UNCONDITIONAL ELECTION (BAG. 4)

Unconditional Election (Bag. 4)

Ayat-ayat yang Berhubungan Dengan Election dan Reprobation

Roma 9:10-16
Argumen
Kalvinis: Lihat dalam perikop ini Allah mengasihi Yakub dan membenci
Esau sebelum mereka lahir. Allah sudah menetapkan Yakub untuk selamat
dan Esau untuk kebinasaan sejak dalam kekekalan. Karena Allah
menetapkan Yakub selamat, maka secara otomatis Esau ditolak atau tidak
dipilih oleh Allah.

Argumen Alkitabiah: Ini (penafsiran
Kalvinis) adalah penafsiran yang sangat buruk. Kita harus melihat
konteks Roma 9:1-10 agar jelas makna ayat 10-16. Dari konteks ini
didapati beberapa hal:

1. Roma Pasal 9-11 merupakan suatu kesesatuan yang berbicara mengenai Israel sebagai bangsa pilihan.
2. Awal pasal 9, terlihat jelas bahwa Paulus memiliki beban besar untuk bangsa Israel agar mereka diselamatkan (Roma 10:1-3). Ini membuktikan, bahwa Paulus tidak percaya akan penetapan Allah seperti yang dipercayai Kalvinis (election and reprobation).
Di mana ada yang ditetapkan masuk Surga dan ditetapkan masuk Neraka.
Timbul pertanyaan, untuk apa Paulus terbeban kalau toh pada ujungnya
orang itu tidak diselamatkan karena sudah ditentukan. Tetapi Paulus
sangat terbeban agar bangsa Israel diselamatkan . untuk apa Paulus
berdoa mati-matian untuk Israel, sementara Allah telah menetapkan
mereka sejak kekekalan untuk binasa. Pasal 9-11 justru membantah konsep
Kalvinis

3. Roma 9:10-16 adalah pemilihan jalur Mesias
(Roma 9:5). Roma 9:6-9 sekalipun mereka (Israel) menurunkan Mesias,
tetapi tidak semua mereka akan menjadi nenek moyang Mesias secara
daging. Kata “bukan hanya itu saja” menyambung ayat 10-18. jadi ayat
11-18 tidak lepas dari ayat 1-10. ini adalah bukti bahwa pasal ini
tidak menceriterakan mengenai keselamatan yang sudah Allah tentukan
dari semula, tetapi ini adalah jalur Mesias. Masih dalam Roma 9:12 bila
dibandingkan dengan PL Yakub dan Esau bukanlah pemilihan secara
individu, tetapi suatu bangsa. Jadi ayat ini tidak berbicara mengenai
individu, tetapi representatif suatu bangsa. Yakub mewakili bangsa
Israel dan Esau mewakili bangsa Edom. Dalam Kejadian 25:23 “Dua bangsa
ada dalam rahimmu dan suku bangsa yang akan muncul. Ini semakin jelas
bahwa ini bicara suatu bangsa yang akan muncul. Bila secara pribadi
(individu) Yakub malah menjadi hamba Esau, dan selama hidup Esau tidak
pernah menjadi hamba Yakub. Ini membuktikan ayat-ayat ini menjelaskan
atau mengacu kepada suatu bangsa. Yakub akan menjadi lebih kuat (tuan)
dan Esau (Edom) lebih lemah (hamba). Jadi perikop ini sama sekali tidak
berbicara keselamatan Yakub dan kebinasaan Esau.

4.
Roma 9:13 bukan mendahului 9:11. Perkataan ini dikutip dari Maleakhi
1:2-3. Dan perlu diperhatikan, perkataan ini keluar bukan sejak dalam
kandungan tetapi setelah mereka menjadi bangsa. Dalam kacamata
Kalvinis, mereka akan mengatakan bahwa ini membuktikan pemilihan secara
semena-mena atau tutup mata (secara acak). Padahal ada pemilihan yang
tidak acak dan itu bukan berdasarkan perbuatan, yaitu IMAN. Menurut
Kalvinisme ketika seseorang merespon firman Allah dan mengimaninya,
maka itu dianggap perbuatan. Itu sesuai dengan konsep mereka, bahwa
iman itu bukan timbul dari pendengaran akan firman Allah, tetapi iman
itu Allah taruh di hati orang-orang pilihan. Konsekuensi dari Allah
yang menaruh iman kepada seseorang baru ia percaya adalah manusia masuk
nereka karena Allah tidak memberi iman kepadanya. Ingat Roma 4:2-5,
ketika kita menerima hadiah, itu bukanlah hasil pekerjaan kita, tetapi
itu adalah murni pemberian. Dan manusia dituntut untuk percaya
(beriman) kepada Tuhan.

Tidak cukup sampai di situ saja,
Kalvinis akan mengutip Roma 9:15 dan mengatakan bahwa Allah bebas
menaruh belas kasihan kepada siapa saja.

Memang
benar Allah bebas menaruh belas kasihan kepada siapa Ia menaruh belas
kasihan. Ayat ini tidak salah, tetapi Allah cukup jelas kepada siapa Ia
bermurah hati. Allah membuat syarat “Aku bermurah hati kepada siapa
yang percaya dan beriman kepada Kristus” Allah menentukan syarat untuk
memperoleh anugerah dariNya.

Tidak tergantung kepada
kehendak orang. Ya! Kita tidak bisa berkehendak “sesuka hati menentukan
bagaimana supaya kita selamat” Bila Allah menghendaki cara A untuk
menyelamatkan manusia, maka manusia tidak berhak menentukan atau
memilih di luar cara Allah dan bila itu dilakukan manusia, maka ia
menyalahi aturan Tuhan. Allah dalam
kehendakNya menyatakan bahwa keselamatan hanya diperoleh ketika kita
percaya dan menerima Tuhan sebagai juruselamat kita.

