Limited Atonement (Bag. 1)
Limited Atonement atau sering dikenal dengan penebusan
terbatas adalah pemahaman Kalvinis yang percaya bahwa Yesus Kristus
tidak menanggung semua dosa manusia karena sifat penebusan itu terbatas
hanya untuk orang-orang pilihan. Mengapa? Karena ini adalah
konsekuensi dari teori Total Depravity dan Unconditional Electionnya
Kalvinis. Manusia yang total hancur, tidak bisa merespon dan tidak bisa
percaya, maka dalam penyelamatan manusia, Allah harus memilih manusia
tanpa melihat kondisinya (unconditional election) dan ternyata Allah
hanya memilih sebagian dari manusia yang total inability itu sesuai
dengan kehendakNya, yang mana Ia suka Ia pilih dan sebaliknya yang
tidak disukaiNya dibiarkan masuk neraka. Akhirnya muncullah teori
penebusan yang terbatas, yakni penebusan hanya untuk orang pilihan saja.
Beberapa hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan Limited Atonement Kalvinis ini;
1.
Limited Atonement tidak terlalu berpengaruh dalam sistematika teologi
Kalvinis, asalkan tetap berpegang teguh pada poin kedua, Unconditional
Election.
2. Kalau Limited Atonement salah, maka Unconditional Election menjadi kurang tajam.
3.
Point Limited Atonement ini yang paling sulit mereka pertahankan.
Banyak kalangan Kalvinis yang tidak mau memegang poin ini (kalangan
Baptis Kalvinis, kecuali Kalvinis Reformed), karena banyak ayat yang
mengatakan “kematian Yesus untuk semua manusia.”
Berikut
saya akan menuliskan beberapa argument Kalvinis berkenaan dengan
Limited Atonoment. Argumen ini akan dibagi menjadi dua bagian besar,
yang pertama adalah argumentasi berdasarkan logis, dan yang kedua
adalah argumentasi berdasarkan alkitab.
Argumen Logis:
1. Kalau Allah menebus semua manusia, seharusnya semua manusia selamat.
2.
Kalau Yesus Kristus mati menanggung semua dosa manusia, dan ternyata
ada yang tidak selamat, maka Allah tidak fair dan Allah telah menghukum
2 kali. Artinya dosa pertama sudah ditanggungkan kepada Yesus, tetapi
pada akhir zaman manusia dihukum lagi di Neraka. Ini berarti 2 kali
penghukuman.
3. Penebuasan
kalian (non Kalvinis) adalah penebusan yang tidak menyelamatkan. Karena
semua telah ditebus, tetapi ternyata tidak semua selamat. Selain itu,
hanya bisa menyelamatkan kalau ada andil manusia untuk percaya.
4.
Analogi Adam I dan Kristus sebagai Adam ke II. Adam jatuh dan semua
keturunannya menjadi orang berdosa, bukan berpotensi untuk berdosa,
tetapi menjadi orang berdosa. Demikian juga Yesus Adam ke-II bukan
berpotensi untuk menyelamatkan, tetapi Ia menyelamatkan orang pilihan
itu.
5. Apakah tidak
percaya Yesus itu dosa? Bila ya! Bukankah Yesus telah menanggung semua
dosa manusia termasuk dosa ketidakpercayaannya? Inilah alasan Allah
hanya memilih orang-orang pilihan saja.
Jawaban untuk Argumen Logis Kalvinis
1. Satu hal yang gagal Kalvinis lihat dan tekankah adalah penebusan
adalah satu hal dan aplikasi penebusan adalah hal yang berbeda.
Singkatnya kita harus bisa membedakan antara penebusan dan aplikasinya.
Penebusan Kristus : Ketersediaan penebusan bersifat universal
Aplikasi : Bersifat pribadi, melalui percaya
Bagi
Kalvinis tidak ada perbedaan antara Penebusan dan Aplikasi Penebusan.
Tetapi apakah benar demikian? Ketika Tuhan Yesus tersalib, ia
menyediakan keselamatan untuk dosa dunia (universal), tetapi untuk
memperolehnya bersifat personal atau secara pribadi.
Sebab
jika tidak ada perbedaan antara penebusan dan aplikasi untuk
‘orang-orang pilihan’ seharusnya waktu lahir mereka tidak terlahir
sebagai orang berdosa karena sudah menerima penebusan dan
aplikasinya. Bukan berarti saya percaya universalisme tetapi melalui
hal ini saya ingin menekankan adanya perbedaan antara penebusan dengan
aplikasinya.
