Dari In-Christ Wiki, Wiki Kristen Indonesia
Yesus memiliki banyak hal untuk disampaikan perihal anak muda.
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan
menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga." (Matius 18:3)
"Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia
menyambut Aku." (Markus 9:37)
"Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu
menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah
yang empunya Kerajaan Allah." (Lukas 18:16)
Ayat-ayat di atas mewakili perasaan Tuhan terhadap anak muda.
Anak-anak dilahirkan seutuhnya tanpa maksud jahat, belum tercemar
oleh sinisme, dan mereka telah menjadi rusak tanpa memahaminya.
Mereka merupakan tolok ukur masyarakat. Mereka menyingkapkan maksud
jahat yang ada di dalam pikiran orang dewasa dan mendorong kita
untuk memeriksa alasan dan perbuatan kita. Ketika dilecehkan, mereka
menyerap esensi kejahatan ke dalam diri mereka sendiri; ketika
ditinggalkan, mereka menjadi gambaran dunia yang sudah mati. Inilah
gambaran anak muda masa kini:
1. Sebanyak 500 juta anak tidur tanpa atap dan tanpa makanan yang
cukup di perut mereka.
2. Ada 100 juta anak tidak memiliki keluarga. Mereka hidup di
jalanan dan saat menginjak umur 8 tahun mereka sudah belajar
bagaimana mempertahankan hidup. Beberapa di antaranya akan mahir
dalam merampok dan membunuh sebelum anak-anak lain bisa menulis
nama mereka.
3. Beberapa juta anak terpaksa menjerumuskan diri ke dalam
prostitusi saat mereka masih remaja, melayani para pria dan
wanita dewasa dari Bombay sampai ke Brazil, dari Los Angeles
sampai ke Laos. Berjuta-juta industri pornografi anak memperburuk
keadaan ini.
4. Lebih dari setengah anak muda di dunia ini belum bisa membaca.
5. Beberapa juta anak tidak akan pernah dapat menggunakan pikiran
mereka selayaknya orang dewasa karena kekurangan gizi sejak usia
5 tahun yang mengakibatkan kerusakan otak yang sulit dipulihkan.
6. Beberapa juta anak lainnya tidak akan pernah menggunakan pikiran
seperti orang dewasa karena pemakaian narkoba telah merusak
kemampuan mereka untuk berpikir.
Bagaimana peran gereja terhadap remaja sekarang ini? Gereja semakin
lama semakin tidak relevan dengan generasi saat ini. Terjadi
kesenjangan yang cukup lebar antara generasi saat ini dan generasi
tahun 60-an dan gereja belum melihat hal tersebut dengan jelas. Kita
perlu mencari cara untuk menjembatani kesenjangan ini karena masa
depan dunia serta gereja berada di pundak mereka. Namun, upaya-upaya
gereja untuk memahami anak muda nampaknya sangat kurang dan tidak
pada tempatnya. Rasul Yakobus mengatakan bahwa ibadah yang murni
dilihat dari kepedulian kita terhadap anak yatim piatu dan para
janda (Yakobus 1:27). Banyak budaya anak muda sekarang yang secara
efektif menjadi yatim piatu karena dunia. Inilah saatnya bagi gereja
untuk mengasuh dan ikut merasakan kepedihan yang mereka rasakan,
seolah-olah mereka adalah darah daging kita sendiri.
Menyeberangi Perbedaan Budaya
Jika seseorang ingin terlibat dalam pelayanan anak muda, mereka
harus paham betul dunia anak muda. Mereka harus tahu bagaimana
menggunakan musik, media, dan humor supaya penginjilan menjadi
relevan bagi anak muda. Mereka harus berani menggabungkan cara-cara
baru dalam mengekspresikan diri, serta menolerir tingkah laku anak
muda yang dianggap aneh. Selain itu, anak muda harus dilibatkan
untuk peduli terhadap orang-orang yang tidak termasuk komunitas
mereka. Seperti ungkapan seorang hamba Tuhan, "Anda tidak boleh
membiarkan anak-anak memandang kekristenan semata-mata hanyalah
suatu doktrin. Doktrin akan membinasakan mereka. Mereka harus
memahami bahwa Yesus tidak mengharuskan kita menjadi orang Kristen
seperti orang tua kita. Mereka harus menemukan Yesus di lingkungan
mereka sendiri." Saat kita tidak bisa memahami dunia mereka, ini
sama artinya kita menciptakan kesenjangan budaya yang semakin lebar
antara gereja dengan anak-anak muda. Berikut merupakan beberapa
langkah yang dapat Anda lakukan untuk memahami keinginan anak muda:
1. Dengarkanlah musik-musik anak muda. Akrabkan diri dengan musik
mereka agar Anda bisa mengikuti jenis musik semacam itu. Cobalah
untuk mengerti aspirasi yang disampaikan melalui media itu.
