Kolose:Kebangkitan Kristus

Dari In-Christ Wiki, Wiki Kristen Indonesia
Revisi per 15:31, 22 Mei 2010; Bennylin (Bicara | kontrib)
(beda) ←Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Langsung ke: navigasi, cari
  Alkitab mengatakan bahwa setelah Yesus bangkit dari antara orang
  mati, Ia menampakkan diri berulang-ulang selama empat puluh hari
  kepada murid-murid-Nya dan beberapa orang dekat-Nya. Dalam
  penampakan tersebut, Ia tentu memunyai maksud-maksud, seperti
  membuktikan bahwa Ia sungguh-sungguh telah bangkit dan sudah menang
  terhadap maut, mengajar murid-murid tentang Kerajaan Allah (Kisah
  Para Rasul 1:3), dan mendelegasikan pemuridan kepada
  murid-murid-Nya (Matius 28:19-20).

  Artikel ini akan secara khusus memaparkan tentang Yesus, yang sudah
  bangkit dari antara orang mati dan menampakkan diri-Nya untuk
  memberikan tugas pemuridan kepada murid-murid-Nya. Pemaparan ini
  didasarkan pada narasi penampakan Yesus kepada murid-murid-Nya di
  danau Tiberias, yang dilaporkan di dalam Injil Yohanes 21:1-14. Apa
  yang telah dicatat oleh Yohanes ini bukan hanya sekadar laporan
  peristiwa masa lalu, tetapi Yohanes melalui narasi tersebut
  menyampaikan pengajaran teologis kepada gereja masa kini tentang
  tugas pemuridan, yang didelegasikan-Nya kepada gereja.

  Banyak orang berpikir bahwa murid-murid, yakni Simon Petrus, Tomas
  yang disebut Didimus, Natanael, dua anak-anak Zebedeus (Yakobus dan
  Yohanes), dan dua murid-Nya yang lain, berada di danau Tiberias dan
  menangkap ikan karena mereka mengalami kekecewaan dan kembali ke
  pekerjaan semula. Sepintas, tampaknya pendapat di atas menyatakan
  kebenaran, tetapi apakah pendapat itu sama dengan apa yang hendak
  disampaikan Rasul Yohanes melalui narasinya. Jika disimak dengan
  teliti, pendapat di atas melupakan beberapa data kecil tetapi
  penting dalam narasi yang diceritakan. Dengan melihat data-data
  tersebut, pembaca akan menangkap berita Yohanes 21:1-14 lebih jelas
  dan lebih baik.

  Pada ayat 1, Rasul Yohanes menceritakan tentang penampakan Yesus di
  pantai danau Tiberias kepada murid-murid dengan menggunakan satu
  kata keterangan "lagi" (Yunani: "palin"). Setiap pembaca kata
  keterangan ini yang menaruh perhatian akan mendapatkan kesan yang
  kuat bahwa Rasul Yohanes hendak mengatakan bahwa penampakan di danau
  Tiberias bukanlah penampakan yang pertama, tetapi yang kesekian
  kali. Lebih tepatnya, penampakan di danau Tiberias adalah yang
  ketiga kalinya (ayat 14). Tentu saja yang dimaksud dengan penampakan
  ketiga itu bukan ketiga dari keseluruhan penampakan yang dicatat
  oleh penulis Perjanjian Baru. Akan tetapi, yang dimaksudkan
  penampakan ketiga ini adalah hitungan penampakan kepada murid-murid
  (tidak termasuk penampakan kepada Maria Magdalena) menurut laporan
  Yohanes saja.

  Jika demikian, Yesus tentu sudah menampakkan diri-Nya dua kali
  sebelumnya. Menurut laporan Yohanes, penampakan-Nya yang pertama
  adalah ketika murid-murid tanpa Tomas berkumpul di tempat yang
  tertutup dan terkunci (Yohanes 20:19-23). Sebagai respons atas
  penampakan itu, mereka berkata kepada Tomas: "kami telah melihat
  Tuhan" (Yohanes 20:25). Sebelum penampakan ini, murid-murid dalam
  kondisi rohani yang sama dengan Tomas yang tidak percaya. Yohanes
  20:8 menceritakan bahwa Maria Magdalena sudah mengatakan bahwa
  dirinya telah melihat Tuhan. Akan tetapi, mereka seakan-akan tidak
  memberi tanggapan atas kesaksian Maria Magdalena, dan bahkan mereka
  masih takut serta berkumpul di tempat terkunci. Pernyataan mereka
  kepada Tomas menyiratkan dengan jelas kondisi rohani mereka yang
  sudah berubah atau berbeda dari sebelumnya. Dengan tegas dan penuh
  keberanian, mereka berkata: "kami telah melihat Tuhan." Apakah di
  sini, kesan kekecewaan karena kematian Yesus masih ada pada
  murid-murid yang telah melihat Tuhan itu?

