimpin Haggai Institute for Advance Leadeship yang markasnya ada di Singapore.
"Be Careful What You Call Impossible"
Itulah judul buku yang doi tulis. Intinya jelas, lewat buku ini, doi pengin semua orang berhati-hati saat mencap sesuatu sebagai mustahil, sebagai sesuatu yang tak mungkin dilakukan. Memang, ada banyak hal di dunia ini yang mustahil. Misalnya, mustahil buat balik ke masa lalu (secara fisik maksudnya, bukan secara pikiran) dan banyak lagi. Tapi ... banyak hal dalam hidup yang tidak mustahil untuk dilakukan, asal diresponi dengan pandangan yang baru dan kegigihan. Tuhan tidak akan melakukan sesuatu untuk apa yang sebenarnya Tuhan sudah memampukan kita untuk melakukannya. So, jangan cepat-cepat bilang, "Wah, aku ngga bisa." Atau, "Mustahil aku bisa seperti itu."
Salah satu aspek dalam hidup yang dibahas oleh doi adalah leadership.
leadership atau kepemimpinan bukanlah sesuatu yang mustahil untuk kita. Banyak orang meragukan kapasitasnya untuk mimpin. Yang ada dalam pikiran mungkin adalah bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibentuk. Padahal sebaliknya. Pemimpin itu dibentuk. Ngga ada seseorang pun yang ditakdirkan jadi pemimpin sejak lahir.
Contohnya Musa. Saat Tuhan berkata pada Musa bahwa Ia akan mengirimnya ke Firaun dan meminta umat Israel untuk dibebaskan, Musa takut dan berusaha menolak dengan berbagai alasan.
Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai
bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-
Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." Tetapi TUHAN
berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah
yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta;
bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan
menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan."
Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang
patut Kauutus." (Kel. 4:10-13)
Siapa yang sangka orang seperti itu akhirnya dapat membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, mengubah sungai Nil menjadi darah, memenuhi kamar Firaun dengan katak. Siapa yang sangka orang seperti itu akhirnya membelah Laut Merah dan memimpin umat Israel berjalan di antara dua tembok air laut. Musa tidak dilahirkan menjadi pemimpin. Doi ngga dilahirkan jadi pemimpin. Doi dibentuk. Doi dibentuk Tuhan saat doi bersedia dan bertekad untuk menjadi pemimpin. Musa termasuk dalam jajaran pemimpin-pemimpin dunia yang paling sukses. Di samping kelemahannya, ia adalah pemimpin yang membawa dampak besar bagi orang-orang yang dipimpinnya.
So, kepemimpinan itu sesuatu yang dipelajari. Ngga ada bedanya dengan ilmu bahasa dan manajemen. Dengan kerja keras, komitmen, dan percaya pada Tuhan, apa yang dirasa mustahil bisa diputar menjadi mungkin.
Jadi itulah
,
"Leaders are made, not born."
Anyway, buku ini ngga hanya ngomongin soal leadership, ada aspek lain juga yang dibahas di buku ini. Sebut aja kehidupan pernikahan, penginjilan, dll.. Check this book out u'reself.
Comments
^-^
Tue, 04/11/2008 - 08:16 — lovy_seren (not verified)"Leaders are made, not born." >>Sepakat ^-^ Banyak sekali ayat dalam Alkitab yang menegaskan bahwa adalah kehendak Tuhan bahwa setiap orang yang menerima Kristus ditetapkan Allah untuk memimpin, untuk menjadi "kepala" dan bukan "ekor"(Ul 28:13), menjadi "terang dan garam dunia"(Mat 5:13-14), "imamat yang rajani"(1 Petrus 2:9), "untuk menghakimi dunia & malaikat-malaikat"(1 Korintus 6:2-3),- But yet, it's a matter of choice, kita mau atau tidak untuk dibentuk tepat seperti yang Tuhan mau,- beberapa bulan belakangan ini aku lagi dalam chapter itu =) untuk mengatakan "ya" atas setiap hal yang Tuhan percayakan dalam kehidupan kita, tidak memberontak dan lari dari proses, tetapi bertanggungjawab penuh, dengan totalitas kesetiaan dan ketekunan,- Lagian kedengaran picik sekali klo masih pake excuse "aku ngga bisa dan aku tidak mampu" hanya karena kita tidak melihat apa yang Tuhan lihat ada dalam diri kita .... (hmmm....i point it to myself, my major issue^^) toh kita semua sudah fully loaded dengan semua talenta dan karunia untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan? after all, kayak yang Paulus bilang "kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah"(2 Kor 3:5) >>anyway, thanks Dianpra, ini peneguhan yang kesekian kalinya, sangat memberkati =) _heavenly grace stay upon u_