2. Bacalah majalah-majalah anak muda. Pergilah ke perpustakaan di
kota Anda kemudian tanyakanlah contoh majalah yang paling populer
di kalangan anak muda. Berhentilah di rak majalah untuk mengikuti
apa yang dibaca anak muda.
3. Tontonlah acara-acara televisi malam yang "aneh" yang sangat
populer di kalangan generasi muda.
4. Bacalah beberapa buku petunjuk yang akan menolong Anda
menyesuaikan diri dengan anak-anak muda ini. Buku berjudul
"Thirteenth Gen" yang ditulis oleh Neil Howe dan William Strauss
(Vintage Books, 1993) bisa jadi awal yang tepat.
5. Pahamilah bahwa anak muda zaman sekarang biasanya tidak terkesan
dengan program-program yang kita tawarkan. Institusi dan
kepengurusan tidak penting bagi mereka. Mereka memberi nilai
tinggi pada hubungan.
Bawalah Anak Muda Anda Menuju ke Budaya yang Berbeda
Ritual keagamaan yang mengikat bagaikan sebuah penjara bagi anak
muda yang suka dan ingin mencoba hal-hal baru. Hal ini menyebabkan
anak-anak muda berani menentang, bahkan meninggalkan gereja. Agar
hal ini tidak terjadi, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan.
Salah satunya Anda dapat merencanakan kegiatan perjalanan lintas
budaya untuk anak muda di gereja Anda. Berikut ini beberapa
kemungkinan yang dapat Anda jajaki:
1. Youth With a Mission (YWAM) (Anak Muda Dengan Sebuah Misi)
memiliki program "Small Half" (Separuh Kecil) yang melibatkan
anak-anak yang berusia 7 dan 8 tahun. Program ini biasanya
berlangsung selama sebulan pada musim panas. Kegiatan ini
mencakup pembelajaran Alkitab, doa, dan pelatihan bermusik. YWAM
pun mengajak anak-anak untuk tampil di negara lain.
2. Jalinlah hubungan dengan Teen Missions (Misi [Untuk] Anak Muda)
di Florida. Mereka memiliki program yang sangat bagus untuk siswa
SMP dan SMU, mulai dari bekerja selama musim panas, bersenang-
senang, dan pengenalan budaya. Program ini juga memasukkan
komponen dasar pemuridan. Minggu pertama dibagi dengan 2000 anak
muda lainnya, yang datang dengan tujuan yang sama. Semangat dari
para anak muda yang ada dalam satu tempat, yang semuanya
memfokuskan diri pada Yesus, merupakan hal yang luar biasa dan
sangat menginspirasi semua yang hadir.
3. Bergabunglah dengan Short-Term Evangelical Ministries (STEM) --
(Pelayanan Penginjilan Jangka Pendek) yang khusus menangani
perjalanan anak muda dan mahasiswa yang berlangsung selama 1 atau
2 minggu. Perjalanan mereka bisa disesuaikan untuk memperkuat tim
Anda, biayanya pun terjangkau. Semua program tersebut
diselenggarakan di Karibia.
4. Dengan bantuan Evangelical Association for the Promotion of
Education (EAPE) (Asosiasi Injili Untuk Mempromosikan
Pendidikan), Anda bisa bergabung dengan 300 mahasiswa lain dalam
satu kota, melakukan penginjilan lintas budaya, dan mengikuti
program pemuridan.
5. Rencanakan perjalanan Anda. Mintalah gereja Anda untuk
menghubungi negara lain atau daerah di sekitar Anda. Padukan
antara cara bersenang-senang yang sehat dan bekerja.
Jangkaulah Anak-anak Muda yang Bermasalah
Banyak anak muda di sekitar kita yang kelihatannya tidak memiliki
harapan. Mereka sudah terlanjur memiliki kebiasaan menggunakan
obat-obatan terlarang, suka membolos sekolah, seks bebas (aktif
dalam hubungan seksual), dan tidak begitu terlibat dengan gereja.
