Kami melayani Bontang sejak tahun 1992, Tuhan percayakan kami dengan
anak asuh kurang lebih 50 orang dan juga menyalurkan sedikit subsidi
untuk beberapa hamba Tuhan serta menjadi agen untuk memberikan bantuan
sembako bagi 7 keluarga hamba Tuhan yang masih merintis pelayanan di
daerah kami (yang ini hanya menyalurkan berkat dari orang lain). 5
tahun yang lalu, saya lupa waktunya, isteriku menyarankan untuk
menyetop bantuan untuk anak-anak asuhku karena kebutuhan kami
sendiripun meningkat tetapi aku tidak mau karena percaya bahwa Tuhan
sudah beri kehormatan itu pada kami maka Tuhan pasti bertanggung jawab.
Tak
lama kemudian seorang teman hamba Tuhan menawariku untuk bergabung
dengan sebuah jaringan MLM dan ia beragumentasi bahwa hal itu tidak
salah; seperti pelayanan Rasul Paulus dan tidak perlu meminta-minta
bantuan orang; katanya!, memang selama ini aku berprinsip: tidak mau
meminta meskipun kalau diberi juga tidak akan menolak, he he he. Ah,
sebenarnya aku pernah menolak pemberian orang, begini ceritanya: Ada
seorang pengusaha yang selalu memberiku uang tiap kali kami bertemu dan
suatu hari pengusaha ini menitipkan surat untuk seorang pimpinan gereja
di Surabaya. Sekembaliku dari Surabaya, sampai di Samarinda, aku
kehabisan uang tapi pikirku, “nda masalah, pasti pengusaha ini akan
memberikanku uang seperti biasanya”. Tetapi sesampainya aku di depan
pintu rumahnya, Roh Kudus menegurku dan menunjukkan hatiku yang salah,
aku tertegun sejenak lalu melangkah tinggalkan rumahnya dan Tuhan yang
baik membawaku pulang ke Bontang dengan menumpang mobil orang yang
pindahan rumah (duduk di belakang bersama barang-barang). Dua minggu
kemudian setelah pengusaha ini meneleponku barulah aku datang ke
Samarinda untuk menyerahkan surat balasannya dan menceritakan mengapa
aku tidak datang kerumahnya waktu itu. Aku mengatakan padanya,” Bila
seorang petani menabur dan mengolah tanah dan kemudian tanah itu
memberikan hasil yang baik, apakah petani itu yang berterimakasih
kepada tanah atau tanah itu yang berterimakasih kepada petani”. Bapak
itu menjawab bahwa petanilah yang harus berterimakasih kepada tanah
itu. Jadi aku katakan kepadanya bahwa jangan ia berpikir bahwa kalau ia
memberikan uang untuk hamba-hamba Tuhan maka hamba-hamba Tuhan harus
berterimakasih kepadanya tetapi justru ia yang harus berterimakasih
sebab ia beroleh kesempatan untuk menabur di tanah yang baik dan ia
juga yang akan menuainya. Entah berapa banyak MLM yang kuikuti, ada
yang menguntungkan, ada yang merugikan, ada yang berjalan, ada yang
macet tetapi menurutku yang menguntungkan dan lancar beri keuntungan
adalah menjadi distributor penjualan pulsa.
