Mazmur:Pengantar (Ende)

Dari In-Christ Wiki, Wiki Kristen Indonesia
Langsung ke: navigasi, cari

Daftar isi

Pembukaan

Dengan menerbitkan "Kitab Mazmur" ini, kami menjadikan suatu percobaan terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Indonesia. Kiranya lebih tepat dikatakan suatu "kenekatan". Bukan hanya kesulitan2 yang lazim dan karena kekurangan akan tenaga2 yang sungguh2 ahli maupun banyak daya-upaya lainnya, tetapi lebih2 karena maunya menjadikan terjemahan Kitab Suci dalam bahasa Indonesia yang modern. Lain kata dalam bahasa Indonesia yang masih muda, yang tengah berkembang dengan pesatnya dan yang berusaha sedapat-dapatnya, tanpa meninggalkan corak keindonesiaannya, toh menjadi alat yang baik untuk menyatakan pemikiran dan perasaan insani dan modern. perkembangan ini, khususnya dalam bidang keigamaan, masih jauh dari selesai. Tampak bahan pula bahasa ini bukan bahasa asal-usul. Mengingat kesemuanya itu, mudahlah dipahami, mengapa terjemahan ini kami namakan suatu percobaan, terangnya lagi suatu "kenekatan".

Kami memberanikan diri untuk pekerjaan ini guna memenuhi sekadarnya kebutuhan yang terasakan sekarang ini. Memang sudah lama umat Katolik Indonesia merasakan dengan wajarnya kekurangan ini, bahwasanya sabda Allah bagi banyak orang masih merupakan sebangsa harta karun yang belum tergali. Apapula mengingat, bahwa karena adanya hormat terhadap "Kitab Suci" di kalangan saudara2 yang beragama Islam, juga ada suatu hormat bawaan, yang sekali2 tidak boleh dicela, di kalangan Katolik terhadap Kitab Suci. Tetapi pikiran kami tertuju pula kepada kaum sebangsa yang beragama Islam untuk memperkenalkan mereka lebih baik lagi dengan Kitab Suci umat Kristen, yang sungguhpun sudah mereka kenal, tetapi seringkali hanya samar2 dan malahan mungkin secara tak tepat. Kiranya Perjanjian Lama, yang pada galibnya tertuju kepada Kristus dan yang banyak persamaannya dengan ajaran Islam, bagi mereka dapat menjadi penunjuk jalan dan dapat mengantar mereka kepada Kristus.

Adapun alasan yang mendorong kami untuk pertama-tama menerbitkan Kitab Mazmur ini ialah teristimewa alasan pemeliharaan rohani serta liturgis. Liturgi Gereja untuk sebagai besar tersusun dari mazmur2, baik Misa kudus dan upacara-upacara lainnya maupun Sembahyang berkala. Gerakan liturgi, yang mengusahakan penyegaran kembali dan pembaharuan, memerlukan pula nyanyian2 dan lagu2. Dan di mana gerakan orang dapat mencarinya lebih baik daripada di dalam Kitab nyanyian Perjanjian Lama yang diilhami itu, yang sudah berabad-abad memberi jasanya dan membuktikan keserasiannya bagi segala masa, semua negeri dan semua bangsa. Guna memudahkan usaha akan melanjutkan tradisi ini, maka terjemahan kitab ini kami sajikan kepada pemeliharaan rohani cabang liturgi, dengan harapan mudah-mudahan Kitab Mazmur ini memberikan jasa-jasanya yang baik kepada mereka. Pengalaman kami menunjukkan, bahwa Kitab Mazmur ini bukanlah yang termudah untuk diterjemahkan dan pada hakekatnya lebih tepatlah kiranya menerbitkan kitab yang lebih mudah teksnya lebih dahulu. Tetapi kami menyimpang daripadanya, karena alasan2 praktis tsb. di atas.

