Kepatuhan (Lukas 5:1-11) – Deny S Pamudji
Peristiwa terjadi di pantai danau Genesaret. Masih pagi hari karena nelayan2 telah turun dari perahunya dan sedang membasuh jala. Yesus ada di sana dan dikerumuni orang banyak. Lalu Ia naik satu perahu dan itu merupakan perahu Simon. Kita tidak mengetahui apa yang sedang dikerjakan Simon di sana. Apakah mungkin Simon baru mau turun dari perahu atau sedang merapikan perahu atau sedang melepaskan lelah di perahunya. Yang jelas ketika Yesus memintanya untuk bertolak sedikit jauh dari pantai, Simon mematuhinya.
Kemudian Yesus duduk dan mengajar dari perahu untuk orang2 yang mengikuti-Nya. Saya tidak pernah ke danau Genesaret. Jadi saya tidak mengetahui bagaimana suara Yesus bisa didengar kerumunan massa. Karena jika ada kerumunan, biasanya suara dari kerumunan itu sendiri sudah pasti ramai.
Cuman karena adanya ‘wibawa’ dari Yesus dan kekaguman massa akan diri Yesus, membuat mereka bisa duduk tenang dan mendengarkan ajaran Yesus.
Rupa2nya Simon juga menyimak ajaran yang diberikan Yesus, karena jika tidak demikian, pastilah Simon akan menolak ketika Yesus memintanya untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala. Jika Simon tidak mendengar ajaran Yesus, kemungkinan Simon akan berkata pada Yesus, “Ah, kamu ini apa? Saya nelayan dari kecil. Saya tahu semua tentang laut dan ikannya. Sudah semalaman saya cari ikan di tempatnya dan tidak mendapatkan. Sekarang kamu mau suruh saya ke sana lagi?!”
Ada suatu gerakan dalam hati Simon sehingga dia berkata,”… tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”
Tidak mudah mempercayai seseorang. Apalagi jika orang itu baru kita kenal. Namun Simon bisa percaya Yesus pada pertemuan pertama. Pengajaran yang Yesus berikan pasti bukan pengajaran yang muluk2. Pengajaran Yesus juga pasti bukan pengajaran yang macam2. Pengajaran Yesus merupakan pengajaran yang sederhana sehingga mudah dicerna setiap orang. Jika Yesus memberikan perumpamaan, itu pun diambil dari lingkungan sekitar. Dan selalu Yesus memberikan penjelasannya.
Kepatuhan Simon menuruti perkataan Yesus membuahkan hasil yang ruuaaar biasa (kata orang Jepang). Tidak untuk Simon saja, tetapi orang2/nelayan2 di sekitar.
Saya percaya jika kita patuh melakukan perkataan Yesus, maka buah yang kita dapatkan bukan hanya untuk kita saja, tetapi juga untuk orang2 di sekitar kita. Adakah perkataan Yesus yang hingga kini Saudara ragukan? Apakah perkataan Yesus yang hingga kini terus terngiang dalam hati Saudara tetapi Saudara ragu melakukannya?
http://jakartaberdoa.blogspot.com
Comments
Cara Membual
Thu, 27/11/2008 - 12:21 — iah iahAnda tahu cara MEMBUAL yang paling efektif? Sembunyikan bualan anda di dalam hal-hal yang benar. Itulah yang dilakukan oleh Denny S Pamudji dalam tulisannya. Namun jangan khawatir, umumnya para pembual akan MENENTANG tulisannya sendiri. Itu pula yang dilakukan oleh Denny S Pamudji dalam tulisannya.
Denny Menulis: Peristiwa terjadi di pantai danau Genesaret. Masih pagi hari karena nelayan2 telah turun dari perahunya dan sedang membasuh jala. Yesus ada di sana dan dikerumuni orang banyak. Lalu Ia naik satu perahu dan itu merupakan perahu Simon. Kita tidak mengetahui apa yang sedang dikerjakan Simon di sana. Apakah mungkin Simon baru mau turun dari perahu atau sedang merapikan perahu atau sedang melepaskan lelah di perahunya. Yang jelas ketika Yesus memintanya untuk bertolak sedikit jauh dari pantai, Simon mematuhinya.
Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.Lukas 5:2-3
Alkitab mengajarkan bahwa pada saat itu Simon sedang MEMBASUH jalanya. silahkan baca tulisan Denny, di atas. bukankahkah dia sedang membual ketika menulis tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Simon?
Tentu saja Denny S Pamudji akan menyangkal bahwa dirinya sedang membual. Dia akan menuduh komentar saya tidak Kristiani bahkan akan berdoa agar Roh Kudus membuka hati saya sehingga memahami Alkitab seperti dirinya. Ha ha ha ha ha ... Dia juga akan menyatakan bahwa pemahamannya BERBEDA namun tidak SALAH. Ha ha ha ha ... Bukankah berbeda itu indah karena banyak anggota namun satu tubuh?
Aku berdosa, namun tidak berani berbuat jahat, mustahil menentang kehendakNya!
Kebaikan dirimu, tak berani kusembunyikan, kejahatan diriku, tak berani kuampuni!