Kolose:Orang Somali di Somalia

Dari In-Christ Wiki, Wiki Kristen Indonesia
(Perbedaan antar revisi)
Langsung ke: navigasi, cari

Revisi per 10:30, 19 Mei 2010

  Sebanyak 10 juta orang Somali tinggal menyebar di sepanjang delapan
  negara wilayah timur laut Afrika, yang dijuluki "Tanduk Afrika", dan
  di Timur Tengah. Lebih dari 2 juta orang hidup di Ethiopia.

  Orang Somali menggunakan bahasa yang sama, menganut iman yang sama,
  dan memberikan warisan budaya yang merupakan suatu bagian penting
  dari gaya hidup mereka sebagai pengembara. Nama mereka diambil dari
  kata "so maal", yang secara literal berarti, "Carilah susu untuk
  dirimu sendiri!" yang adalah semacam ungkapan keramahtamahan.

  Orang-orang Somali pertama kali muncul di Tanduk Afrika sekitar
  tahun 1200, dan mulai menyebar ke Barat dan Selatan kira-kira 150
  tahun kemudian. Mereka menjadi pemeluk Islam sekitar tahun 1550,
  di bawah pengaruh para pedagang Arab yang telah menempati pesisir
  Somalia sekarang ini. Tahun 1650, mereka pindah ke Ethiopia.

  SEPERTI APA KEHIDUPAN MEREKA?

  Masyarakat Somali terbentuk dari keluarga inti, yang terdiri dari
  suami, istri, dan anak-anak. Ciri khas dari tiap keluarga adalah
  memiliki ternak domba atau kambing, yang dipelihara oleh para
  wanita dan gadis, dan beberapa lainnya memelihara unta. Ada juga
  yang memiliki unta-unta yang diternakkan dan diambil susunya.
  Semakin banyak unta yang dimiliki seseorang, semakin besar
  wibawanya. Laki-laki dan perempuan menikmati pekerjaan merawat
  unta-unta yang berharga itu.

  Orang-orang Somali menganggap diri mereka pejuang. Kadang-kadang,
  para pria meninggalkan para wanita dan menyerahkan tugas memelihara
  ternak kepada mereka, sehingga para pria mendapat kesempatan
  berlatih menjadi pejuang yang efektif. Mereka adalah orang-orang
  yang sangat individualis, terbagi-bagi dengan sangat jelas ke dalam
  klan-klan. Sering terjadi pertikaian antarklan yang mengakibatkan
  beberapa orang meninggal.

  Ada empat kelompok klan terbesar orang Somali. Dua terbesar adalah
  Somaal dan Sab. Somaal pada umumnya adalah penggembala yang
  mengembara. Sab biasanya menempati suatu komunitas dan tinggal
  sebagai petani atau perajin.

  Para pengembara tinggal di pondok-pondok yang bisa dibongkar pasang,
  yang terbuat dari ranting-ranting kayu yang ditutupi dengan tikar
  rumput. Para istri memiliki pondok sendiri. Pondok-pondok orang yang
  masih memiliki hubungan kekerabatan dibentuk melingkar dengan
  kandang ternak di tengah-tengahnya. Membuat rumah adalah tanggung
  jawab wanita. Pondok-pondok tersebut mudah dibongkar sehingga mereka
  bisa membawanya dengan dibebankan pada binatang dan berpindah
  bersama ternak mereka. Biasanya, hujan turun kurang dari 100 mm per
  tahun. Jadi, sering kali kehidupan orang Somali ditentukan oleh
  kemampuannya menemukan air. Makanan para pengembara biasanya hanya
  terdiri dari susu dan produk-produk susu. Saat ini makanan mereka di
  antaranya adalah jagung, nasi, daging, dan buah-buahan liar. Saat
  ini semakin banyak petani Somali tinggal secara menetap di pondok
  bulat yang tingginya 6 hingga 9 kaki. Mereka memiliki jenis makanan
  yang lebih bervariasi termasuk jagung, sorghum (semacam biji-
  bijian), cowpeas (sejenis kedelai), buncis, beras, telur, unggas,
  pisang, kurma, mangga, dan teh.

  Memiliki persediaan makanan yang melimpah merupakan suatu status
  bagi setiap klan. Setiap keluarga secara periodik mengadakan
  perjamuan makan untuk saudara-saudara dan teman-teman mereka. Wibawa
  keluarga ditentukan oleh seringnya mengadakan pesta, jumlah orang
  yang diundang, kualitas, serta jumlah makanan yang disediakan.

