Tetapi Aku Membenci Dia

Visa Kasih Besar's picture

Situasi sekarang ini benar-benar sangat membingungkan. Berbagai peristiwa yang menyenangkan hingga dengan tragedi yang memilukan, semarak di sekitar kita. Orang-orang besar sampai kepada orang kecil ikut berteriak, menyampaikan suara hati nuraninya masing-masing. Situasipun menjadi semakin kompleks. Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan dalam situasi seperti ini?

Suatu ketika, pada zaman raja-raja, Ahab, raja Israel membuat kesepakatan dengan Yosafat, raja Yehuda untuk merebut Ramot-Gilead dari kekuasaan raja negeri Aram. Pada waktu itu, berkatalah Yosafat kepada Ahab: “Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN”. Tahukah saudara apa yang dilakukan Ahab? Ia mengumpulkan k.l 400 orang nabi. Tetapi, Yosafat masih bertanya: "Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?" Maka Ahab menjawab: "Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla." (Selengkapnya dalam 1 Rj. 22:1-40)

Kita hidup pada zaman serba instan, waktu serba cepat, mencari solusi yang serba mudah. Nah, dalam situasi seperti ini, kita cenderung tergoda untuk mencari jalan keluar yang lebih gampang dan menyenangkan, tanpa memperhitungkan risiko kebenaran dan kesenangan Allah. Kita membuat rapat, hanya untuk memenuhi quorum, lalu kita mencari suara mayoritas. Hasilnya, kita klaim diri kita sebagai orang democrazy. Memang tidak salah membuang undi, membuat Urim dan Tumim, mencari suara mayoritas, atau membuat aklamasi dalam mengambil sebuah keputusan, tetapi masalahnya adalah undi yang kita buang, Urim dan Tumim yang kita buat, suara mayoritas yang kita munculkan, bisa jadi rekayasa kesenangan seseorang yang berkepentingan, sebab dengan sengaja menyingkirkan suara Tuhan.

Yang paling parah adalah, jika pesan-pesan atau kampanye yang kita sampaikan, apakah itu melalui khotbah, tulisan, suara yang mewakili orang banyak adalah hanya untuk memenuhi kesenangan orang dari pada kesenangan Allah. C.H. Spurgeon, pengkhotbah yang terkenal pada zamannya itu, pernah berkata: "The Word of God is a lamp by night, a light by day, and a delight at all times." Masih adakah orang-orang yang menjadikan firman Tuhan sebagai kesukaan (dasar dan ukuran) di tengah-tengah situasi yang serba sulit ini? Masih adakah orang-orang yang seperti Mikha di antara 400 lainnya, yang meskipun ditolak dan dibenci, namun ia berdiri sebagai orang yang jujur di hadapan manusia dan di hadapan Allah, dengan berkata: "Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan." Secara pribadi, saya percaya ada dan barangkali, Anda termasuk orangnya. Kita tidak boleh kompromi dengan dosa dan menghalalkan segala cara hanya untuk mencapai ambisi dan keinginan kita. Setiap orang telah diperlengkapi Allah dengan keinginan, namun hendaknya keinginan kita itu kita upayakan untuk menyesuaikannya dengan Master Plan Allah, yaitu firmannya. Kita berjuang sampai kita dapat mengatakan: “Aku mengasihi firman Tuhan” Mazmur 1:1,2 mengatakan: “Berbahagialah orang … yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.”

Kategori: Bahan Renungan Alkitab

Topic Blog: Kesaksian

Keywords Blog: kasih, ketaatan

Comments

MoZee_Rui's picture

Visa Kasih Besar ?

Sodara Visa, pemaparan yang baik dan enak dibaca, thx artikelnya. Boleh tahu soal makna avatar dan makna nick "Visa kasih Besar" ?

Qoheleth~MoZee~^_^

Visa Kasih Besar's picture

Makna "Visa Kasih Besar"

Salam Mozee,

Adapun makna dari nick name "Visa Kasih Besar" adalah gabungan dari beberapa kata. Kata ViSA itu sendiri adalah Visi, Strategi, Aksi. Gabungan dari kata-kata tersebut terbentuk dalam pengalaman pelayanan. Jika tidak keberatan, silahkan lihat penjelasan saya dalam blog: http://www.sabdaspace.org/visa.

Sementara "Kasih Besar" merupakan istilah yang saya gunakan sehubungan dengan pandangan saya terhadap gerakan Allah. Sekali lagi, uraiannya ada di http://www.sabdaspace.org/gerakan_kasih_besar.

Jadi kalau digabungkan semuanya kira-kira pengertiannya adalah orang-orang percaya yang bergerak berdasarkan kasih kasih Allah.
Sementara makna avatar tersebut, berlatar belakangkan gembala dan domba yang artinya penggembalaan atas dasar Visa Kasih Besar. Demikian, semoga bermanfaat.

Dalam kasih-Nya,

MoZee_Rui's picture

Onekeshi Zega

Hmm sudah saya duga, Anda adalah Onekeshi Zega dari pasar sebelah,itu terasa waktu saya baca tulisan Anda soal Visa. Thanks Saudara Visa, tulisan2 Anda sungguh menarik dan sistematis. Harapan saya Anda bisa Konsisten dalam PRODUKTIVITAS menulis.

In-Christ ;-)

Qoheleth~MoZee~^_^

Visa Kasih Besar's picture

Terima kasih atas

Terima kasih atas penghargaannya.  Saya sedang belajar menulis,

In His Love,

In the past, M2MALLETIER has

In the past, M2MALLETIER has accustomed Hermes Replica handbags criticism for its prices. The starting amount for a archetypal calfskin Amor Fati bag is $1,695, authoritative it one of the a lot of big-ticket of new backpack brands. But alas, some humans are able to absolve purchasing such a Replica bag as it is added of a section of art for some rather than to be alone acclimated for utility.The Bahraini artist said in an absolute account that she “Always capital my bag to represent the empowerment and the adorableness of women, with her complication and audible nature. Things accept been affective actual bound already, but absolutely I would like to body on a able foundation that will acquiesce the absorber to abide far above my years.” Both the complication and versatility of the architectonics is what will acquiesce for this cast to abound for a actual connected time. Because her accoutrements affection such a circuitous design, it makes it difficult to accomplish in mass. But Al Asfoor says that this is a acceptable thing, as accurate affluence should never be readily accessible in mass. This is the aforementioned way Coco Chanel replica handbags uk and Hermes bazaar their bags.Ghesquiere says that he assertive his accumulated minders to acquiesce him to aftermath the accoutrements just for the aerodrome appearance so that the girls would accept something to backpack while they walked, but the models (most conspicuously Kate Moss) were so anon ardent with the architectonics that he knew he had a acceptable bag on his hands.