Untuk lebih memahami hal ini kita dapat mengingat peristiwa domba korban ketika bangsa Israel akan keluar dari tanah Mesir.
- Menyembelih domba (penebusan)
- Menaruh darah di ambang pintu (aplikasinya)
Dari
hal ini kita dapat melihat bahwa dalam Domba paskah penebusan dan
aplikasinya berbeda. Sekalipun domba itu sudah mati, mereka harus
mengoles darahnya di ambang pintu. Jika darahnya tidak di oleskan di
ambang pintu, maka anak-anak pertama mereka akan binasa seperti bangsa
Mesir. Ini tidak hanya berlaku untuk
bangsa Israel saja, setiap orang yang tidak menghendaki anak sulungnya
mati, maka ia harus memotong domba dan mengoles darahnya di ambang
pintu. Sekalipun domba mereka sembelih, tetapi jikalau mereka
tidak mengoleskan darah domba itu di ambang pintu anak-anak mereka juga
akan meninggal. Namun setelah itu, ternyata banyak yang binasa ketika
keluar dari tanah Mesir.
2. Kematian Kristus sama sekali tidak
bergantung jumlah manusia. Analogi Kalvinis mengenai hal ini tidak
benar. Satu hal yang harus kita ingat, analogi logika manusia belum
tentu benar, karena kebenaran tidak hanya bergantung kepada logika.
Logika memang bisa membantu dalam menemukan kebenaran, tetapi logika
bukanlah sumber kebenaran. Bila bergantung pada analogi, maka ini bisa
berakibat buruk, karena tergantung analogi siapa dan apa? Bisa saja kita ganti analoginya menjadi suatu ketersediaan bukan penghukuman.
Misalnya analogi “ketersediaan” Allah menyedikan beras untuk semua
orang agar tidak kelaparan, tetapi ada yang tidak mengambil beras, maka
ia sendiri yang akan mengalami kelaparan dan Allah sama sekali tidak
menghukumnya dua (2) kali.
3. Konsep penebusan kalian (non Kalvinis) tidak menyelamatkan karena aplikasi dan penebusannya itu terpisah? Penebusan Kristus memang tidak bergantung dari aplikasinya tetapi aplikasi adalah syarat supaya keselamatan untuk manusia.
Analoginya tuan A memberi mobil kepada seseorang agar ia bisa bekerja
(itu adalah anugerah dari tuan A). Ketika ia menerima mobil itu, maka
saat itu juga ia memperoleh aplikasinya, yakni ketika ia menggunakan
mobil yang sudah disediakan tuan A.
4. Ada perbedaan antara
keturunan Adam I dan Adam ke II. Keturunan Adam I terjadi secara
otomatis melalui persetubuhan manusia secara biologis, tetapi keturunan
Adam ke II harus melalui kelahiran kembali, yakni percaya kepada Yesus
Kristus.
5. Yesus mati untuk dosa ketidakpercayaan juga? Satu
hal yang Kalvinis tidak tahu, bahwa: penebusan dan aplikasi itu
berbeda. Bagaimana supaya dosa ketidakpercayaan itu ditanggung, maka
orang tersebut harus percaya.
John Owen (Kalvinis) menyatakan: Orang-orang pilihan secara aktual diselamatkan → ditebus → dibenarkan saat Kristus disalibkan.
Penebusan terjadi, bukan pada saat Allah membuka jalan agar mereka bisa
lewat kalau mau atau seperti Allah membuka pintu supaya mereka bisa
masuk bila mau. Tetapi Allah menyelamatkan mereka, karena Allah telah
menentukan mereka selamat.
Jika yang diamini oleh Kalvinis benar, bahwa penebusan terjadi ketika Kristus mati, maka seharusnya semua orang pilihan tidak lahir dalam dosa. Lalu bagaimana dengan orang-orang Perjanjian Lama? Hal ini tidak dapat mereka jelaskan.
Jadi
yang alkitabiah adalah penebusan dan aplikasinya berbeda. Ketika
Kristus mati, Ia membawa penebusan untuk semua manusia. Namun aplikasi
dari penebusan itu terjadi ketika manusia percaya kepada Tuhan sebagai
satu-satunya juruselamat mereka.
Postingan selanjutnya akan membahas argumen alkitab kalvinis mengenai limited atonement