Setiap saya bertandang ke Gramedia, melihat banyaknya buku dari banyak penulis, saya selalu tertantang: “Masa sih, saya tidak bisa jadi salah satu dari mereka, saya pasti bisa!” Akan tetapi, tak lama setelah itu, keyakinan itu “ciut” seiring dengan pertanyaan yang muncul dalam benak, “Tapi mau nulis apa?”
Namun saya bersyukur kemarin saya ditugasi kantor untuk men-sharing-kan sebuah buku. Karena saya ada di divisi publikasi, maka saya memilih buku yang mengangkat topik penulisan. Jadilah saya lahap buku berjudul “Pengalaman Menulis Buku Nonfiksi” karya Wishnubroto Widarso.
Secara keseluruhan, buku ini hanya memuat alasan mengapa sang penulis menulis dan pengalaman-pengalamannya menulis buku nonfiksi hingga diterbitkan. Namun, setelah dianalisa, ternyata ada beberapa pelajaran yang dapat diambil, terutama tentang prasyarat menjadi penulis. Nah, itulah yang ingin saya bagi kepada Anda semua.
Pada dasarnya, hanya ada dua prasyarat menjadi seorang penulis. Prasyarat yang pertama adalah pengetahuan. Semua orang memiliki pengetahuan (meski relatif), dan karena itu semua orang dapat menulis. Jangan merasa pengetahuan kita “cetek” dan karenanya tidak pantas dituliskan. Ingat, “di atas langit masih ada langit”. Kalau pun kita di bawah langit, kita pasti ada di atas langit lain. Tulis untuk langit yang ada di bawah kita. Penulis memposisikan dirinya sebagai mesin penggiling padi. Setiap ada gabah yang masuk, pasti ada beras yang keluar. Setiap ada pengetahuan baru, harusnya ada pengetahuan untuk dikeluarkan dalam bentuk tulisan.
Sedang, prasyarat yang kedua adalah mau berbagi. Prasyarat ini sifatnya mendukung prasyarat yang pertama. Pengetahuan saja tidak cukup untuk seseorang dapat menulis, jika seseorang tidak mau membaginya. Seorang penulis harus memiliki keinginan untuk membagi pengetahuan yang ia miliki kepada sesama. Layaknya seorang dermawan yang membagikan hartanya kepada mereka yang membutuhkan, begitu jugalah seharusnya seorang penulis membagikan informasi yang ia miliki kepada orang lain yang membutuhkan.
Dua itu saja modalnya. Sebenarnya ada juga beberapa pelajaran lain dari buku ini, namun hal itu terkait dengan pencarian gagasan. Mungkin akan saya tulis lain kali.
Terus terang, karena “ditugasi” kantor, saya yakin semangat saya yang terbakar setiap saya berkunjung ke Gramedia tidak akan “ciut” lagi. Saya punya pengetahuan, dan saya pasti bisa menulis. Anda punya pengetahuan, dan Anda pasti bisa menulis. Kita punya pengetahuan, dan kita pasti bisa menulis. Cuma tinggal mau berbagi atau tidak.