@ Donny, salam kenal dari saya.
Saya rasa pertanyaan-pertanyaan yang Donny miliki juga pernah terbersit dalam benak beberapa orang (bahkan mungkin setiap orang, baik Kristen maupun non-Kristen). Ada yang mencari jawabannya dan semakin teguh dalam Tuhan, ada juga yang semakin ragu dan mencari kebenaran lain yang palsu.
Saya membaca tulisan Donny selanjutnya bahwa pertanyaan nomor 1 sudah terjawab ya..
1. Iman, yg menjadi akar kekristenan.. bagaimana bila iman kita salah? Walaupun ada kata iman itu tidak pernah salah...
Iman di dalam Kristus adalah iman yang benar, yang didasarkan pada firman Tuhan yang adalah kebenaran sejati dan mutlak.
2. Bila kita ini umat Allah, mengapa sesama umat yang percaya Yesus sebagai Tuhan harus terpecah2 dan hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok. Seperti.. katolik, protestan, pentakosta dll.?
Adanya aliran yang beragam itu adalah ciptaan manusia. Di dalam Kristus, umat percaya adalah satu tubuh. Seandainya harus terpisah-pisah, itu bukan untuk saling menjatuhkan tetapi untuk saling melengkapi. Sebagaimana satu tubuh terdiri dari banyak anggota, tetapi semua berfungsi untuk kepentingan satu tubuh. Soal hanya mementingkan diri sendiri atau kelompok menjadi kenyataan yang sangat disayangkan. Seharusnya hal itu tidak terjadi. Itu karena ego manusia yang masih mengontrol dirinya.
3. Di dalam kehidupan kekristenan, khususnya di Indonesia. Seringkali tata pelayanan mengikutsertakan tradisi atau budaya suatu daerah tertentu, yang tak ayal juga masih ada yang bernuansa animisme dan dinamisme. Mengapa demikian?
Mungkin karena orang-orang Kristen tidak ingin menjadi syak atau batu sandungan. Semisal masih menggunakan tradisi atau budaya tertentu itu sebagai bentuk asimilasi. Orang Kristen harus memberikan dasar kekristenan yang benar.. dengan demikian, sedikit demi sedikit budaya yang mengikat dapat dilepaskan atau diluruskan sesuai ajaran kekristenan.
Namun, ini tidak berarti kekristenan setuju dengan budaya animisme dan dinamisme lho ya..
Begitu menurut saya.. semoga membantu.