Dengan terjemahan ini kami tidak dan juga tidak dapat menjadikan terjemahan yang aseli sama sekali. Dengan penuh rasa terimakasih, kami mengakui, bahwa kami sangat bergantung pada terjemahan2 yang sudah ada, terutama pada "Echter Bibel" (th. 1953) dan apa yang disebut "Bible de Yerusalem" (th. 1955). Siapa yang mengenal cetakan terbaru karya tsb., mudahlah melihat, betapa besarlah persamaannya antara terjemahan kami dengan karya itu mengenai wujudnya. Dan lagi bukanlah maksud kami, menghasilkan karya yang bermutu ilmiah sepenuhnya. tetapi sebaliknya kami berpendapat, bahwa kiranya ada manfaatnya, untuk memberikan pertanggungjawaban serta singkat dan sedapat-dapatnya mengusahakan, agar terjemahan ini dalam segala-galanya dapat dipertanggungjawabkan. Kegunaan itu merupakan alaan yang cukup, untuk melakukan pekerjaan luarbiasa yang tidak sedikit. Namun demikian, kami menyadari benar2, bahwa terjemahan kami masih ada kekurangan-kekurangannya, mungkin malahan banyak kekurangannya. Tetapi kami berharap, agar saudara2 yang budiman dengan tegur-sapanya sudi membantu kami, supaya cetakan kedua - jika perlu - dan bagian2 lain Perjanjian Lama lebih baik hasilnya.

Jika Roh Kudus, yang mengilhami Kitab Suci akan keselamatan bangsa manusia, berkenan memberkati usaha yang sederhana ini, untuk menyingkapkan sabda Allah bagi bangsa Indonesia, dan sudi menerangi para pembaca dan para pemakai dengan cahaya IlahiNya, akan menerima baik sabda itu, maka jerih-payah kami tidak percuma belaka adanya.

Demikian hendaknya.

Dalam cetakan kedua ini ada beberapa perubahan dimasukkan, Kebanyakan berupa perbaikan ralat yang terdapat dalam cetakan pertama. Di sana-sini terjemahan sendiripun dirobah, sehingga lebih jelas dan tepat.

Jogjakarta, 25-5-1968 Para Penterjemah

Pendahuluan

Kitab Mazmur -- (mazmur ialah bentuk Etiopia/Arab kata Hibrani "mizmor", yakni nyanyian dengan iringan alat2 musik berdawai) -- adalah sehimpunan luas nyanyian2 suci dari zaman Israel kuno. Dalam Kitab Suci ia masuk bilangan "Kitab2 Kebijaksanaan", walaupun perbedaan antara Mazmur dan Kitab2 Kebijaksanaan lainnya, khususnya mengenai isinya, tidak kecil.

Keseratus limapuluh nyanyian yang termuat dalam Kitab Mazmur itu, dalam bentuknya yang sekarang terbagi dalam lima kelompok yang berbeda satu sama lain, atau dalam lima "buku" (Mzm. 1-41; 42-72; 73-89; 90-106; 107-150). Tiap2 kelompok dikunci dan dipisahkan dari kelompok yang mendahuluinya dengan pujian penutup (Mzm 41:14; 72:18-19; 89:53; 106:48). Mazmur terakhir (150) merupakan pujian penutup buku kelima dan penutup seluruh kitab. Mazmur 1 (dan 2) merupakan pendahuluan seluruh himpunan mazmur. Kendati pembagian itu, namun nyatalah kiranya seluruh Kitab itu dianggap sebagai suatu keseluruhan. Pembagian atas lima buku, sejalan dengan kelima buku Musa, sudah sangat tua dan sudah ada ketika terjemahan Yunani dikerjakan (150 SM). Namun demikian, ini hanya tingkat terakhir dalam masa perkembangan yang berlangsung lama. Kitab itu sendiri memperlihatkan tanda-bekas kumpulan-kumpulan mazmur yang lebih kecil sebelum itu. Demikianlah a.l. mazmur 3-41 terang merupakan suatu keseluruhan yang bulat "Mazmur2 Daud". Mazmur 51-65; 68-70 merupakan kumpulan yang kedua dan mazmur 138-145 kumpulan kecil yang ketiga. Dengan tak begitu sukar pula orang dapat mengenali mazmur2 dengan nama "Putera2 Korah". (42-49) dan "Asaf" (73-83) sebagai kumpulan tersendiri. Dengan judul (yang tak begitu terang) "Nyanyian Pendakian", sejumlah mazmur mempunyai ciri2 kelompok tertentu pula (120-134). Akhirnya sekelompok yang dibubuhi perkataan "Haleluyah" -- (adapun tempat kata itu berlainan dalam naskah Hibrani dan naskah Yunani) -- besarlah kemungkinan tadinya berdiri sendiri (104-107; 113-118; 136; 146-150). Dari unsur2 ini (dan unsur2 lainnya) mula2 terjadilah tiga kumpulan tersendiri (yang berbeda satu sama lain karena kelainan sebutan Allah, yang dipakai di dalamnya). yakni: 1-41, 42-83, dan 84-150, yang akhirnya dihimpunkan menyadi satu kumpulan besar, yang terbagi dalam lima buku. Tanda-bekas jelas adanya kumpulan2 tersendiri sebelum itu ialah terdapatnya mazmur-kembar (14=53; 70=40:13-17; 108=57:8-12+60:7-14).

