Kisah Rasul 17:24-25 (Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang).
Ayat di atas adalah salah satu ayat dari sekian banyak ayat di dalam Alkitab yang menunjukkan dan membuktikan tentang kedaulatan Allah sebagai Sang Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala ciptaan-Nya. Kita tentunya dapat dengan mudah melihat akan adanya suatu kedaulatan yang mengatur hidup kita di dunia ini. Pernahkan kita dimintai pendapat tentang keberadaan kita? Pernahkah kita ditanya apakah kita ingin lahir sebagai laki-laki atau perempuan? Atau kapan kita ingin dilahirkan, apakah itu pada jaman sebelum air bah, pada jaman Tuhan Yesus atau pada abad ke 21, juga dimana kita dilahirkan, di Amerika, di Eropa, Afrika atau di Asia, di Indonesia, di Jakarta, di Sumatera, di Sulawesi atau di Kalimantan? Apakah kita manusia berdaulat menetukkan segala sesuatu? Hanya Allah lah Sang Berdaulat mutlak atas segala ciptaan-Nya.
Allah berdaulat atas segala ciptaan-NyaKita sudah melihat bahwa Allah adalah pencipta sekaligus pemilik tunggal alam semesta ini, hal ini berarti Ia berhak (berdaulat) untuk melakukan segala sesuatu terhadap kita sesuai dengan rencana-Nya. Apabila seorang raja atau presiden dunia mempunyai kuasa penuh atas rakyatnya, maka bagaimana mungkin Allah yang menciptakan seluruh isi dunia ini tidak mempunyai kuasa yang sepenuhnya terhadap ciptaan-Nya ?
Perhatikan ayat-ayat berikut ini:
Ayub 41:2 Siapakah yang menghadapi Aku, yang Kubiarkan tetap selamat? Apa yang ada di seluruh kolong langit, adalah kepunyaan-Ku.
Mazmur 29:10 TUHAN bersemayam di atas air bah, TUHAN bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya.
Daniel 4:17 Titah ini adalah menurut putusan para penjaga dan hal ini menurut perkataan orang-orang kudus, supaya orang-orang yang hidup tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendakiNya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun dapat diangkatNya untuk kedudukan itu.
Yesaya 40:15, 22-23 Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya. (22) Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman! (23) Dia yang membuat pembesar-pembesar menjadi tidak ada dan yang menjadikan hakim-hakim dunia sia-sia saja!
Yesaya 45:11-12 Beginilah firman TUHAN, Yang Mahakudus, Allah dan Pembentuk Israel;: "Kamukah yang mengajukan pertanyaan kepadaKu mengenai anak-anakKu, atau memberi perintah kepadaKu mengenai yang dibuat tanganKu? (12) Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya; tanganKulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya.
Mazmur 24:10 TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinnya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. (2) Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
Mazmur 50:10-12 Sebab punyaKulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung. (11) Aku kenal segala burung di udara, dan apa yang bergerak di padang adalah dalam kuasaKu. (12) Jika Aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu, sebab punyaKulah dunia dan segala isinya.
Mazmur 83:18-19 Biarlah mereka mendapat malu dan terkejut selama-lamanya; biarlah biarlah mereka tersipu-sipu dan binasa, (19) supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN, yang Mahatinggi atas seluruh bumi.
Mazmur 93:1-2 TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang; (2) takhtaMu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
Mazmur 89:12 PunyaMulah langit, punyaMulah juga bumi, dunia serta isinya Engkaulah yang mendasarkannya.
Nehemia 9:6 "Hanya Engkau adalah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepada-Mu.
Tuhan yang telah membentuk segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, Ia jugalah yang berhak atas segala ciptaan-Nya. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya, apapun yang dianggap oleh manusia tidak masuk akal atau tidak mungkin dapat terjadi, tapi Tuhan mampu melakukannya. Itulah arti Tuhan Allah berdaulat.
Yeremia 32:17 Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatanMu yang besar dan dengan lenganMu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untukMu!