Menjangkau anak muda bukan tantangan yang kecil. Sejumlah program
yang ditargetkan untuk anak muda (Pramuka, Big Brothers-Big Sister,
YMCA, YWCA, Pioneer Girls, Boys Brigade, AWANA, Boys and Girls Club,
dan National Youth Sports), bukan merupakan program-program untuk
menggantikan kebaikan, kesabaran, dan ketulusan cinta orang tua
terhadap anak-anak mereka. Namun, program-program tersebut
setidaknya bisa menambah pengarahan dan dukungan yang tidak mereka
dapatkan di rumah. Berikut adalah beberapa cara agar gereja bisa
menjangkau anak muda yang bermasalah:
1. Jalinlah kerja sama yang baik dengan gereja lain dan libatkan
para pemimpin dan orang tua yang merasakan bahwa hal ini adalah
panggilan Tuhan dalam hidup mereka. Usaha-usaha ini harus
disertai dengan doa yang terus-menerus dan kesatuan hati dari
beberapa kelompok yang melayani bersama-sama.
2. Bergabunglah dalam kegiatan yang sudah ada. Jika di kota Anda
memiliki kegiatan pemuda yang kokoh, ikutlah terlibat di dalamnya
dan dukunglah kegiatan itu. Hal ini tidak hanya menghindari
pelipatgandaan yang tidak perlu tapi menjadi sumber pelayanan
yang baik dan memberi kesempatan untuk membangun jembatan dengan
orang lain yang memiliki kesamaan ide dan yang mungkin berbeda
iman. Sangat baik bagi mereka untuk melihat bahwa orang Kristen
memiliki perhatian dan keinginan yang sama untuk membantu.
3. Bergabunglah dengan program Drug Abuse Resistance Education
(DARE) (Pendidikan Penanggulangan Penyalahgunaan Obat Terlarang)
setempat. Program ini dapat membantu anak muda berhati-hati
terhadap penyalahgunaan narkoba, sama seperti kelompok-kelompok
pecinta lingkungan yang menanamkan kepada anak-anak kepedulian
yang mendalam terhadap alam. Apabila di kota Anda belum ada
program semacam ini, cobalah untuk mengaplikasikannya di gereja
Anda.
4. Berikan bantuan bagi anak-anak yang berjuang di sekolah. Temuilah
pengurus sekolah dan guru lokal untuk mempelajari mengapa
beberapa anak muda tidak dapat mengikuti kurikulum sekolah.
Tanyakanlah kepada mereka tentang cara terbaik untuk membantu
anak-anak ini mengatasi kesulitannya, misalnya, menyediakan guru
sukarelawan dari jemaat Anda atau adakanlah kelompok belajar
matematika seusai sekolah atau klub membaca. Karena beberapa
orang tua ragu-ragu untuk menyerahkan anak-anak mereka ke gereja,
maka carilah lokasi yang netral untuk melakukan kegiatan ini.
5. Tinjaulah lingkungan sekitar Anda untuk mengetahui apakah di
daerah tersebut membutuhkan program kelompok belajar. Jutaan anak
setiap sore hari pulang sekolah ke rumah yang tanpa orang tua
ataupun bentuk pengawasan lainnya. Kenyataan ekonomi memaksa
mereka pada pilihan sulit; orang tua seharusnya ada di rumah
bersama anak-anak mereka, tetapi faktanya mereka harus bekerja
keras untuk mencukupi biaya hidup. Kebanyakan orang tua pasti
sangat senang jika gereja lokal mengadakan kegiatan belajar
kelompok seusai sekolah pada sore hari untuk anak-anak sampai
ayah dan ibu mereka pulang. Kegiatan semacam ini tidak hanya
membangun persahabatan di antara jemaat tapi juga membantu untuk
mencegah anak-anak agar tidak terlibat dalam perbuatan yang tidak
baik.
6. Lakukanlah kegiatan olahraga. Beberapa gereja mengakui bahwa
kegiatan semacam ini bisa menarik banyak anak muda. Kegiatan ini
tidak membutuhkan banyak peralatan ataupun pengaturan -- bermain
basket dan hula hop cukup bagus. Mintalah agar anggota jemaat
Anda yang sudah dewasa atau mahasiswa untuk mengawasi, melatih,
atau menjadi wasit. Meneliti lingkungan sekitar Anda juga dapat
membantu menemukan banyaknya atlet yang sedang naik daun yang
mencari lomba ketangkasan fisik yang baik.
