Apa yang didapat oleh jemaat dengan mengetahui hal tersebut? Seberapa seringkah idealnya hal ini dikhotbahkan? Setahun sekali? Sebulan sekali?

Saya sendiri sudah pernah mendengar khotbah tentang hal ini sih, dan rasanya tidak perlu diulang-ulang terlalu sering.

tapi jujur, byk org kristen yg tidak mengetahui nama Allah. saya rasa itu menjadi penting sekali untuk 'mensosialisasikan' nama-Nya

Sepenting itukah? Harus memanggil nama Yahweh? Bukankah yang lebih penting adalah mengenal pribadi-Nya daripada sekedar memanggil nama "asli" Dia? Inget, Tuhan itu Roh, dia ga butuh nama asli-Nya disebut, karena yang Dia mau adalah agar kita mengenal pribadi Dia, kehendak hati Dia, bukan sekedar memanggil nama asli Dia, itu kan yang berkali-kali Dia bilang di Alkitab? Dari kitab Kejadian sampe Wahyu, yang Dia pinta cuma satu, kita mengenal pribadi Dia dan selalu mendekat kepada Dia.

Keputusan yang paling krusial dalam hidup ini yang kedua adalah memutuskan untuk menikah dan mengakhiri masa lajang, karena moment ini hanya satu kali seumur hidup dan tidak dapat terulang lagi. Bagaimana caranya kita mengetahui bahwa calon pasangan kita (mantan pacar) itu merupakan pasangan yang sudah Tuhan siapkan bagi kita?

Pastikan bahwa kalian memiliki fokus dan tujuan yang sama dalam Tuhan. Yang perlu dipertimbangkan dalam relationship adalah pemikiran (head to head), bukan perasaan (heart to heart). Karena sudah amat sangat sering terjadi, waktu pacaran keliatannya banyak kesamaan, tapi seudah nikah, "setan"-nya keluar semua. Jangan semudah itu menyatakan dia orang yang Tuhan sediakan untuk saya, karena kemungkinan itu suara sendiri, tapi diatas namakan suara Tuhan.

Hari-hari ini gereja saling berpacu untuk membangun sebuah gedung gereja yang notabene memiliki fasilitas yang dapat mamberikan kenyamanan pengunjung atau jemaatnya. Contoh: gedung gereja yang besar dan ber AC, tata panggung yang disertai ligthing luar biasa megahnya bak sebuah konser dsb.. Bukan hanya itu saja gereja hanya memikirkan perkembangan kuantitas saja tanpa memikirkan kualitas kerohanian setiap jemaatnya.
Bagaimana cara menyingkapi hal ini?
 

Uji motivasi mereka. Apa tujuan mereka masuk ke gereja. Untuk diberkati? Untuk diperhatikan oleh gembalanya? Atau untuk mencari tau isi hati Tuhan? Kalau di gereja saya, gembala meniadakan segala subsidi, persembahan kasih untuk para pelayan, menyatakan kepada jemaat baru bahwa di gereja ini mereka tidak akan mendapatkan berkat materi. Sehingga yang tetap tinggal adalah orang-orang yang motivasinya murni untuk mencari Tuhan. Kalaupun ternyata penyeleksian itu masih belum cukup, Tuhan singkapkan sendiri ke hadapan semua orang, siapa yang memiliki motivasi yang tidak benar.