Aku tahu banyak sorotan
dari jemaat untukku tetapi aku tidak memperdulikan itu, sampai suatu
ketika di bulan November 2008, aku dan isteriku berencana mengikuti
Konvensi EE di Malang. Kami berangkat hari sabtu malam dari Bontang ke
Balikpapan, sudah berapa hari aku sakit gigi dan hari itu sepanjang
perjalanan aku pusing dan demam. Sesampainya di Balikpapan, seorang
teman hamba Tuhan memberiku obat penurun panas bermerk Sanmol untuk
kumakan yang segera membuat aku berkeringat dan melenyapkan sakit gigi
dan demamku, demikian juga waktu tiba di Surabaya dan Malang, aku
mengkonsumsi 2 tablet Sanmol lagi tetapi sesudah itu aku merasakan
tubuhku menjadi lemas dan kulit di wajah dan tubuhku terasa membengkak
dan memerah, seorang teman, ia seorang dokter bedah dari Lampung
melihatku dan berkata bahwa aku kemungkinan menderita cacar dan
menyuruhku untuk membeli obat cacar sehingga esok paginya aku
meninggalkan isteriku ke Surabaya, tetapi sesampainya aku di Surabaya,
adik rohaniku (Anneke) memintaku untuk memeriksakan diri ke dokter agar
dokter dapat memeriksaku lebih seksama untuk menegaskan penyakit apa
yang kuderita. dan ia mengantarku ke sebuah klinik. Dokter itu
memriksaku dan bukan hanya satu tapi dua dokter sebab ia memanggil
dokter lain untuk turut memeriksaku dan dokter itu katakan bahwa dapat
dipastikan aku menderita Steven Johnson Syndrom, aku masih sempat
bergurau dan katakana bahwa nama penyakit itu kebagusan dan apa tidak
ada nama indonesianya misalnya: Kartimin. Eh, dokternya marah dan ia
berkata bahwa” penyakit bapak ini sangat serius dan apakah bapak tidak
menyadari kalau sebagian besar kulit di tubuh bapak melepuh dan juga
wajah, mulut bahkan tenggorokan bapakpun sudah terserang dan kalau
tidak segera diobati maka penyakit ini akan menyerang organ-organ tubuh
bagian dalam dan bapak akan segera mati” dan ia menyarankanku untuk
opname ke rumah sakit tapi aku menolaknya sehingga ia hanya memberiku
resep obat-obatan yang harus kumakan dan menyuruhku untuk kembali
beberapa hari lagi.
Malam itu aku menginap di hotel dan ketika
isteri dan teman-temanku menelpon, aku meyakinkan mereka bahwa aku
baik-baik saja dan meminta supaya isteriku tetap mengikuti acara
konvensi itu sampai selesai. Dua malam aku tidak bisa tidur dan juga
tidak bisa makan, aku membeli jus buah dan memasukkan sedotan agak jauh
ke dalam mulutku dan menyedotnya kuat-kuat baru setelah itu aku makan
obat yang jumlahnya 14 buah itu. Hal yang paling menyiksaku adalah
karena aku sulit tidur, goyangpun sakit, terasa kulit wajahku
membengkak dan pecah-pecah, nyeri dan menyakitkan tetapi penyakit ini
membuat wajahku menjadi lebih menarik, maksudku: menarik
pertanyaan?tiap ketemu orang, selalu ditanya, he he he..
Aku
menyanyi, berdoa, menyembah, baca Alkitab dan aku minta agar aku bisa
tidur tapi nda bisa juga sampai kemudian telingaku mendengar mulutku
berkata,”Tuhan, mungkin aku ini seorang pembohong yang sudah
menyesatkan banyak orang,jadi daripada aku menyesatkan lebih banyak
orang lagi. Cabut saja nyawaku sekarang….”. perkataan ini menyentakkan
dan membuatku tersadar dan mengingatkan aku akan sesuatu sehingga
spontan aku mengangkat tanganku dan berteriak, “Tuhan, nda jadi! Jangan
dengar doaku tadi” aku teringat, aku tidur di hotel sendirian dan
mungkin andaikata aku mati, besoknya akan muncul berita di Koran,
“Pendeta mati over dosis”. Tuhan baik, Yesus mengabulkan doaku.
Kesadaran itu membawaku untuk mengkoreksi diri, tiba-tiba Tuhan
mengingatkan aku akan ayat dalam matius 5: 23-24 “ Sebab itu, jika
engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkat teringat
sesuatu di hati saudaramu terhadap engkau. Tinggalkanlah persembahanmu
di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu
kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu”.
Aku teringat
seorang saudara yang beberapa hari lalu berselisih paham denganku
tetapi aku sudah meminta maaf padanya tapi pikirku jangan-jangan ia
belum memaaafkanku sepenuhnya, malam itu jam 22.30, berarti jam 23.30
waktu Bontang, aku meneleponnya dan meminta pengampunannya, ia
bertanya, mengapa? Dan aku menjelaskan bahwa aku kena penyakit Steven
Johnson. Ia terkejut dan berkata bahwa itu penyakit yang sangat
berbahaya dan aku menjawabnya, “Makanya ampunilah aku, supaya aku dapat
mati dengan tenang”, tetapi ia menjawab,”Jangan pak, aku mengampunimu
dan aku mau bapak sembuh”, aku mendengar ia terisak di sana. Dan aku
menjawabnya,”Baiklah, kalau begitu biarlah aku dapat tidur dengan
tenang”. Dan jam 06.30 pagi, ia meneleponku untuk memastikan bahwa aku
tidak kebablasan tidurnya dan lupa untuk bangun lagi.