Baik naskah aseli Hibrani kmaupun terjemahan Yunani dan Latin muat seratus limapuluh nyanyian. Tetapi ada perbedaan di antaranya dalam pemberian nomor pada kebanyakan mazmur. Mazmur 9 dan 10 menurut naskah Hibrani dipandang sebagai satu mazmur dalam terjemahan Yunani dan Latin; demikian pula mazmur 113 dan 114. Sebaliknya terjemahan2 tersebut membagi mazmur 116 menurut naskah Hibrani jadi dua, yakni 114 dan 115; hal ini diulang pula dalam mazmur 147 (=146 dan 147) Dari sebab itu pemberian nomor pada mazmur masing2 adalah sbb.

Hibrani Yunani-Latin

  • 1-8 = 1-8
  • 9-10 = 9
  • 11-113 = 10-112
  • 114-115 = 113
  • 116,1-9 = 114
  • 116,10-19 = 115
  • 117-146 = 116-145
  • 147,1-11 = 146
  • 147,12-20 = 147
  • 148-150 = 148-150

Terjemahan Indonesia ini mengikuti naskah Hibrani; nomor2 menurut terjemahan Yunani-Latin ditaruh dengan tanda-kurung di belakang kepada mazmur dan perbedaan pemberian nomor ayat2 dengan tanda-kurang pada akhir baris yang bersangkutan.

Keseluruhan Kitab Mazmur bukanlah pekerjaan satu orang atau satu angkatan. Sebaliknya, terjadinya mazmur2 jatuh sama dengan sebagian besar sejarah Israel dan adalah hasil pelbagai angkatan. Sebelum abad kedua seb. Masehi sudah pastilah keseluruhannya selesai, sebagaimana terbukti dengan adanya terjemahan Yunani. Tetapi tak begitu teranglah, bilamana himpunan mazmur2 itu tepatnya dimulai. Namun demikian, dengan kepastian yang cukup besar bolehlah dikatakan, bahwa sebagian mazmur2 itu terjadi di masa sebelum pembuangan, dan permulaan pertama-tama sekurang-kurangnya mesti ditempatkan di zaman raja Daud (tahun 1000 SM). Beberapa mazmur (1; 18:8-15; 85; 146; 147) terjadi sesudah Israel kembali dari pembuangan (tahun 536 SM), meskipun waktunya yang tepat sukar sekali ditentukan dan agak dikira-kirakan saja. Ada banyak mazmur yang tak dapat ditetapkan lagi masa terjadinya.

Kebanyakan mazmur mempunyai judul - (yang hendaknya dibedakan dari kepada yang kami bubuhkan untuk mengkhasiatkan sesuatu mazmur) - yang pendek atau panjang. Hanya tigapuluh empat mazmur (1-2; 10; 33; 43; 71; 91; 93-97; 99; 104-107; 111-119; 135-136; 146-150) tak ada judulnya sama sekali dalam naskah Hibrani (Dalam naskah Yunani judul ditambah isi dan jumlahnya). Walaupun judul2 itu kuno sekali (para penterjemah Yunani sering tidak mengetahui artinya lagi) dan oleh karenanya mempunyai sesuatu nilai, namun tidak dapat dipandang sebagai aseli dan diilhamkan. Kesemuanya itu adalah imbuh kemudian. Artinya pun sering sangat tidak jelas.