Adakan Seminar Pemimpin Muda
Salah satu cara untuk mendapatkan "bantuan" yang Anda perlukan dalam
melayani anak muda adalah dengan cara mengundang serang pemimpin
muda untuk menjadi pembicara dalam sebuah seminar. Adakanlah seminar
sehari atau seminar pada akhir pekan untuk melatih para pelayan muda
di gereja-gereja sekitar Anda. Kegiatan ini dapat memberikan
keuntungan bagi Anda. Pertama, kegiatan tersebut akan bisa
memperlengkapi para pelayan muda Anda sendiri. Kedua, Anda bisa
mengumpulkan pemimpin lokal yang dapat diajak bertukar pikiran dan
memberi dukungan. Ketiga, Anda bisa membuat dasar jaringan pelayanan
pada masa yang akan datang dengan gereja-gereja di daerah tersebut.
Keempat, Anda juga bisa mengajak ahli tersebut untuk tinggal pada
hari berikutnya untuk secara khusus berbicara dengan pengurus kaum
muda Anda.
Berikan kepada Anak Muda
Bagaimana awalnya seorang anak muda belajar tentang pelayanan di
gereja? Pada umumnya, setiap anak muda memiliki kemauan untuk
belajar. Berikut merupakan beberapa saran yang dapat Anda lakukan.
Pertama, ajaklah pemimpin pemuda dan guru sekolah minggu Anda untuk
berkumpul bersama dan membicarakan tentang ide ini. Kedua, pimpinlah
suatu acara untuk menggali ide kreatif yang bisa mendorong anak muda
untuk memberi. Ketiga, pertimbangkanlah berbagai bentuk pelayanan
untuk anak jalanan yang diperoleh dari imajinasi kaum muda di gereja
Anda. Tentu saja, Anda pun akan perlu mencari berbagai ide untuk
menyatukan berbagai kelompok usia. Pikirkanlah ide-ide dengan
lingkup lokal dan non-lokal. Akan sangat menyenangkan bila mereka
bisa mendapatkan pengalaman langsung yang bisa membuat mereka merasa
kebutuhan tersebut semakin berarti bagi mereka.
Sebarkan Visi kepada Anak Muda
Setiap tahun sisipkan hari pemuda di kalender gereja Anda. Berikut
ini beberapa hal yang bisa dimasukkan.
1. Sampaikan khotbah dan pelajaran pengajaran yang berfokus pada
kaum muda. Anda bisa menggunakan berbagai pendekatan dari Alkitab
seperti cerita tentang bagaimana Allah berkarya melalui
anak-anak, pengajaran Yesus tentang anak kecil, serta beberapa
contoh tentang iman anak-anak.
2. Libatkan kaum muda dalam ibadah. Mungkin ada beberapa orang yang
bisa menceritakan tentang perjalanan pelayanannya atau pengalaman
penjangkauan mereka. Mereka yang berbakat dalam musik atau drama
boleh ditampilkan. Anda bahkan bisa memberikan waktu 10 menit
kepada seorang pemuda untuk menyampaikan khotbah di mimbar.
3. Jika Anda menerapkan rencana khusus pelayanan kaum muda, minggu
ini bisa menjadi kesempatan yang baik untuk melaporkan ke mana
uang akan disalurkan dan untuk mendoakan pelayanan tersebut.
Undanglah perwakilan dari masing-masing kelompok umur untuk
memimpin doa bagi pelayanan yang telah mereka dukung.
4. Buatlah buletin sisipan yang menggambarkan kondisi mengerikan
anak muda di seluruh dunia. Sertakan tips praktis tentang "Apa
yang dapat Anda lakukan melihat hal ini".
5. Coba adakan seminar khusus kaum muda pada hari Sabtu atau Minggu
sore bagi mereka yang ingin tahu lebih jauh tentang pelayanan
ini. Ini bisa menjadi kesempatan untuk mendukung Seminar Pemimpin
Muda yang telah disebutkan di awal dan mengadakan konser kaum
muda. (t/Setya)
Diterjemahkan dan diringkas dari:
Judul buku: 101 Ways Your Church Can Change the World
Judul asli artikel: Youth: Bridging the Cultural Gap
Penulis: Tony Campolo dan Gordon Aeschliman
Penerbit: Regal Books, California 1993
Halaman: 50 -- 62