Beres!!. Tapi
aku masih belum dapat tidur juga dan kemudian Tuhan mengingatkanku akan
seorang hamba Tuhan di Tarakan yang pernah bergabung menjadi downlineku
di sebuah MLM, untuk aku mengirimkan kembali uang pendafataran Rp.
200.000,- yang pernah dibayarkannya untuk bergabung dengan MLM
tersebut. Dan setelah aku menghubunginya, hamba Tuhan itu terkejut dan
berterimakasih karena memang ia sedang membutuhkan uang sejumlah itu.
Apakah sudah beres? Ternyata tidak! Tuhan berbicara lagi bahwa aku
selama ini kuatir dengan kebutuhanku dan aku tidak pernah mempercayai
bahwa Tuhan sanggup memenuhinya! Jadi, selama ini aku berpikir bahwa
aku telah menolong Tuhan dengan bukan hanya melayani NYA tetapi juga
berkerja untuk membantu NYA mencukupkan kebutuhan pelayananku (yang
sebenarnya juga, tidak pernah cukup). Aku tersadar dan memohon
pengampunan Tuhan pada malam itu. Puji Tuhan, setelah itu aku dapat
tidur nyenyak dan pagi harinya ketika aku bangun, aku mendapati borok
di wajah dan di mulutku telah mengering dan sontak aku merasa lapar,.
Sorenya aku menumpahkan kekesalanku dan kumakan setan eh rawon setan di
Embong Malang, Surabaya, he he he.
Sekembaliku di Bontang, pada
ibadah Minggu pagi, aku menyaksikan dan mengakui kesalahanku serta
memohon pengampunan jemaat. Seminggu kemudian godaan itu datang, dua
hamba Tuhan berturut-turut datang ke rumah dan mengatakan bahwa Tuhan
berbicara kepada mereka agar mengajakku bergabung dalam bisnis mereka
bahkan mereka menawari modal dan fasilitas yang wah untukku, tetapi
Tuhan mengingatkanku akan cerita nabi muda yang tewas dimakan singa
oleh karena sungkan mendengar omongan nabi tua ( I raja-raja 13). Puji
Tuhan, beberapa hari kemudian Tuhan meneguhkanku dengan kedatangan
seorang pria muslim yang memberiku uang perpuluhan dari gaji bulan
pertamanya dan waktu kutanyakan tempat tinggalnya dan naik apa ia ke
rumahku, ia mengatakan bahwa ia dari Pisangan dan ia berjalan kaki. Aku
menjawab bahwa kalau ia berjalan kaki maka ia harus melewati dua buah
gereja yang terletak di tepi jalan yang dilaluinya dan mengapa ia
langsung ke rumahku yang tersembunyi dari jalan (80 meter masuk jalan
kecil), ia menjawab,”jalan Tuhan”, aku tidak pernah bertemu dengannya
lagi tetapi aku tahu itulah jawaban Tuhan untukku. Aku tahu Tuhan punya
rencana besar untukku meskipun aku belum tahu, apakah itu? Tapi aku mau
belajar mempercayaiNYA dan terus bersandar padaNYA sebab aku tahu,
YESUS, Dia selalu baik bagiku. Empat bulan ini sejak awal tahun 2009,
Tuhan percayakan aku untuk melayani Seminar Keluarga (kuceritakan lain
kali ya) dan mengajar pelatihan EE di desa-desa dan untuk pelayanan ini
aku tidak dibayar tetapi aku dapat melihat Tangan kemurahan Tuhan
selalu menyertaiku dan YESUS selalu menyertai dan memberkatiku.