  Sebagaimana mereka dingin dan tidak percaya atas kesaksian Maria
  Magdalena, demikian pula Tomas tidak percaya atas kesaksian mereka.
  Ketidakpercayaan Tomas sangat tersurat dengan mengatakan bahwa
  sebelum ia melihat bekas paku dan mencucukkan jarinya pada bekas
  paku tersebut, serta mencucukkan tangannya ke lambung Yesus, ia
  tidak akan percaya (Yohanes 20:25). Ketidakpercayaan Tomas ini
  dinyatakan secara tegas dengan pernyataan berbahasa Yunani "ou me
  pisteuso." Ungkapan ini hendak menyatakan gagasan bahwa Tomas sama
  sekali tidak akan pernah percaya. Kondisi rohani seperti ini
  menimbulkan pertanyaan mengapa ia tidak akakn pernah percaya
  meskipun murid-murid yang lain telah memberikan kesaksian mereka.

  Yohanes 11:24 melaporkan tentang kepercayaan Marta tentang
  kebangkitan orang-orang mati pada akhir zaman. Tentu saja,
  kepercayaan ini kondisi umum di antara orang-orang Yahudi, kecuali
  kelompok Saduki. Tomas juga seorang Yahudi dan boleh dikatakan ia
  memunyai kepercayaan yang sama dengan Marta dan orang Yahudi pada
  umumnya. Dengan kepercayaan seperti itu, adalah mustahil baginya
  untuk percaya kalau ada orang yang memberitakan tentang kebangkitan
  orang pada masa sekarang ini. Jadi, ketidakpercayaannya akan
  kebangkitan Yesus boleh dikatakan menyatakan iman Yahudinya mengenai
  kebangkitan orang mati pada akhir zaman dan bukan pada masa sekarang
  ini. Tomas adalah seorang yang berdiri teguh pada keyakinan Yahudi
  namun akan mengubah keyakinannya dengan satu syarat. Apakah
  syaratnya? Jika ia melihat bekas paku dan mencucukkan jari pada
  bekas paku tersebut, serta mencucukkan tangannya ke lambung Yesus.

  Demi mengubah keyakinan Tomas, Yesus menampakkan diri yang kedua
  kali, serta berkata kepadanya: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah
  tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan
  jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (Yohanes
  20:27b) Dari perkataan Yesus ini, setiap pembaca dapat menangkap
  maksud penampakan yang kedua ini. Sangat jelas, Yesus menghendaki
  Tomas percaya bahwa Ia benar-benar sudah bangkit dari antara orang
  mati sekarang, bukan nanti pada waktu kebangkitan orang-orang mati
  pada akhir zaman. Fakta kebangkitan ini bukan isapan jempol dan
  bukan halusinasi semata. Tetapi, ada satu fakta yang mampu mengubah
  keyakinan Yudaisme Tomas yang kokoh. Perubahan itu tertera dalam
  pengakuannya kepada Yesus: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes
  20:28). Apakah seseorang yang telah mengakui Yesus sebagai Tuhan dan
  Allahnya masih memunyai kekecewaan atas kematian Yesus? Bukankah
  pengakuan itu memberi kesan sebaliknya?

  Jika para pembaca dapat mengikuti jalan cerita yang disampaikan oleh
  Rasul Yohanes, kesan bahwa murid-murid berada di danau Tiberias
  karena mereka kecewa atas kematian Yesus, pasti tidak akan ada lagi.
  Mereka yang berada di danau Tiberias adalah komunitas orang-orang
  yang percaya bahwa Yesus sudah bangkit dan mereka adalah saksi mata
  atas kebangkitan itu. Lalu, mengapa mereka ada di sana? Apakah
  mereka kembali melakukan pekerjaan mereka yang kurang lebih tiga
  tahun telah mereka tinggalkan? Biarlah pertanyaan-pertanyaan ini
  dijawab berdasarkan apa Alkitab sendiri katakan.

  Alkitab mencatat perkataan Yesus kepada murid-murid sebelum
  kematian-Nya. Ia berkata, "Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan
  mendahului kamu ke Galilea." (Markus 14:28; Matius 26:32) Setelah Ia
  bangkit, melalui perempuan-perempuan yang melihat kubur Yesus yang
  kosong disampaikan pesan supaya murid-murid ke Galilea untuk melihat
  Tuhan (Markus 16:7; Matius 28:10). Mencermati data-data Alkitab di
  atas, keberadaan murid-murid di danau Tiberias (di daerah Galilea)
  jauh dari fakta bahwa mereka kecewa karena kematian Yesus dan
  kembali ke pekerjaan sebagai nelayan, yang mereka telah tinggalkan
  selama kurang lebih tiga tahun. Mereka adalah komunitas orang-orang
  yang memercayai kebangkitan Yesus. Mereka berada di danau Tiberias
  sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Tuhan, yang mendahului
  mereka dan juga suatu bentuk kerinduan mereka berjumpa dengan-Nya.
  Pada sisi lain, ketika Tuhan memerintahkan mereka untuk ke Galilea,
  pastilah Ia memunyai satu maksud atas perintah-Nya tersebut. Apakah
  maksud-Nya itu?