Dalam judul2 tersebut terdapatlah pelbagai petunjuk2 berkenaan dengan puisi, musik, liturgi, kesusasteraan dan sejarah.

Istilah "Mazmur" dan "Nyanyian" menyatakan, termasuk macam nyanyian2 mana mazmur ini. Kata "Maskil"(13x) kiranya berarti "Nyanyian Kebijaksanaan" atau lain sebagainya. Kata "Mitham" (16; 56-60) hingga kini belum ketahuan artinya. Mazmur 7 dikhasiatkan sebagai "Lagu ratap".

Jang pertama-tama harus dipandang sebagai petunjuk musik ialah kata yang terdapat di atas limapuluh lima mazmur dan yang kami terjemahkan: "Untuk Pemimpin", meskipun terjemahan ini belum pasti sekali benarnya. Adapun artinya ialah, bahwasanya mazmur tersebut hendaknya dinyanyikan oleh suatu kor di bawah pimpinan seorang dirigen. Ataukah mungkin maksudnya, nyanyian2 itu termasuk suatu kumpulan tertentu? Istilah2 lainnya, yang kami terjemahkan "Lagu: "....", agaknya berarti, bahwasanya mazmur tersebut hendaknya dinyanyikan menurut langgam tertentu dan terkenal. Akhirnya pada jidar beberapa mazmur terdapatlah - kasang2 sampai beberapa kali - kata "selah" (Mazmur 9:17 "Higgaion selah"), yang belum lagi ketahuan artinya (71x dalam tigapuluh sembilan mazmur).

Sekali dua terdapat pula petunjuk Liturgi singkat. Mazmur 92 adalah suatu nyanyian, yang termasuk Liturgi Sabat (dalam terjemahan Yunani ada mazmur2 lainya yang dihubungkan dengan hari tertentu dalam pekan). Mazmur 38 dan 70 dinyatakan akan mengiring salah satu macam kurban (Untuk peringatan); mazmur 100 untuk kurban syukur. Tidak teranglah, apa gerangan arti istilah "Akan pengajaran" di atas mazmur 60.

Judul mazmur 3, 7, 18, 34, 51, 52, 54, 57, 60, 63, 142 menghubungkan nyanyian2 itu dengan peristiwa2 tertentu dalam riwayat hidup raja Daud, walaupun isinya sering hampir2 tak ada sangkut-pautnya dengan kejadian2 itu. Bagi para ahli Yahudi sepatah kata saja seringlah menjadi alasan yang cukup, untuk menghubungkan mazmur tersebut dengan peristiwa itu.

Akhirnya dalam judul2 itu sering terdapatlah nama orang. Apa tepatnya arti nama orang itu belum begitu pasti, namun pada umumnya bolehlah kita mengukuhi pendapat yang lazim, bahwasanya oknum2 tersebut dipandang sebagai pencipta nyanyian2 itu. Demikianlah ada tujuhpuluh tiga mazmur dengan nama Daud, duabelas dengan nama orang Lewi Asaf, sebelas dengan nama keluarga orang Lewi "Putera2 Korah". Ada dua mazmur dengan nama Salomo, satu mazmur dengan nama guru2 ilmu kebijaksanaan, Heman dan Etan, dan akhirnya satu mazmur dengan nama Musa.

Khususnya mengenai pencipta2 mazmur itu, timbullah persoalan penting perihal nilai judul2 itu. Meskipun tidak aseli dan tidak diilhamkan, namun judul2 itu menyatakan keyakinan para ahli Yahudi pengarang2 mazmur itu. Tradisi itu tidak boleh diabaikan begitu saja, tanpa alasan satu pun, apalagi kalau diteguhkan dalam Perjanjian Baru. Namun demikian, bila ada alasan cukup, maka bolehlah orang mengabaikan keyakinan Yahudi, lebih2 karena tidak jaranglah terjemahan Yunai menunjukkan adnya tradisi lain. Dan dalam soal ini selalu mungkinlah orang2 berbeda-beda pendapatnya.

