Tentang konotasi Yesus “lebih Rendah” dari Allah Bapa ini, ada sejumlah teks lain lagi yang menyatakannya.
Di antaranya:
(1). Yohanes 14:28: “...sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.” Ini adalah teks yang ketiga dari catatan Yohanes yang menyebutkan bagian semacam ini. Pernyataan Yohanes ini tidak mengaplikasikan istilah Allah untuk Yesus!
(2). Markus 13:32: “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di Sorga tidak, Anak pun tidak hanya Bapa saja”. Kesetaraan, ‘equality’ antara Kristus dengan Allah Bapa adalah sesuatu yang pasti. Tetapi kasus di dalam teks ini membuat Kristus tidak mungkin setara dengan Bapa dalam hal penggelaran-Nya. Ia dalam waktu yang singkat lebih rendah dari Bapa. Paulus menegaskan, “...Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba... itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan nama di atas segala nama... dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan”, Bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Fil. 2:5-10).
(3). 1 Korintus 15:24, membicarakan tentang kemuliaan Kristus pada kedatangan-Nya yang kedua kali untuk menyatakan kerajaan Allah Bapa. Di 1 Korintus 15:18, Paulus melanjutkan: “Tetapi kalau segala sesuatu telah ditakhlukan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menakhlukan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menakhlukan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua, ‘everyone’.” Ada indikasi bahwa pembicaraan Paulus dalam teks ini menyatakan Anak berkenaan dengan kedudukan-Nya sebagai kepala gereja.
Dalam kasus lain, sebutan Allah dicadangkan sebagai rujukan untuk Dia (Bapa) kepada siapa Anak tunduk.
Demikian
Sola Gratia,
Riwon Alfrey