Allah

Dari In-Christ Wiki, Wiki Kristen Indonesia
(Perbedaan antar revisi)
Langsung ke: navigasi, cari
(Allah)
k (Lihat pula)
 
Baris 7: Baris 7:
==Lihat pula==
==Lihat pula==
 +
* [[Topik Alkitab]]
*http://id.wikipedia.org/wiki/Allah
*http://id.wikipedia.org/wiki/Allah
*http://alkitab.sabda.org/lexicon.php?word=Allah
*http://alkitab.sabda.org/lexicon.php?word=Allah
[[Kategori:Istilah]]
[[Kategori:Istilah]]

Revisi terkini pada 07:22, 9 November 2010

Dalam Alkitab ada 'orang-orang *bodoh' yang tidak percaya kepada Allah (Mzm. 14:1), bukan berdasar pada pertimbangan argumen rasional, melainkan berdasar pada kehidupan mereka yang rusak dan egois. Karena itu, ateisme eksistensialis modern seperti Jean-Paul Sartre atau kaum positivis yang mempertahankan bahwa kita memiliki akses kepada pengetahuan hanya melalui pengetahuan empiris, tidak dikenal dalam PL, maupun dalam PB. Allah adalah yang ada dan akan ada (Kel. 3:14); kata kerja Ibraninya menunjukkan manifestasi kebiasaan. Inilah *penyataan pertama dalam sumber *E *Pentateukh mengenai nama ilahi. Hal ini menyiratkan bahwa Allah dapat dikenal hanya jika Ia menghadirkan diri kepada manusia, dan manusia menanggapinya. Allah dalam Alkitab dipahami sebagai yang omnipoten (berkuasa di mana-mana), omnisiens (serba mengetahui), dan benar-benar pencipta yang baik atas segala sesuatu yang ada. Seperti dalam agama-agama lain, diharapkan bahwa ketaatan kepada Allah akan membawa kesejahteraan personal dan nasional serta terhindar dari bencana. Ketaatan tersebut dilakukan dalam cara hidup yang telah ditentukan, seperti makan makanan tertentu, yang menimbulkan perasaan solidaritas. Dalam PL *Taurat berisi hukum ritual dan perilaku etis, dan itu semua dianggap langsung berasal dari Allah. Dengan demikian, bagi umat Israel, percaya kepada Allah berarti harus pula ambil bagian dalam kehidupan persekutuan dan upacara-upacaranya. Orang Ibrani tidak tiba pada *monoteismenya tanpa masa persiapan panjang -- dari suatu lingkungan politeistik, melalui *henoteisme (ketika Israel menyembah Allah yang esa, namun mengakui keberadaan ilah-ilah bangsa lain), hingga monoteisme etis. Perbedaan antara Yahweh dan ilah-ilah lain yang berawal pada abad ke-9 sM dipertajam oleh *Hosea pada abad ke8 sM. Pada abad ke-7 sM (Ul. 13:6-11) orang-orang Israel yang setia harus memberitahu sanak familinya yang menyembah ilah-ilah lain. Selama masa pembuangan, iman kepada Yahweh sebagai satu-satunya Allah, pencipta hal yang baik dan yang jahat, diterima oleh *Deutero Yesaya (Yes. 45:7). Yahweh diakui sebagai Pencipta seluruh alam semesta, namun juga sebagai keberadaan tertinggi, yang dengan ramah masuk ke dalam *perjanjian dengan umat-Nya. Gambaran-gambaran untuk melukiskan Allah adalah raja, bapa, dan *gembala: berjenis kelamin maskulin; namun dalam literatur yang lebih kemudian personifikasi *Hikmat sebagai penyataan Allah menunjukkan bahwa jenis kelamin feminin bukanlah hal yang asing bagi konsepsi PL tentang Allah -- karena kata Ibrani untuk 'Hikmat' berjenis kelamin feminin; dan aktivitas Allah kadang-kadang digambarkan dengan istilah-istilah khas perempuan (Yes. 66:13). Allah yang transenden adalah juga Allah yang berkenan merendahkan diri untuk diam di tengah umat-Nya. Orang Ibrani percaya bahwa 'Kemah Allah' adalah hadirat Allah di tengah-tengah mereka dan pada waktunya Allah diam di Bait-Nya. Allah dianggap sebagai Allah yang menuntut kebenaran dan keadilan, dan murkaNya akan ditimpakan kepada mereka yang tidak taat kepada-Nya. Namun, tidak benar bahwa Allah PL terutama adalah Allah yang menjatuhkan hukuman dan Allah yang mengerikan bagi orang-orang berdosa, sedangkan Allah PB terutama adalah Allah yang berbelas kasih dan pengampun. Kontras antara PL dan PB dilukiskan secara berlebihan oleh bidat *Marcion !!