Mazmur2 Israel adalah syair2 keagamaan. Nyanyian2 itu menuruti patokan2 puisi Hibrani. tidak bersandar metrum, melainkan ritme, yakni pergantian suku kata2 yang bertekanan dan tak bertekanan menurut urutan yang beraturan. Lagu2 itu tersusun dari ayat2, yang terdiri atas dua baris atau lebih. Gaya dan kekhasan puisi Hibrani, yaitu paralelisme atau kesejajaran dalam segala bentuknya, sangat banyak digunakan juga dikenal (42, 46, 56, 99, 107). tetapi kurang jelaslah, apa bait2 digunakan dengan konsekuen, dan jika demikian halnya, dasar2 apakah dipakai untuk itu. Belakangan rupa2nya digunakanlah acrostichon, yakni urutan bagian2 mazmur dimulai dengan urutan huruf menurut abjad. Berulang-ulang acrostichon itu digunakan dalam mazmur2 (9, 10, 25, 34, 111, 112, 145) dan mencapai puncaknya dalam mazmur 119.

Tetapi di samping kesemuanya itu Kitab Mazmur mengenai patokan2 puisi lainnya. Teristimewanya pengarang merasa terikat pada susunan dan bentuk umum tertentu, yang pada galibnya berpautan dengan jenis nyanyian tertentu. Sekadar nyanyian yang diciptakannya, tersedialah baginya rangka2, ungkapan2 dan kiasan2 tertentu, yang dipergunakan buat melahirkan perasaan2nya sendiri. Dengan sadar dan disengaja orang kembali mengikuti para pengarang zaman sebelum itu. Akibatnya pertalian ini ialah, bahwasanya tidak sedikitlah jumlah mazmur yang mempunyai corak jiplakan dan bahwasanya ungkapan, kiasan dan gambaran berulang-ulang kembali, hingga tiada kepastian, kenyataan apa tersembunyi didalamnya. Mazmur2 sejenis memberi kesan kesamaan yang sedikit-banyak membosankan.

Memang tida begitu sukarlah, mengadakan penggolongan dalam Kitab Mazmur dan merangkum pelbagai nyanyian yang tersebar-sebar dengan satu kepala. Meskipun kelainan pendapat senantiasa mungkin dalam hal2 tersendiri dan perbedaan tidak selalu sama terangnya karena corak campurannya beberapa mazmur, namun penggolongan dan pengkhasiatan itu dapat diterima umum.

Adapun yang paling jelas ialah "Lagu2 Ratap", yang merupakan bagian besar kitab tersebut Segala macam derita insani dinyatakan dalam nyanyian2 itu di hadapan hadirat Yahwe. Dalam sejumlah mazmur seluruh rakyat ambil bagian, yakni dalam "Lagu2 Ratap Bersama", yang membentangkan malapetaka2 nasional, yang menimpa umat Allah (44, 58, 60, 74, 77, 79, 80, 82, 83, 90, 108, 125), sementara di lain pihak derita perseorangan yang bermacam-ragam itu memberi ilham akan lagu2 ratap yang lebih bercorak perseorangan (5, 6, 7, 13, 17, 22, 25, 26, 27, 28, 31, 35, 38, 39, 42, 43, 51, 54, 55, 56, 57, 59, 61, 63, 64, 69, 70, 86, 88, 102, 109, 120, 130, 140, 141, 142, 143). Lebih2 dalam mazmur2 tersebut terdapatlah keluapan balas dendam kepada musuh2 dan pengutukan yang bernafsu terhadap lawan2.

Mirip dengan golongan pertama mazmur2 itu adalah nyanyian2, yang menyatakan imam teguh dan kepercayaan besar akan Allah, yang didapati Israel dalam keyakinan keagamannya (3, 11, 16, 23, 41, 62, 131).

Golongan ketiga mazmur2 terdiri atas pujian2, yang meluhurkan keagungan dan kemuliaan Yahwe. Justru dalam pujian2 inilah orang dapat menemukan kembali pikiran2 pokok keagamaan dari Perjanjian Lama dengan bentuk yang indah. Pujian2 ini memuji Allah, sifat-sifat-Nya dan pekerjaan-Nya di dalam alam semesta dan di dalam sejarah, dan pada umumnya adalah yang paling kaya isinya (8, 19, 29, 33, 65, 67, 68, 85, 100, 103, 104, 111, 113, 114, 117, 135, 136, 145, 146, 147, 148, 149, 150). Dalam kelompok ini dapat dimasukkan pula mazmur2 yang membentangkan kerajaan Yahwe pun pada akhir zaman (47, 75, 93. 96.97, 98, 99).