  Rasul Yohanes memberi kesan bahwa murid-murid sudah sekian lama
  berada di danau itu. Kata yang diterjemahkan "berkumpul" adalah
  frase Yunani "esan homou", yang berarti "ada bersama". Kata "esan"
  adalah dalam bentuk "Indikatif Imperfek", yang menyatakan keberadaan
  mereka di danau itu sudah berlangsung sekian lama, tetapi mereka
  belum juga melihat Tuhan. Apakah Tuhan yang dapat menampakkan diri
  meskipun di tempat tertutup dan terkunci itu tidak sanggup
  menampakkan diri-Nya di tempat terbuka seperti di danau Tiberias
  ini?

  Ketika menanti untuk melihat Tuhan dan mungkin disertai rasa lapar,
  Petrus berkata hendak menangkap ikan. Inisiatif Petrus ini didukung
  oleh teman-temannya. Oleh sebab itu, mereka pergi ke danau untuk
  menangkap ikan. Inti narasi dari drama penampakan itu baru saja
  dimulai. Semalam-malaman mereka berusaha menangkap ikan, tetapi
  mereka tidak mendapatkan apa-apa. Menjelang siang ketika mereka akan
  mendarat, Yesus menampakkan diri-Nya dan berkata kepada mereka,
  "`Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?` Jawab mereka:
  `Tidak ada.`" (Yohanes 21:5b) Kemudian Yesus memerintahkan mereka
  untuk menebarkan jala dan mereka menangkap banyak ikan sehingga
  tidak dapat menariknya. Peristiwa penangkapan ikan itu membuat murid
  yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, "Itu Tuhan." (Yohanes
  21:7) Peristiwa penangkapan ikan seakan-akan mengingatkan
  murid-murid akan sesuatu.

  Lukas 5:1-11 menceritakan peristiwa penangkapan ikan yang hampir
  sama dengan yang dilaporkan Yohanes 21. Jika cerita Lukas dibaca
  dengan teliti, maksud utamanya tampak di dalam perintah Yesus kepada
  Simon Petrus dan kawan-kawan. Mereka harus menebarkan jala untuk
  menangkap ikan. Ia menginginkan mereka menjadi penjala manusia. Ia
  berkata, "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala
  manusia." (Lukas 5:10) Peristiwa penangkapan ikan tersebut dipakai
  oleh Yesus untuk memanggil mereka menjadi penjala manusia. Penjala
  manusia bertugas untuk menjadikan orang lain murid Yesus. Ketika
  peristiwa yang hampir sama terjadi lagi tiga tahun kemudian, murid
  yang dikasihi Yesus itu teringat pada peristiwa yang terjadi tiga
  tahun sebelumnya, seperti yang dilaporkan oleh Lukas. Oleh sebab
  itu, Yohanes kemudian dapat berkata "Itu Tuhan" kepada Simon Petrus.

  Rasul Yohanes melalui narasinya seakan-akan hendak mengatakan bahwa
  jika tiga tahun yang lalu Yesus telah memanggil murid-murid menjadi
  penjala manusia pada peristiwa penangkapan ikan yang menakjubkan,
  sekarang pada penampakan di danau Galilea, Ia mengadakan penangkapan
  yang lebih menakjubkan lagi. Panggilan itu mungkin lebih tepat
  diingat sebagai pembaruan panggilan; sebagaimana sukses penangkapan
  ikan itu karena perintah-Nya, demikian pula dengan sukses menjadikan
  orang lain murid-Nya.

  Narasi Yohanes (dan Lukas) di atas tentu saja bukan sekadar
  melaporkan keajaiban masa lalu yang sudah tidak bermakna lagi bagi
  gereja masa kini. Sebagaimana gereja memperingati kebangkitan Yesus
  dengan bukti momentum penampakan yang bernilai tinggi baginya, makna
  penampakan itu sendiri harus bernilai sama pula bagi gereja. Melalui
  penampakan-Nya, Yesus menginginkan murid-murid menjalankan tugas
  pemuridan yang sudah didelegasikan kepada mereka, sebagaimana sudah
  didelegasikan kepada gereja. Peristiwa Paskah ini harus menjadi
  momentum penyadaran gereja, yang diingatkan kembali pada amanat
  pemuridan.

  Diambil dari:
  Judul majalah: Penyuluh, No. 40, Tahun XVI/2007
  Judul artikel: Penampakan Yesus dan Tugas Pemuridan Gereja
  Penulis: Pdt. Stephano Ambesa
  Penerbit: Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia, Jakarta
  Halaman: 68 -- 70

Templat:Misi:Footer

Peralatan pribadi