Roma 9:17-18,
ayat ini sering Kalvinis pakai bahwa Firaun salah satu contoh yang
Allah tentukan untuk binasa. Tetapi jika perhatikan, sama sekali tidak
ada perkataan yang mengindikasikan reprobasi.

Beralih ke masalah mengeraskan hati, harusnya timbul pertanyaan, “Mengapa
Allah mengeraskan hati Firaun?” Jika kita membaca dalam Keluaran 3:19
“Allah tahu Firaun tidak akan membiarkan Israel pergi begitu saja” Kel
5:2 “tetapi Firaun berkata; Siapakah Tuhan itu sehingga harus
kudengarkan firmanNya untuk membiarkan Israel pergi? Tidak kenal aku
Tuhan itu dan tidak juga akan aku membiarkan bangsa Israel pergi” Dalam
Keluaran 4:21b “tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia tidak
akan membiarkan bangsa itu pergi” Sangat jelas di dalam hati Firaun
memang sudah ada keinginan untuk melawan kehendak Tuhan.

Benar
bahwa Allah mengeraskan hati Firaun karena Allah tahu lebih dahulu,
bahwa Firaun menolak Allah. Intinya Firaun mengeraskan hatinya hal ini
terbukti dalam Kel 7:13; 8:15,19,32 sampai tulah yang ketujuh ia masih
mengeraskan hatinya.

Kesimpulan mengenai hal ini:

1.
Firaun mengeraskan hatinya! Kita tidak bisa mengatakan bahwa Allah
mengeraskan hatinya lebih dahulu, kalau Firaun tidak mengeraskan
hatinya dari awal, maka ia pasti melepaskan bangsa Israel.

2.
Allah bisa mengeraskan hati Firaun karena Firaun memang akan
mengeraskan hatinya. Setiap tulah selesai ia merasa lega dan ia terus
mengeraskan hatinya. Bisa saja ia berfikir, bahwa tulah itu sudah
berhenti dan tidak datang lagi.

3. Bila Firaun sudah ditetapkan untuk binasa, maka untuk apa Allah mengeraskan hatinya?
4.
Analogi “keraskan.” Kita harus ingat bahwa zaman dahulu yang bisa keras
itu adalah batu bata yang dibuat dari tanah lalu dibakar, maka
terjadilah “kekerasan.” Artinya
sesuatu yang sudah memiliki bentuknya, bukan berarti belum berbentuk
sebelumnya. Allah tidak mengubah bentuk, Firaun sudah memiliki bentuk
hati yang keras dan ketika ia mendengar firman Allah, ia mengeraskan
hatinya.

Roma 9:19-24 Mengenai Tukang Periuk dan Tanah Liat.

Dalam
pemandangan Kalvinis ada orang-orang yang Tuhan bentuk untuk kemurkaan,
yaitu “benda-benda yang Allah persiapkan untuk binasa.” Orang-orang
yang Tuhan persiapkan untuk kemurkaan adalah orang reprobat
(non-pilihan) dan orang-orang yang diciptakan untuk tujuan yang mulia
adalah orang-orang pilihan.

Counter untuk ayat ini: Kata Yunani untuk benda adalah "skewos".
Hal yang sama kita temukan dalam 2 Timotius 2:20 “Ada benda-benda untuk
tujuan mulia dan kurang mulia.” Dan jika perhatikan ternyata seseorang
bisa berusaha untuk menjadi perabot yang mulia, bukan secara acak. Ada
syarat untuk menjadi perabot yang mulia, yaitu ia harus menyucikan
dirinya dari hal-hal yang duniawi. Seseorang bisa menjadi benda yang
mulia dengan menjaga dirinya. Allah berhak menentukan apa saja, tetapi
bukan yang bertentangan dengan sifat-sifatNya. Allah memberi syarat
agar menjadi perabot yang mulia dengan menjaga kesucian hidup.

Dalam Roma 9:22-23
sangat menarik untuk dipelajari, sebab ada perbedaan kata “disiapkan”
dalam bahasa Yunaninya. Dalam ayat 23 kata “yang telah dipersiapkan
sebelumnya” dalam Yunaninya adalah “pro hetoimazen” yang mempunyai
pengertian Allah yang mempersiapkan. Sedangkan dalam ayat 22 kata
“dipersiapkan” adalah “katertismena” yang artinya “yang cocok, pantas
untuk kebinasaan.” Baik dalam KJV, interlinier dan lexicon mendukung
pengertian ini. Artinya orang-orang itu pantas untuk binasa dan bukan
Allah yang menentukan kebinasaan mereka. Pantas dan cocok binasa karena
ia tidak percaya kepada Kristus (Yoh 6:29).

Lalu biasanya akan
muncul pertanyaan, “Mengapa Allah tidak langsung menghancurkan
orang-orang durhaka dan Iblis?” Karena tindakan-tindakan Iblis dapat
meningkatkan iman orang percaya dan untuk menambah kekayaan dan
kemuliaan yang Allah akan berikan.

Efesus 2:3 “ kita adalah
orang-orang yang harus dimurkai” apa bedanya dengan benda-benda
kemurkaan dalam Roma 9:22-23? Bahwa setiap orang yang tidak percaya
kepada Kristus adalah benda-benda yang harus dimurkai. Menjadi benda kemurkaan bukan karena Allah yang menentukan tetapi karena manusia tidak mau percaya kepada Tuhan.

Topic Blog: Misi

Keywords Blog: UNCONDITIONAL ELECTION