Jahwe, yang sudah bertindak demi kepentingan orang-orang-Nya yang mursyid dan umat-Nya dan melimpahi mereka dengan anugerah-anugerah-Nya, sudah sepatutnya diberi syukur. Dan Israel insaf akan kewajiban ini dan mencatatkan rasa syukurnya dalam sejumlah nyanyian syukur (4, 18, 30, 32, 34, 40, 66, 92, 107, 116, 117, 118, 124, 129, 138).

Pusat keagamaan dan nasional bangsa Yahudi, yaitu Sion, Yerusalem, tidak ketinggalan pula mengilhami para penyair. Ini a.l. nyata dari mazmur2, yang mengutarakan pusat tersebut dan juga Sion masa akhir yang diangan-angankan (24, 46, 48, 76, 84, 87, 122, 137).

Lembaga kerajaan yangamat penting, orang2 urapan Yahwe memberikan ilham kepada para pujangga istana di Israel, sebagaimana pula halnya di tempat lainnya. Dan nyanyian2 kerajaan ini karena coraknya yang keagamaan mendapat tempatnya pula di dalam Kitab Mazmur (2, 20, 21, 45, 72, 89, 110, 132). Karena Israel hidup pula dalam pengharapan akan kedatangan Raja Agung di masa yang akan datang, yaitu Al-Masih, maka tidak sedikitlah mazmur2 kerajaan itu mempunyai corak Masehi yang khas (2, 45, 72, 89, 110, 132).

Para guru kebijaksanaan di Israel, yang berusaha mengajar rakyat dalam kebijaksanaan benar dari hukum Allah dan dalam seni hidup yang sejati, lebih2 menggunakan amsal yang pendek atau panjang. Tetapi mereka tidak segan2 pula menggunakan nyanyian keagamaan yang mengadung pelajaran susila untuk mengajarkan kebijaksanaan. Demikian nyanyian2 pengajar mereka merupakan unsur yang penting pula akan keseluruhan Kitab Mazmur (1, 9, 10, 12, 14, 15, 36, 37, 49, 52, 53, 73, 91, 94, 112, 119, 128, 139).

Ada juga sejumlah mazmur yang nyata berbeda dari jenis2 tersebut dan sukar dikhasiatkan (mis. 121, 123, 126, 133, 134), meskipun kadang2 mungkin memasukkannya dalam salah satu kelompok, dan perbedaannya itu bolehlah dipertalikan dengan kebebasan penyair.

Nyanyian2 yang bermacam-macam dengan dalil2 serta susunannya tersendiri itu jika dipandang sepintas lalu, memperlihatkan Kitab Mamzur itu seakan-akan suatu himpunan yang agak campur-aduk. Tetapi dipandang dari sudut lain, keseluruhannya toh disemangati oleh jiwa keagamaan yang sama, sehingga, jika ditelaah lebih dalam, tampaklah kesamaan yang lebih besar daripada yang dapat dikirakan semula. Sungguhpun mazmur2 itu adalah puisi, bahkan kadang2 puisi yang bermutu tinggi, namun lebih khususnya adalah nyanyian2 keagamaan yang berusaha melahirkan perasaan2 keagamaan yang sangat dalam di dalam bentuk insani yang indah. Kalau kitab2 Perjanjian Lama lainnya, dalam bentuk prosa atau puisi, mengisahkan campur tangan Tuhan terhadap manusia serta umat-Nya, dengan jalan penyelenggaraan biasa atau dengan tindakan ajaib, yang menghukum atau menyelamatkan, dalam hidup orang perseorangan dan bangsa, maka Kitab Mazmur memperkenalkan kita dengan anggapan rasa hati keagamaan Israel dalam saat2 kebesarannya, dengan kekagumannya, dengan takwa dan tawakalnya, dengan syukur dan pengharapannya, dengan harapannya akan masa yang akan datang dan dengan cita2 keagamaannya. Kita mendengar keluh-kesah, yang keluar dari jiwa yang sesak dan naik ke hadapan hadirat Tuhan, tetapi juga sesal atas dosanya, yang telah diperbuatnya, dan atas kedurhakaannya. Seluruh rangkaian perasaan2 keagamaan terendapkan dan terpantulah dalam kitab "Nyanyian2 Sion".

