GEREJA TOP TEN no 5: BETHANY (Bag 1)

Sinode Gereja Bethany Indonesia, atau Bethany merupakan sebuah Sinode yang berbadan hukum gereja Indonesia dan berpusat di Surabaya. Bethany merupakan salah satu gereja dengan teologi karismatik dengan denominasi Pentakosta. Gereja ini merupakan anggota dari Persekutuan Injili Indonesia (PII).

Sejarah
Sinode Gereja Bethany Indonesia berdiri dan diakui pemerintah secara resmi melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Kristen Departemen Agama RI No. DJ.III/Kep/HK 00.5/5/158/2003 pada tanggal 17 Januari 2003.
Namun, sejarah Bethany sudah dimulai puluhan tahun sebelum Gereja ini
berdiri secara independen sebagai sebuah sinode tersendiri.
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
lahir di Mojokerto, Jawa Timur pada tanggal 1 Juni 1941. Tumbuh dan
berkembang dalam Kasih, Mujizat dan Penyertaan-Nya yang Kekal dan
Sempurna. Saat berumur 13 tahun (1954), ayahnya berpulang, dan
menjadikan Tuhan Yesus sebagai figur pengganti ayah, dengan Kasih dan
Penyertaan-Nya yang sempurna untuk menjalani hidup ini.
Pada
tahun 1954, Tuhan menyatakan satu Refleksi Nubuatan Besar yang tak
terlupakan pada Pdt. Alex di suatu acara Kebaktian Kebangkitan Rohani
(KKR). Saat acara itu, Hamba Allah Pdt. Djao Tze Kwang bernubuat atas Pdt. Alex bahwa ia akan dipakai-Nya secara luar biasa sebagai Alat Kerajaan-Nya.
23 Februari 1963,
Pdt. Alex menjadikan Yenny Oentari sebagai Pendamping Hidup dan Ibu
Anak-anak, ini merupakan Anugerah Tuhan dan keputusan yang tak pernah
Pdt. Alex sesali.
Pada
tahun 1965, di kota Mojokerto, Jawa Timur, Pdt. Alex ditimpa musibah.
Dia menabrak seorang anak kecil yang tiba-tiba menyeberang di depan
mobilnya dan mendapat ancaman akan dibunuh jika anak itu sampai mati.
Dia ketakutan, mengingat keadaan anak itu amat parah dan keadaan
politik di Indonesia pada tahun itu sedang goncang, sehingga agak susah
untuk menempuh jalur hukum. Dalam keadaan ketakutan, Pdt. Alex berlari
ke gereja dan semalam-malaman berdoa. Dia bernazar, jika anak itu
sembuh dia akan menyerahkan hidupnya untuk melayani Tuhan. Pagi
harinya, berkat kuasa Tuhan, ternyata anak itu sembuh. Pdt. Alex
langsung memenuhi nazarnya. Dia melayani Tuhan sepenuh waktu.
Setelah
kejadian itu (1965), ia mulai menyatakan Kasih Tuhan dengan membangun
sebuah gereja pertama sebagai taburan awal beserta 14 cabang gereja
yang terletak di kota Mojokerto.
Tahun 1977, Pdt. Alex merintis persekutuan doa
di sebuah garasi di rumahnya di Surabaya, Jl. Manyar Rejo (pada waktu
itu Jl. Manyar Sindharu) II/4 Surabaya. Persekutuan ini dimulai dengan
jumlah anggota sekitar 7-10 orang. Tuhan menambah-nambahkan orang yang
diselamatkan sehingga tempat itu penuh dengan jiwa-jiwa.
Pada tahun 1978, Tuhan perintahkan Pdt. Abraham Alex Tanuseputra untuk mendirikan Gereja Bethany di Jl. Manyar Rejo I/29 Surabaya. Sementara itu jiwa-jiwa yang beribadah di tempat itu sekitar 200 orang.
1982,
jiwa yang ditambah-tambahkan Tuhan sudah tidak bisa tertampung lagi
meskipun sudah diadakan dua kali kebaktian pada hari Minggu. Syukur
kepada Tuhan, karena dengan bertambahnya jiwa-jiwa Tuhan menganugrahkan
tempat yang baru di Jl. Manyar Rejo I/33. Di sini dibangun tempat untuk
beribadah yang berupa awning yang berkapasitas 1000 orang. Tuhan terus
berkarya di gereja-Nya, sehingga waktu demi waktu jumlah jiwa terus
bertambah sampai tempat di Jl. Manyar Rejo I/33 tidak bisa menampung
lagi.
1985,
dengan cara yang ajaib Tuhan menyediakan tanah yang cukup luas di
sebelah awning yaitu di Jl. Manyar Rejo II/36-38. Selanjutnya di tempat
ini dibangun gedung gereja yang berkapasitas 3500 orang, yang
pembangunannya bisa diselesaikan pada tahun 1986.
Gedung
inilah yang sampai saat ini dipakai sebagai tempat ibadah Gereja