(+/- 150 M!!). Gereja Kristen selalu mempertahankan bahwa Allah Israel, Bapa Yesus, adalah Allah yang juga disembah oleh umat Kristen. Terdapat kontinuitas konsep. Namun, perubahan mendasar konsep alkitabiah tentang Allah adalah bahwa bagi umat Kristen tempat penyataan diri Allah yang utama sekarang adalah dalam diri Yesus Kristus (Mat. 1:23; Yoh. 14:9). Allah dalam PB tetaplah Allah PL, yang kudus dan transenden, namun dipercayai bahwa Yesus telah menunjukkan dalam kehidupan manusia bahwa pada dasarnya Allah adalah *kasih. Pengalaman umat Kristen lebih lanjut menyebabkan timbulnya doktrin *Trinitas, yang isyarat-isyaratnya sudah terdapat dalam PB (mis. Mat. 28:19). Bahasa Paulus tentang partisipasi orang beriman dalam *Roh Kudus (2Kor. 13:13) mungkin diuraikan oleh doktrin kemudian tentang Roh Kudus sebagai 'hypostasis' ('pribadi') yang berbeda dalam keberadaan Allah. Dalam Alkitab ada beberapa nama diberikan bagi Allah. Kata Ibrani El sering digunakan dalam bentuk jamak (plural) *Elohim. Ia dipertentangkan dengan berhala Baal dalam sejarah Deuteronomis dan dalam Hos. 2. 'Yahweh' terdapat hampir 6.000 kali dalam PL, namun dalam naskah *Masoretik (abad ke-6 M) vokal dari Adonai('Tuhanku') dimasukkan ke dalam nama Yahweh yang tak terkatakan itu, maka bahasa Inggrisnya menjadi Yehovah. Frasa Yahweh Sebaoth' (Tuhan bala tentara) dalam PL ditemukan 279 kali, paling sering dalam kitab nabi-nabi. Semula nama ini dihubungkan dengan 'pasukan perang', namun kemudian berarti tindakan Yahweh yang berkuasa mengatur alam semesta dan peruntungan manusia. PB tak pernah menyangkal kekudusan Allah (banyak ditekankan dalam PL), namun lebih suka menggunakan ungkapan yang menunjukkan kesetiaan (1Kor. 1:9), hikmat (Rm. 16:27), dan *kebenaran-Nya (Yoh. 3:33). Ia adalah Allah *perdamaian (1Tes. 5:23), *pengharapan (Rm. 15:13), dan di atas semua itu, *kasih (2Kor. 13:11, dan Yoh. 3:16; 1Yoh. 4:8). Konsep Alkitab tentang Allah sebagai yang mahakuasa (mis. Mat. 26:53), dan bahwa kemahakuasaan-Nya dapat campur tangan langsung dalam segala persoalan dunia ini, sekarang harus dimodifikasi dengan pengakuan bahwa ada keterbatasan yang dikenakan pada kemahakuasaan ilahi. Menurut pengakuan tersebut, perjalanan alam semesta dapat diperkirakan dan itulah dasar yang diperlukan bagi kebebasan dan tanggung jawab manusia. Kuasa Allah dapat dipahami dalam kasih-Nya yang menderita, pengosongan diri-Nya yang benar-benar memberi kekuatan kepada apa yang diciptakan-Nya; melebihi penciptanya. Allah benar-benar telah bertindak dalam dunia (seperti dipertahankan oleh Alkitab), namun arti yang lebih dalam bahwa Dia telah menciptakan suatu dunia yang beraturan, bertata nilai, dan berasionalitas -- yang dengannya kita dapat memahami gagasan tentang ketuhanan.

dari Kamus Browning

Referensi

Lihat pula

Peralatan pribadi