  Orang-orang Somali senang bercerita dan belajar sejarah melalui
  puisi mereka. Sering kali, mereka akan menyanyikan dongeng saat
  berjalan-jalan pada sore hari.

  Sebagian besar orang Somali mengenakan pakaian yang berwarna cerah
  yang menutup seluruh tubuh mereka menyerupai toga. Beberapa pria
  juga mengenakan rok pendek.

  APA KEPERCAYAAN MEREKA?

  Meskipun orang-orang Somali 99% adalah Muslim Shafi`i, banyak
  kepercayaan penyembahan berhala dan kepercayaan tradisional yang
  telah bercampur dengan praktik agama mereka. Mereka mencapai
  "ekstase" dengan menyanyi atau menggunakan narkotik. Di kota-kota,
  anak laki-laki mencuri makanan dan kemudian menjualnya untuk
  mencukupi kebiasaan mereka menggunakan obat-obat terlarang. Doa-doa
  standar Islam biasanya dihormati, namun para wanita Somali tidak
  pernah menggunakan kerudung seperti yang disyaratkan. Orang Somali
  secara rutin pergi ke "wadaad", pemuka agama, untuk mendapatkan
  berkat, jimat, dan nasihat atas masalah-masalah duniawi.

  Mereka percaya pada laki-laki tertinggi, "dewa langit". Mereka
  melakukan ritual meminta hujan, tidak makan daging babi atau ikan,
  dan mengorbankan binatang. Mereka juga melakukan ritual api unggun
  pada tahun baru surya. Mereka percaya pada kuasa roh dan pada roh
  yang tinggal di pohon-pohon, sumber-sumber air, dan puncak bukit.

  APA KEBUTUHAN MEREKA?

  Sangat sedikit anak-anak Somali yang bersekolah, dan lebih dari
  setengah orang dewasanya buta huruf. Ini tidaklah mengherankan
  karena mereka tidak memiliki sistem penulisan hingga tahun 1972.

  Kesempatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sangat terbatas di
  Ethiopia. Obat terlarang, kelaparan, dan perang telah menimbulkan
  berbagai masalah. Kekurangan gizi pun telah menyebabkan kematian
  ribuan orang Somali sejak tahun 1970-an.

  POKOK DOA

   1. Doakan agar orang Somali mendapat kesempatan mengenal Yesus
      Kristus, yang adalah Roti Hidup.

   2. Doakan orang-orang Kristen Somali yang sering dipandang rendah
      oleh orang-orang bangsa mereka sendiri.

   3. Minta pada Tuhan untuk menyentuh hati orang-orang Kristen di
      Ethiopia utara sehingga mereka mau membagikan kasih Tuhan kepada
      orang-orang Somali di provinsi-provinsi bagian selatan.

   4. Mintalah pada Tuhan untuk membangkitkan guru-guru Kristen yang
      akan bekerja bagi orang-orang Somali dan membagikan kasih
      Kristus kepada mereka.

   5. Berdoalah agar Tuhan membangkitkan tim doa dari berbagai tempat
      di penjuru dunia untuk berdoa syafaat bagi orang-orang
      Somali.

   6. Minta pada Tuhan untuk memberikan pertolongan dan kebijaksanaan
      kepada agen-agen misi yang menjadikan Somali sebagai tujuan
      pelayanan mereka.

   7. Doakan keefektifan film Yesus untuk memperkenalkan Kristus
      kepada mereka.

   8. Minta pada Tuhan untuk mengirim utusan-Nya menyebarkan Injil
      kepada orang-orang Somali melalui media apa pun, terutama radio
      dan televisi.

   9. Berdoa agar Tuhan menyatakan diri-Nya sendiri kepada mereka
      melalui mimpi-mimpi dan penglihatan.

  10. Mintalah Roh Kudus melembutkan hati mereka untuk mau menerima
      orang-orang Kristen sehingga mereka dapat mendengar Injil.

  11. Minta pada Tuhan untuk menguatkan gereja-gereja lokal yang ada
      di antara orang-orang Somali. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Joshua Project
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/peopctry.php?rop3=109392&rog3=SO
______________________________________________________________________
SUMBER MISI

AFRICA MISSION RESOURCE CENTRE (AMRC)
==>  www.africamissions.org

  Africa Mission Resource Centre (AMRC) -- Pusat Bahan-Bahan Misi
  Afrika -- bertujuan memberi informasi yang selengkap-lengkapnya
  tentang bagaimana melakukan pekerjaan misi di Afrika. Mulai dari
  info tentang budaya, riset-riset yang pernah dilakukan, hal-hal yang
  dipersiapkan untuk tinggal di tiap wilayah di Afrika, jaringan
  gereja-gereja, bahkan kontak untuk peralatan teknis yang diperlukan.
  Info-info penting ini memang tidak dari AMRC semata, banyak yang
  diperoleh dari jejaring yang mereka miliki. AMRC sadar sepenuhnya
  bahwa mereka tidak dapat melakukan segala-galanya sendiri bagi misi
  di Afrika; mereka hanya mencoba melakukan hal yang relevan,
  mengingat masih banyak sumber daya lain yang dibutuhkan untuk
  pekerjaan misi di Afrika.

