Hari ini saya pergi kegereja dengan satu pengharapan akan memperoleh sesuatu yang luar biasa dan yang akan berguna dalam kehidupan. Karena beberapa waktu yang lalu saya tidak pergi ke gerja.
Aneh, setibanya saya digereja mata, pemikiran saya bekerja serta memikirkan berbagai hal.
1. Saya ini datang kegerja mau apa?
2. Orang-orang yang datang Kegereja ini mau apa?
3. Dan pemikiran yang sangat mengganggu adalah, "Apakah yang sedang terjadi pada semua orang yang ada digereja ini?
a. Berhayal memperoleh pertolongan?
b. Berpura-pura beribadah, padahal dia sendiri masih berfikir, apakah Tuhan memang ada?
c. Menunjukkan siapakah dia?
d. Mencari jati diri serta pamor.
Yah Jujur hari ini saya kembali bertanya, benarkah saya percaya Tuhan, atau itu hanya tindakan sisi lain dari kepribadian saya?
Apakah benar Tuhan itu ada, atau itu hanya sisi lain kepribadian saya?
Benarkah saya pernah mengalami jamahan, mujijat, pemulihan? Atau itu hanya neourosis yang tertunda?
Setiap manusia memiliki 2 sisi kehidupan/kepribadian. Sisi yang satu adalah keinginan untuk melakukan hal-hal tertentu untuk mencapai keberhasilan (meski dengan hal yang negatif). Sisi lain adalah pribadi yang ingin memperoleh kedamaian, serta hal-hal yang baik.
Pendeta berkata, setiap orang percaya akan beroleh keselamatan, yang sakit disembuhkan, yang kekurang diberi kelimpahan. (Inikan hanya suatu retorika saja, ibarat ucapan penjual obat di pinggir jalan.) Semua jemaat bertepuk tangan dan berkata amin.
Saya berfikir dan merenung, ini semua hanya omong kosong belaka, mereka telah percaya suatu bualan sampah.
Saya selama ini sangat percaya dengan dengan setiap doa, nyayian bahkan khotbah. Tetapi sekarang saya sampai pada suatu kesimpulan mereka ini sedang mengalami neourosis, dan dulu saya juga pernah seperti mereka. datang dengan penuh masalah, beribadah dengan sungguh-sungguh, menangis, berdoa, merasa dapat pertolongan dan kekuatan baru. Tetapi ketika pulang ternyata itu semua omong kosong, ibarat dahalu ketika saya mengkonsumsi narkoba, ketika biusnya masih ada dan kuat, saya merasa tenang, tetapi ketika biusnya habis saya kembali kepada kehidupan nyata.
Tuhan itu adalah sisi lain dari hidupmu. Inilah kebenaran