Dimanakah letak dosa merokok?

ari_thok's picture

Berkaitan dengan masalah merokok, telah banyak gereja mendoktrin (kalau tidak dapat dikatakan mencuci otak) para anggota atau jemaatnya dengan dalih bahwa merokok itu berdosa. Berbagai alasan diajukan dari masalah pemborosan hingga merusak bait Allah yang diidentikkan dengan tubuh.

Dikatakan sebagai pemborosan bahwa para perokok telah menyia-nyiakan uangnya hanya sekedar untuk menghisap asap. Bahkan tidak jarang ada yang secara terang-terangan meminta para perokok untuk menyumbangkan uang yang biasanya digunakan untuk merokok ke kotak persembahan. Ide bagus untuk menambah kas gereja. Bahkan tidak jarang yang lebih arif menyarankan kepada para perokok untuk menghitung uang yang dibelanjakan rokok dan bagaimana ia dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Sebenarnya dari pernyataan tersebut ada sebuah ke-ambigu-an. Bagaimana bila perokok tersebut orang yang kaya. Pengeluaran yang digunakan untuk membeli rokok ternyata jauh lebih sedikit dari perpuluhan yang dia berikan ke gereja. Apakah mereka dibenarkan untuk merokok?

Hal lain adalah para perokok telah merusak bait Allah, yaitu tubuhnya. Hal ini dapat dipahami ketika si perokok mengalami sakit. Tetapi bagaimana dengan olah raga yang berlebihan? Seseorang yang berolah raga ataupun makan secara berlebih juga akan mengalami sakit. Mengapa mereka tidak dikatakan berdosa? Mereka juga telah merusak tubuhnya. Bahkan ketika perjamuan kudus, tidak jarang orang yang secara berlebih meminum anggur perjamuan hingga "mabuk". Bukankah mereka juga boleh dikatakan berdosa.

Sesungguhnya, jika kita mau jujur, ada beberapa kelebihan dari merokok. Memang saya bukan seorang perokok, sehingga saya tidak tahu persis apa rasanya. Tetapi menurut beberapa teman sejawat saya yang merokok, mereka sering menemukan jalan keluar atau solusi sambil menghisap rokok. Karena dengan merokok timbul relaksasi dan kejernihan dalam pemikiran. Ini menurut seorang perokok lho...

Selain itu, menurut catatan industri rokok dapat menghidupi banyak orang (karyawan, pedagang, bahkan negara). Cukup banyak tenaga kerja yang diperlukan oleh industri rokok, dan tanpa pendidikan tinggi. Yang penting cukup bisa me"linting" rokok, maka bisa bekerja di industri rokok, dan akhirnya dapat menghidupi keluarganya. Cukai rokokpun tidak kecil untuk pemasukan negara.

Jika saya menyimak hal-hal tersebut ada sebuah pertanyaan yang cukup mengusik sanubari yaitu dimanakah dosa merokok itu? Sejauh ini saya hanya dapat menemukan satu jawaban yaitu sebagai bagian dari para perusak lingkungan. Namun demikian, tidak separah dengan polusi yang lain. Tetap pertanyaan saya... adalah dimanakah letak dosa merokok?

(mungkin para pembaca dapat memberikan jawaban atas pertanyaan ini)

Topic Blog: Misi

Keywords Blog: dosa, rokok