Saya sebetulnya kelahiran Solo, tetapi baru sekitar 3 bulan ini tinggal kembali di kota Solo. Sepanjang 17 tahun terakhir saya berdomisili di Kota Bandung. Terasa agak aneh bagi saya, bahwa baru 3 bulan di kota ini saya sudah 3 kali dimaki pengendara sepeda motor, ketika saya berkayuh dengan sepeda onthel. Apakah karakter orang Solo (minimal para pengendara motor itu) mudah jemawa ketika berhadapan dengan pengayuh onthel? Bukan main! Seingat saya, ketika saya berkendara di Bandung, saya belum pernah dimaki orang "segarang" itu! Apakah pengendara kendaraan bermotor di Solo sulit mengalah kepada pejalan kaki dan pengayuh sepeda?
Karakteristik jalan-jalan di Solo relatif cukup lengang ketimbang di Bandung. Di sana kemacetan menyebar di mana-mana, maka pengendara harus sering mengurangi kecepatan dan mengalah kepada pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya. Sebaliknya, saya agak ngeri melihat berbagai kendaraan melaju kencang di Solo. Lebih-lebih, ya ulah pengendara sepeda motor garang itu! Mudah-mudahan situasi berlalu lintas di kota Solo dan di kota-kota lainnya akan menjadi lebih berbudaya dan manusiawi.