Bethany Pusat (selain pusat ibadah lain yang diadakan di Nginden).
Setelah itu, Tuhan memerintahkan untuk membangun gedung yang baru untuk
menampung jiwa-jiwa yang lebih banyak.
Tahun 1987, Pdt. Alex memulai Visi Tuhan yang besar yaitu pembangunan Graha Bethany yang terletak di Surabaya, dengan kapasitas 20.000 jemaat dalam 1 kali kebaktian.
Hikmat Allah yang menjadikan pandai. Pada tahun 1988, Pdt. Abraham Alex Tanuseputra dianugerahi gelar Doctor of Philosophy
dari International Christian University – USA, atas Thesis berjudul
“Hak dan Kuasa Mencipta Oleh Orang Percaya dan Lahir Baru”. Tahun 1995, sekali lagi hadiah yang teristimewa Tuhan beri lewat penganugerahan gelar kedua Doctor of Divinity dari Lee College, Cleveland – USA.
1995, setelah melaksanakan ulang tahunnya yang ke-17,
Gereja Bethany semakin menyadari tanggung jawabnya sebagai Gereja
Tuhan, oleh sebab itu hubungan dengan Tuhan yang lebih indah menuju
kedewasaan rohani terus dikejar, dan pelayanan pekerjaan Tuhan juga
lebih dipergiat lagi. Bethany bertekad untuk melakukan Firman Tuhan
dalam Yesaya 54:2-3 yaitu mengembang ke kanan dan ke kiri bagi
kemuliaan nama Tuhan.
1996, dengan pertolongan Tuhan jumlah cabang-cabang yang ada di Indonesia dan luar negeri menjadi sekitar 100 cabang. Pesan Tuhan pada saat itu, “Serve Your Generation!” dan seluruh pelayan Tuhan bertekad benar-benar melayani generasinya.
1997,
cabang-cabang yang ada terus berkembang ke kanan dan ke kiri sehingga
pada ulang tahunnya yang ke-19 jumlah cabang dan Pos PI di Indonesia
dan luar negeri berkembang menjadi 254 buah.
Pada
tahun ini jemaat dan para pelayan Tuhan mendapatkan visi untuk
mengembang menjadi 1000 cabang. Pesan Tuhan pada ulang tahun ke-19
adalah “Harvest Your Generation!”
1998, menjelang ulang tahunnya yang ke-20, tepatnya sampai bulan Juni 1998 jumlah cabang dan Pos PI menjadi 479. “Declare His Glory Among Your Generation!” adalah pesan Tuhan pada usia yang ke-20.
1999,
menjelang akhir milenium pertama ini Gereja Bethany berkembang menjadi
hampir 1000 cabang yang tersebar di dalam dan luar negeri. Pdt. Alex
percaya masih banyak jiwa dan ladang pelayanan yang akan dipercayakan
kepada
Bethany.
“Unify Your Generation!” adalah perintah Tuhan pada saat itu. Kita
memang harus terus berbenah untuk menuai tuaian yang lebih besar yang
sudah disediakan Tuhan.
2000, pada tahun-tahun terakhir dirasakan bahwa tangan Tuhan semakin kuat menyertai pelayanan pekerjaan-Nya. Graha Bethany akhirnya selesai dibangun dan dilakukan soft opening
bersamaan dengan Seminar Pelipatgandaan Gereja Internasional (SPGI)
2000. Tempat ini dapat menampung 20.000 jemaat. Tetapi hal ini tidak
membuat Gereja Bethany berpuas diri. Gereja Bethany menyadari bahwa
semua hal yang telah dicapai adalah semata-mata campur tangan Allah
saja. ‘Tuhan akan segera datang!’ itulah suara yang layak menggema di
setiap hati jemaat dan para hamba Tuhan di Gereja Bethany. Kita semua
rindu untuk menjadi mempelai Kristus, karenanya “Engage Your
Generation!” merupakan tuntunan yang Tuhan berikan.
2001, Tuhan semakin menuntun jemaat untuk melangkah masuk dalam kemuliaan-Nya. Melalui "Cross, Crown, and Glory",
yaitu Salib, Mahkota, dan Kemuliaan; jemaat Tuhan dibawa untuk
menyalibkan manusia jasmaninya sehingga layak memperoleh mahkota dan
hidup dalam kemuliaan Tuhan.
2002,
hidup dari kemuliaan menuju kemuliaan adalah tuntunan yang diberikan
Tuhan. "From Glory to Glory" hanya bisa dilakukan oleh manusia rohani
kita. Manusia roh kita semakin diperkuat dan akhirnya mencapai hidup
dari kemuliaan menuju kemuliaan yang lebih besar!
2003,
lebih ditekankan pada peranan Roh Kudus yang ingin mengalir bersama
orang percaya, bukan saja memperlengkapi orang kudus-Nya tapi lewat
tema "The Mighty Wind", ada suatu kerinduan yang dalam agar kehidupan