September ini anakku akan masuk kuliah dan Senin tgl 13 April 2009 lalu aku pergi ke Jogja untuk berdoa puasa di bukit doa Emalta di Kaliurang
sekaligus untuk mendaftarkan kuliah anakku di UKRIM dan kami harus
membayar sejumlah besar uang, kemarin ibuku menyarankan agar aku
meminjam uang kepada adikku tetapi kukatakan bahwa aku tidak mau
berhutang lagi sebab aku mau berharap kepada Tuhan saja sepenuhnya
sebab Dialah Yehovah Jireh – Tuhan yang mencukupi bagiku dan aku
bertekad tahun ini aku harus melunaskan hutang-hutangku yang kubuat
berapa tahun lalu akibat kebodohanku. Tolong doakan ya.
Dua hari
yang lalu, Tuhan berbicara untuk aku mengirimkan uang bagi seorang
teman yang mau mendirikan sekolah PAUD di Kutai Barat sebesar 1 juta,
meskipun aku sendiri memerlukan uang tapi aku mau belajar taat padaNya
dan juga ibu Pdt. Sutinah, seorang hamba Tuhan dari Lempatan, Kukar
yang selama ini menjadi coordinator untuk anak-anak asuhku di daerahnya selalu berdoa untukku. Aku pernah memprotes doa yang selalu diucapkannya untukku, ia
berdoa, “……..Tuhan berkati keluarga pak Bobby berlimpah-limpah sampai
tidak ada tempat untuk menaruhnya”. ku katakan kepadanya kalau tidak
tempat untuk menaruhnya berarti kan tidak ada yang bisa diinvestasikan,
jadi ia merubah doanya, “….. Tuhan berkati sampai tidak sempat
menaruhnya”. Sama saja ya! He he he…..
Mengalir saja ….. Bersama NYA, mensyukuri setiap berkat dan kesempatan yang Tuhan berikan untuk melayaniNYA. TUHAN memberkatimu.
Comments
Tanggapan saya untuk "Pertobatan dari Bisnis"
Wed, 28/10/2009 - 18:11 — julius tariganMaaf, langsung saja, saya tidak suka dengan artikel atau kesaksian yang dimuat di blog ini. Sebab, isinya mengandung banyak "bahan-bahan yang berbahaya" bagi umat Kristen, yang untuk singkatnya akan saya sarikan di dalam kedua butir sebagai yang berikut ini saja.
Maaf, sekali lagi maaf, saya tidak bermaksud untuk menjelekkan siapa-siapa atau pun tidak menghargai orang-orang yang dengan tulus (polos) bersedia melakukan suatu pelayanan di antara umat Kristen. Tetapi, saya hanyalah prihatin saja pada kondisi kekristenan sekarang ini. Keadaan ini tentulah banyak sekali dipengaruhi oleh begitu rendahnya SDM dari orang-orang yang terjun ke dalam pelayanan Kristen selama ini. Saya yakin, Anda akan sepakat dengan saya dalam yang satu ini, yaitu bahwa hal ini haruslah segera diubah atau dibenahi!
Maaf juga, saya tidak bermaksud mendiskreditkan siapapun!!
Thu, 29/10/2009 - 07:15 — BjohansyahYesus mengasihiku dan Yesus menginginkan hidupku untuk memberkatimu.
Terimakasih untuk tanggapannya.
Maaf pak Julius, saya tidak anti bisnis dan tidak mengatakan bahwa pendeta atau hamba Tuhan tidak boleh berbisnis. Tuhan berurusan dengan masing-masing orang dengan cara yang berbeda, demikian juga panggilan seseorang. saya tidak menggeneralisasi masalah. Tidak masalah buat saya untuk teman-teman atau hamba Tuhan berbisnis, banyak teman saya yang melakukannya dan saya mendukung mereka asal dengan tujuan dan motivasi yang benar. saya mengajar mata kuliah Pengelolaan usaha kecil pada sebuah STT di Kalimantan Timur, jadi, bagaimana saya bisa anti bisnis dan kalau anda katakan bahwa saya miskin pemahaman teologia, oh, saya kira anda benar! itulah sebabnya, saya terus belajar. Hidup memberikan pemahaman dan juga pembelajaran tentang nilai-nilai kehidupan.
dan, saya juga belajar dari anda, terimakasih, saya tahu anda mengasihi dan memperdulikan saya, itulah sebabnya anda berkomentar demikian, tapi sekali lagi maaf, saya bukan anti bisnis dan tidak bermaksud menghakimi siapapun.
Tuhan memberkati.