______________________________________________________________________
KESAKSIAN MISI

                    DIKUATKAN OLEH PARA MALAIKAT

  Walau dia belum pernah berada di sana sebelumnya, Prajurit Ivan
  "Vanya" Moiseyev mengetahui apa yang menantinya di kantor sang
  Mayor. Para komunis tidak henti-hentinya memanggilnya ke kantor
  pusat untuk berbincang, berusaha untuk "mendidiknya ulang", untuk
  membuatnya mengingkari imannya kepada Allah.

  Saat itu waktu makan siang, matahari bersinar dengan cerah di langit
  yang biru dan salju pun terlihat berkilauan. Sambil berjalan di
  sepanjang trotoar yang bersalju, Moiseyev memuji Allah dalam
  kesendiriannya. Saat itu merupakan waktu untuk bernyanyi dan berdoa
  baginya.

  Pagi itu demikian cerah, awalnya Moiseyev tidak menyadarinya;
  tiba-tiba, seberkas sinar tertangkap oleh matanya. Sebuah bintang
  yang cerah mulai jatuh dari langit. Seperti sebuah komet, benda itu
  semakin mendekat dan menjadi semakin besar. Ia melihat ke atas dan
  melihat seorang malaikat di atasnya. Malaikat itu bercahaya dan
  penuh kekuatan. Hati Moiseyev dipenuhi dengan sukacita dan rasa
  takut. Malaikat itu tidak turun menyentuh bumi, tetapi
  melayang-layang sekitar 200 meter di atas tanah. Ia berjalan di atas
  Moiseyev, seolah-olah berjalan di jalan yang sama dengannya.
  Kemudian malaikat itu berbicara, "Ivan, pergilah. Jangan takut. Aku
  besertamu."

  Ivan tidak dapat berbicara, tapi sukacitanya bagaikan api di dalam
  hatinya. Entah bagaimana ia berhasil sampai ke kantor Mayor Gidenko
  dan mengetuk pintu kantor itu dengan perlahan. Mayor Gidenko, kepala
  dari Komite Instruksi Politik, menatap ke atas saat sang prajurit
  muda tersebut masuk. Ivan Moiseyev telah diinterogasi berulang-ulang
  oleh interogator lainnya dan belum pernah mundur dari imannya.
  Tetapi, Gidenko yakin bahwa dirinya dapat menyelesaikan persoalan
  ini.

  "Moiseyev, menurutku kamu tidak terlihat seperti murid yang bodoh.
  Mengapa kamu tidak mempelajari jawaban yang betul?" ia bertanya.

  "Kadang-kadang ada perbedaan antara jawaban yang betul dan jawaban
  yang benar," jawab Ivan. "Kadang-kadang Allah tidak memberi saya
  izin untuk memberikan jawaban yang `betul`."

  "Jadi, Allah berbicara kepadamu? Siapakah Allahmu itu?" Namun,
  segera setelah Gidenko menanyakan pertanyaan itu, ia menyesalinya.
  Ivan bersandar ke depan pada kursinya. Wajahnya bersinar dengan
  sukacita karena kesempatan yang terbuka untuk membagikan imannya.

  "Mayor, Ia adalah Pribadi yang menciptakan seluruh semesta. Ia amat
  mencintai manusia, dan Ia mengirimkan Putra-Nya ...."

  Gidenko menyela, "Ya, ya, aku tahu ajaran-ajaran Kristen. Tetapi
  apakah hubungannya dengan menjadi seorang prajurit? Apakah kamu
  tidak menyetujui pengajaran dari Tentara Merah yang hebat?"

  "Bukan, Mayor."

  "Tetapi kamu tidak menerima prinsip-prinsip ilmiah dari ateisme yang
  mendasari seluruh negara kita Soviet dan kekuatan militer dari
  angkatan bersenjata Soviet?"