Terutama karena isi keagamaan inilah maka mazmur2 itu mempunyai artinya yang tetap. Lebih karena isinya daripada karena bentuknya, puisi keagamaan Israel itu melebihi segala karya bangsa2 di kelilingnya. Perasaan2 keagamaan, yang serasi dengan segala keadaan hidup itu, menjadi harta umum bagi semua orang, yang memandang Tuhan sebagai penuntun dan pemimpin hidupnya. Kendati kadang2 cara melahirkan perasaan2 itu, misalnya dalam mazmur2 pengutuk atau dalam mazmur2, yang coraknya yang duniawi kentara sekali, tidak begitu selaras dengan keluhuran Perjanjian Baru, namun kesemuanya itu tidak dapat menghapus kenyataan, bahwasanya keinsafan keagamaan yang terjalin didalamnya itu mempunyai corak umum dna tetap ada nilainya dalam Perjanjian Baru. Dan lagi tidak perlu orang mengambil jalan penafsiran mazmur2 itu secara kiasan atau rohani. Teks mazmur2 itu sendiri masih selalu dapat digunakan untuk melahirkan perasaan keagamaan yang murni.

Mazmur2 itu kentara pula corak liturgisnya. Kenyataan ini sangat penting guna memahami dengan tepat dan menilaikan dengan saksama teks2 kuno itu. Mazmur2 itu liturgis, bukan hanya dan bukan pula pertama-tama karena sangat banyak dipakai dalam liturgi Gereja. Tetapi pemakaian ini adalah sesuai dengan kekhasan isinya. Sangatlah dilebih-lebihkan. mengatakan bahwa semua mazmur mendapat asal dan keterangannya dalam ibadah umum. Betul ada yang diciptakan khusus untuk ibadat umum Israel (15, 24, 84, 135), tetapi ada banyak lainnya, yang asal-usulnya bersifat perseorangan dan pribadi dan timbul dari keadaan hidup perseorangan. Tetapi nyanyian2 ini pun kemudian dipakai, bahkan sangat dipakai dalam ibadat umum Bait-Allah maupun Synagoge, sebagaimana ternyata dari judul2 kuno mazmur2 itu.

Di samping faktor2 lainnya, adalah terutama pemakaian peribadatan ialah yang besar pengaruhnya atas bentuk terakhir mazmur2 itu. Tiada ada keberatan, berpendapat, bahwa di dalam jalan sejarah Israel nyanyian2 tersebut mengalami perubahan2, untuk disesuaikan dengan keadaan2 yang berlainan dan teristimewa dengan ibadat umum. Teks2 itu mula2 sekali-kali tidak diterima dengan catatan "Ne varietur". Sebaliknya, Israel memandang pusaka suci itu sebagai miliknya dan mendapat kebebasan yang agak besar, untuk mengubahnya menurut kebutuhan. Baru kemudian mazmur2 itu tak boleh diusik-usik lagi sama sekali.

Dengan latar-belakang peribadatan ini mazmur2 dalam wujudnya yang sekarang dapat dipahami sepenuhnya. Apabila orang tidak mengindahkan suasana peribadatan ini, maka pelbagai mazmur menyerupai kumpulan bagian2 yang campur baur dan tidak ada atau hanya sedikitlah gandingannya satu sama lain. Tetapi jika dilakukan oleh beberapa kelompok penyanyi atau oleh beberapa orang, maka campuran sedemikian itu malahan menjadi terang dan penuh arti dan lagi bertambahlah gaya puisinya dan kedalaman keagamaannya. jika diartikan dengan tepat dan diukur menurut kedalaman keagamaannya dengan latar-belakang ini, maka dapatlah dipahami sepenuhnya dan dihargai setinggi-tingginya, bahwasanya nyanyian2 umat Allah dahulu itu masih selalu dijunjung tinggi oleh umat Allah di zaman baru yakni Gereja Kristus, lebih2 dalam ibadat umumnya.