Kejadian 18:14 Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.
"Perlu dicatat, meskipun kata "mustahil" tidak pernah ada dalam kamus Allah, tetapi Dia tidak bisa melakukan sesuatu yang bertentangan dengan sifat-sifatNya (Kasih, Suci, Adil dll.) sendiri. Dia tidak bisa melakukan sesuatu yang secara moral adalah salah.
Dengan kemahakuasaan-Nya (omnipotence). Dia menjamin bahwa segala sesuatu pasti akan berjalan sesuai kehendak-Nya, dilain pihak dengan kemahasucian-Nya (holiness) Dia memberikan garansi bahwa segala sesuatu yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan yang benar dan baik.
Ayub 36:5-6 Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apapun, Ia perkasa dalam kekuatan akal budi. (6) Ia tidak membiarkan orang fasik hidup, tetapi memberi keadilan kepada orang-orang sengsara;
Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Mungkin ada orang-orang Arminian yang percaya bahwa Allah berdaulat atas segala ciptaan-Nya, tetapi apakah mereka percaya bahwa kedaulatan Allah itu adalah kedaulatan yang mutlak? Apabila kita mengakui bahwa kedaulatan-Nya adalah mutlak maka kita tidak boleh membatasi kedaulatan itu, kita tidak boleh (bahkan tidak berhak) membantah atau mempertanyakan segala keputusan atau ketentuan-Nya.
Ayub 9:2-12, 19 Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah? (3) Jikalau ia ingin berpekara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya. (4) Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat? (5) Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murka-Nya; (6) yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang; (7) yang memberi perintahkepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai; (8) yang seorang diri membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut; (9) yang menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan; (10) yang melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak terduga, dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyaknya. (11) Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya, dan bila Ia lalu, aku tidak mengetahui. (12) Apabila Ia merampas, siapa akan menghalangi-Nya? Siapa akan menegur-Nya: Apa yang Kaulakukan? (19) Jika mengenai kekuatan tenaga, Dialah yang mempunyai! Jika mengenai keadilan siapa dapat menggugat Dia?
Ayub 11:10 Apabila Ia lewat, melakukan penangkapan, dan mengadakan pengadilan, siapa dapat menghalangi-Nya?
Sudah banyak ayat yang kita baca yang menyatakan dan mendukung tentang siapakah Allah yang maha berdaulat di atas segala sesuatu itu. Siapakah manusia yang dapat membantahnya atau tidak mengakuinya?
Namun satu hal yang perlu dicatat dan diingat juga yaitu meskipun sudah kita lihat bahwa kedaulatan Allah ini bersifat universal dan absolut, kedaulatan ini bukanlah suatu kedaulatan membuta tetapi adalah kedaulatan yang didasarkan pada kebijaksanaan, kesucian serta kasih-Nya. Adakah di antara kita yang lebih senang menyerahkan seluruh hidupnya kepada nasib, hukum alam atau kepada diri sendiri yang berpandangan sempit? Bukankah kita akan merasa lebih damai dan sukacita mengetahui bahwa nasib kita ada di tangan Allah yang maha bijaksana, suci, adil, kasih dan setia?
Mazmur 145:13 KerajaanMu ialah kerajaan segala abad, dan segala pemerintahanMu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataanNya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
Calvinisme sangat menekankan kedaulatan Allah. Orang yang menolak dan tidak melihat serta tidak menghormati atau tidak mengakui kedaulatan Allah adalah seorang yang tidak percaya atau tidak mengakui Allah sebagai Pencipta dan Rajanya. Alkitab menyatakan bahwa sikap yang benar terhadap kedaulatan Allah adalah mengakuinya. Perhatikan sikap Daud di dalam ayat berikut ini, apakah kita tidak meneladaninya?
1Tawarikh 29:11-14 Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. (12) Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari padaMu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya. (13) Sekarang, ya Allah kami, kami bersyukur kepadaMu dan memuji nama-Mu yang agung itu. (14) Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
SOLA GRACIA