  "Saya tidak dapat menerima apa yang jelas-jelas saya ketahui tidak
  benar. Segala yang lain dapat saya terima dengan senang hati."

  "Moiseyev, tidak ada seorang pun yang dapat membuktikan keberadaan
  Allah. Bahkan pastor dan pendeta juga menyetujui hal tersebut."

  "Mayor, mereka mungkin berbicara tentang mereka tidak mampu untuk
  membuktikan Allah, tapi tidak ada keraguan-raguan tentang mengenal
  Dia. Ia ada bersama saya saat ini, di dalam ruangan ini. Sebelum
  saya datang kemari, Ia mengirimkan seorang malaikat untuk menguatkan
  saya."

  Gidenko menatap dengan tajam pada Ivan. Pada akhirnya ia berbicara
  dengan lelah, "Aku minta maaf, Moiseyev, karena kamu tidak mau
  menggunakan akal sehatmu. Sifatmu yang keras kepala itu tidak akan
  mendatangkan apa pun bagimu kecuali ketidaknyamanan. Bagaimanapun,
  tahun demi tahun aku telah menemukan bahwa orang-orang sepertimu
  sering dapat disadarkan dengan sedikit disiplin."

  "Aku memerintahkanmu untuk berdiri di jalanan malam ini setelah
  ketukan dimainkan. Kamu akan berdiri di sana hingga kamu mau
  mempertimbangkan kembali omong kosong mengenai allah-allah yang
  dapat berbicara dan malaikat-malaikat ini."

  "Karena suhu udara tampaknya akan berada pada suhu minus 13 derajat,
  demi dirimu sendiri, aku harap kamu cepat-cepat setuju untuk
  bertindak secara masuk akal. Besok kita akan membuat rencana bersama
  untuk pendidikan ulangmu. Kamu boleh pergi."

  Gidenko mengharapkan Moiseyev untuk bimbang -- untuk
  mempertimbangkan kembali. Sebaliknya, ia menegakkan bahunya dan
  berjalan dengan perlahan menuju pintu.

  "Prajurit Moiseyev!"

  Saat si prajurit membalikkan badannya, Gidenko menyadari bahwa ia
  sedikit pucat. Maka ia telah memahami perintah tersebut!

  "Kamu akan melakukan instruksiku dengan baju seragam musim panas.
  Itu saja."

  Malam itu, saat terompet berbunyi, Ivan berjalan menuruni
  tangga-tangga barak menuju jalanan yang bersalju. Ia bergidik ketika
  terpaan angin sedingin es membakar telinganya dan membuat matanya
  berair. Seragam musim panasnya yang tipis tidak menolongnya dari
  hawa dingin yang menusuk. Ia melirik arlojinya. Satu menit lewat
  sepuluh.

  Malam ini, ia akan memiliki waktu yang panjang untuk berdoa! Tetapi
  untuk pertama kalinya sejak ia masuk ke dalam angkatan bersenjata
  Soviet, doa tidak datang dengan mudah. Ia khawatir. Mungkinkah ia
  berdiri di luar sini sepanjang malam? Bagaimana jika ia mati beku?
  Apakah mereka akan membiarkannya membeku hingga mati? Bagaimana jika
  ia menjadi demikian kedinginan hingga ia menyerah pada permintaan
  mereka?

  Pertanyaan-pertanyaan "bagaimana" tersebut membanjiri pikirannya dan
  membuatnya kepalanya berputar-putar. Ia tahu bahwa ia harus
  memikirkan sesuatu yang lain. Kemudian ia ingat akan malaikat yang
  mengunjunginya tadi pagi. Malaikat tersebut telah berkata,
  "Jangan takut. Aku besertamu!" Tiba-tiba ia menyadari bahwa
  kata-kata malaikat itu dimaksudkan untuk malam ini! Walaupun ia
  tidak lagi dapat melihatnya, Moiseyev mengetahui bahwa malaikat itu
  masih berada di sana bersamanya. Ia mulai berdoa dengan tekun.

  Ketika waktu menunjukkan pukul setengah satu, konsentrasinya
  terpecah karena derakan salju. Dibungkus dengan mantel tebal, topi,
  dan sepatu bot, 3 orang perwira perlahan-lahan berjalan menuju ke
  tempatnya.

  "Prajurit Moiseyev, apakah kamu telah mengubah pikiranmu? Apakah
  kamu sudah siap untuk masuk dan menghangatkan diri?"

  "Tidak, perwira kamerad. Betapapun saya ingin masuk dan pergi tidur,
  saya tidak dapat. Saya tidak akan pernah setuju untuk tinggal diam
  mengenai Allah."