Keterangan-Keterangan

Kependekan Kitab2 Suci

Kependekan Nama lengkap Nama Latin
Kej. Kejadian Genesis
Peng. Pengungsian Exodus
Lv. Levitika Leviticus
C.J. Cacahjiwa Numeri
Ul. Ulangtutur Deuteronomium
Yos. Yosua Yosue
Rt. Rut Rut
Hakim2 Hakim2 Yudicum
Syem. (I.II) Syemuel (I.II) Samuel (I.II Regum)
Rj. (I.II) Raja2 (I.II) Regum (III.IV)
Twr. (I.II) Tawarich (I.II) Paralipomenon (I.II)
Esr. Esra Esdras
Neh. Nehemia Nehemias
Tb. Tobia Tobias
Ydt. Yudit Yudith
Est. Ester Esther
Mak. (I.II) Makabe2 (I.II) Machabaeorum (I.II)
Iyob Iyob Yob
Mzm. Mazmur Psalmorum
Ams. Amsal Proverbiorum
Pengch. Pengchotbah Ecclesiastes
Md.Ag. Madah Agung Cantica canticorum
Kebij. Kebijaksanaan Sapientia
Sir. Sirah Ecclesiasticus
Ys. Yesaya Isaias
Yr. Yeremia Yeremias
Bar. Baruch Baruch
Yehesk. Yeheskiel Ezechiel
Dn. Daniel Damiel
Lg.Rt. Lagu Ratap Lamentationes
Hos. Hosea Oseas
Yoel Yoel Yoel
Amos Amos Amos
Ob. Obaja Abdias
Yon. Yona Yonas
Mich. Micha Micheas
Nah. Nahum Nahum
Hab. Habakuk Habacuc
Sef. Sefanya Sofanias
Hag. Hagai Aggaeus
Zak. Maleachi Malachias
Mt. Mateus Matthaeus
Mk. Markus Marcus
Lk. Lukas Lucas
Yh. Yo(h)anes Yoannes
Ks.Rs. Kisah Rasul2 Actus Apostolorum
Rm. Romawi Romanos
Kr. (I.II) Korintus (I.II) Corinthios (I.II)
Gl. Galasia Galatos
Ef. Efese Ephesios
Filip. Filipi Philippenses
Kol. Kolose Colossenses
Tes. (I.II) Tesalonika (I.II) Thessaloniceses (I.II)
Tm. (I.II) Timoteus (I.II) Timotheus (I.II)
Tt. Titus Titum
Fil. Filemon Philemonem
Hbr. Hibrani Hebraeos
Ptr. (I.II) Petrus (I.II) Petri (I.II)
Yk. Yakobus Yacobi
Yh. (I.II.III)Yo(h)anes (I.II.III)Yoannis (I.II.III)
Yud. Yudas Yudae
Why. Wahyu Apocalypsis

Tanda2 lainnya

Pada achir baris (ayat menunjukkan akan catatan yang bersangkutan di halaman bawah.

Kata2 yang dicetak miring adalah pembetulan ralat2 dalam naskah Hibrani, yang pertanggungjawabannya terdapat pada lampiran kitab ini. Kata2 yang dicetak miring dengan tanda-kurung adalah tambahan2 yang menjelaskan.

(') berarti: suatu kata (atau sesuatu lainnya) dalam naskah Hibrani dihapuskan atau dipindahkan.

Penunjuk-penujuk

Penunjuk2 di pinggir halaman menunjukkan ayat2, yang sama isinya ataupun penjelasan lebih lanjut sesatu ayat atau kata ataupun keterangan sejarah, yang bersangkutan dengannya. Penunjukan2 itu sering besar gunanya sebagai tafsiran singkatan dan lebih2 memperlihatkan, bagaimana seluruh Kitab Suci, betapapun jua perbedaannya di antara para pengarang insani, disemangati dengan jiwa yang sama. Dalam mencari ayat2 tsb. dapatlah orang biasanya memakai terjemahan manapun jua.

Nama-nama diri

Mengenai nama orang tokoh2 yang besar dan dikenal umum, kami pakai nama dalam bentuk yang lazim. Mengenai tokoh2 yang kurang dikenal dan nama2 lainya, kami berikan salinan, yang sedapat-dapatnya mendekati ejaan Hibrani.

Diambil dari:

Peralatan pribadi