para hamba Tuhan di Gereja Bethany dikuasai oleh angin Roh Kudus yang
dahsyat ini untuk melaksanakan pekerjaan-Nya yang perkasa di muka bumi
ini dengan mukjizat dan tanda-tanda heran untuk kemuliaan nama-Nya.
Pada 15 April 2004 dimulai pembangunan Menara Doa Jakarta, sebagai Prayer and Worship Center yang diperlengkapi dengan Convention Center, Multimedia Center, Education Center, Trade Center, Entertainment and Tourism, menjadikan semakin berkembang dan meluas pelayanan Pdt. Alex ke seluruh penjuru dunia. Proyek ini belum selesai dan tertunda.
2 Juli 2004, Pdt. Abraham Alex Tanuseputra dikukuhkan menjadi Professor dari Trinity Crown International University (TCIU) – USA atas desertasi “In Christian Leadership”, yang merupakan pencapaian yang gemilang dalam menyelami Hikmat-Nya.
Awal Pendirian
Pada tahun 1978, Gereja Bethany didirikan oleh Pdt. Abraham Alex Tanuseputra, di Jalan Manyar Rejo I/29 Surabaya. Bethany pada saat itu tergabung sebagai bagian dari Sinode GBI, sehingga Gereja tersebut disebut GBI Bethany. Dalam penggembalaan jemaat GBI Bethany ini, Pdt. Alex mencetuskan "Successful Bethany Families" sebagai visi gereja tersebut.
Perkembangan
Pada tahun 1985
mulai dibangun gedung gereja berkapasitas 3.500 orang sebagai tempat
ibadah Gereja Bethany Pusat di Jalan Manyar Rejo II/36-38 Surabaya yang
selesai pada tahun 1986.
Tahun 1987, dimulai visi pembangunan Graha Bethany, Nginden, Surabaya dengan kapasitas 20.000 orang dan selesai pada tahun 2000. Graha Bethany dianggap sebagai gedung gereja yang terbesar di Asia Tenggara.
Pada tahun 1988, GBI Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo untuk membuka gereja lokal (cabang) di Jakarta.
Pada tahun 1989, GBI Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin untuk membuka cabang di Denpasar, Bali.
Dengan pembukaan
cabang-cabang tersebut, GBI Bethany membagi pelayanannya di Indonesia
menjadi GBI Bethany Wilayah Indonesia Bagian Barat (yang dipimpin Pdt.
Dr. Ir. Niko Njotorahardjo), Bagian Tengah (Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A.), dan Bagian Timur (Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin). Sementara Pdt. Abraham Alex Tanuseputra berperan sebagai Gembala Sidang Senior dan Pendiri GBI Jemaat Bethany.
Hingga tahun 2000, menurut statistik gereja tersebut, diklaim telah didirikan hampir 1.000 Gereja Bethany lokal yang tersebar di seluruh Indonesia dan di luar negeri, dengan jemaat mencapai 70.000 jemaat.
Kompleksitas nama jemaat
Pada tahun 1997 (dan diperkuat pada Sidang Sinode tahun 2000)
Sinode GBI mengeluarkan keputusan bahwa seluruh gereja lokal yang
tergabung dalam Sinode GBI harus menanggalkan nama-nama jemaat lokal.
Dengan demikian, gereja lokal akan disebut dengan nama GBI disertai
dengan nama jalan/tempat di mana gereja tersebut berada. Perubahan nama
ini membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat diterima oleh
jemaat-jemaat lokal di lingkup Sinode GBI, termasuk GBI Bethany.
Pada tahun 2002,
GBI Bethany Barat yang dipimpin Pdt. Niko menyatakan akan mengikuti
keputusan Sinode GBI untuk menurunkan nama Bethany. Keputusan ini
diikuti oleh seluruh GBI Bethany Barat yang berada di bawah pembinaan
Pdt. Niko. Demikian pula GBI Bethany Timur yang dipimpin Pdt. Timotius
Arifin memutuskan untuk menanggalkan nama tersebut. Dengan penurunan
nama ini, kedua wilayah juga sekaligus menanggalkan visi "Successful Bethany Families".
Pdt. Alex pun pada akhirnya bersedia untuk menurunkan nama jemaat Bethany, tetapi ia menolak untuk menurunkan visi gereja "Successful Bethany Families" yang telah diusung selama bertahun-tahun. Visi ini pun tetap didukung oleh GBI Bethany Wilayah Tengah.
(bersambung)

Kategori: Profil

Topic Blog: Yayasan

Keywords Blog: Bethany, gereja, sinode, top ten