  Bahkan dalam cahaya temaram Moiseyev dapat melihat para perwira
  tersebut keheranan dan kebingungan. Bagaimanakah ia sanggup menahan
  dingin yang seperti itu?

  "Apakah kamu berencana untuk berdiri di sini sepanjang malam?"

  "Saya tidak dapat melihat kemungkinan pilihan yang lain, dan Allah
  sedang membantu saya." Ivan memeriksa tangannya -- mereka dingin,
  tapi tidak terlalu dingin. Ia masih dapat menggerakkan jari-jari
  kakinya dengan mudah. Itu merupakan sebuah keajaiban! Ia melihat
  pada para perwira dan dapat melihat bahwa bahkan dengan
  mantel-mantel mereka, mereka sudah gemetar karena rasa dingin.
  Mereka menghentak-hentakkan kaki mereka dan menepuk-nepukkan tangan
  mereka, tidak sabar untuk kembali ke barak mereka yang hangat.

  "Kamu akan merasa berbeda 1 jam lagi," sang perwira senior bergumam
  saat mereka dengan cepat berpaling kembali.

  Ivan melanjutkan untuk berdoa bagi semua orang percaya yang ia
  kenal. Ia menyanyikan kidung-kidung Natal. Ia berdoa bagi setiap
  perwira yang ia kenal dan yang ia ketahui. Ia berseru kepada Allah
  atas nama orang-orang dalam baraknya. Perlahan-lahan pikirannya
  tampak seperti melayang-layang ke suatu tempat di luar kepalanya.
  Namun seberapa keras pun ia berusaha, doa menghindarinya.

  Ivan sedang tertidur sambil berdiri ketika pada pukul tiga pagi,
  sang perwira senior yang sedang bertugas jaga membangunkannya dan
  membiarkannya kembali ke baraknya.

  Untuk 12 malam berikutnya, Ivan terus berdiri di jalanan di luar
  baraknya. Ajaibnya, ia tidak membeku; ia juga tidak meminta belas
  kasihan. Ivan terus berbicara mengenai imannya kepada rekan-rekan
  dan perwiranya. Ia menyanyikan pujian bagi kemuliaan Yesus Kristus
  dalam baraknya, walaupun hal tersebut dilarang dengan keras. Kepada
  mereka yang mengancamnya, ia membalas, "Seekor burung yang diancam
  dengan kematian karena bernyanyi akan terus bernyanyi. Ia tidak
  dapat meninggalkan sifat alaminya. Demikian juga dengan kami orang
  Kristen."

  Prajurit-prajurit yang ada di sekelilingnya bertobat, terkesan
  dengan imannya yang sungguh-sungguh.

  Komandan-komandannya terus menginterogasinya, berusaha untuk
  membuatnya menyangkal Yesus. Mereka memasukkannya ke dalam sel yang
  diberi pendingin. Mereka memakaikannya baju khusus dari karet, yang
  ke dalamnya mereka memompakan udara hingga dadanya demikian sesak
  sehingga ia nyaris tidak dapat bernafas.

  Pada usia 20 tahun, Ivan tahu bawa para komunis akan membunuhnya.
  Pada 11 Juli 1972, ia menulis kepada orang tuanya, "Kalian tidak
  akan melihatku kembali." Ia kemudian menggambarkan penglihatan
  malaikat-malaikat dan surga yang telah Allah kirim untuk
  menguatkannya pada pencobaannya yang terakhir.

  Beberapa hari kemudian, tubuhnya dikembalikan kepada keluarganya.
  Tubuhnya menunjukkan bahwa ia telah ditikam enam kali di sekeliling
  jantung. Ia memiliki luka-luka pada kepalanya dan di sekitar
  mulutnya. Terdapat tanda-tanda pukulan di sekujur tubuhnya. Kemudian
  ia ditenggelamkan.

  Kolonel Malsin, komandannya, mengatakan, "Moiseyev meninggal dengan
  sulit. Ia bertarung dengan kematian, tapi ia mati sebagai orang
  Kristen."

  Ayah dari pahlawan Kristen ini menulis kepada kami, "Kiranya bunga
  hidup ini, yang memberikan wanginya pada kayu salib, dapat menjadi
  teladan bagi semua orang muda yang beriman. Semoga mereka mencintai
  Kristus sebagaimana anak kami telah mencintai Dia."

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buku: Jesus Freaks
  Penyusun: Toby McKeehan dan Mark Heimermann
  Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 1995
  Halaman: 32 -- 37
Peralatan pribadi