“Senang menerima” adalah hal yang lumrah, tetapi “senang memberi”, adalah hal yang sulit ditemukan. Arti “memberi” adalah melepaskan atau menyerahkan apa yang kita miliki. Sedangkan arti “menerima” adalah mendapatkan apa yang akan menjadi milik kita. Jadi suka yang mana? Pada umumnya orang-orang akan berkata, “Saya lebih suka menerima daripada memberi.” Tetapi bagaimana caranya supaya kita sanggup memberi bahkan senang memberi, terlebihlagi bersukacita ketika memberi?
Berikut ini, saya mengajak Saudara memeriksa tiga rangkaian perjalanan hingga sampai kepada tujuan “MEMBERI DENGAN SUKACITA”.
Pertama, mulai memandang ke depan bersama Allah, mengapa Anda memberi (Visi memberi). Kedua, ketahuilah cara Anda memberi, apa yang kamu beri, ke mana Anda memberi (Strategi Memberi). Ketiga, ambil keputusan untuk memberi, dan mulailah, kerjakanlah, lakukanlah (Aksi Memberi). Dalam uraian berikut ini, saudara akan tahu:
- alasan mengapa Anda memberi
- bagaimana cara Anda memberi
- apa yang Anda harus berikan
Dalam 2 Korintus 9:7, dinyatakan bahwa Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Menjadi orang yang dikasihi oleh Allah adalah sebuah prestasi tertinggi dalam hidup orang percaya. Apakah Anda memiliki tujuan menjadi orang yang dikasihi oleh Allah? Apakah Anda melepaskan apa yang Anda miliki dengan sukacita? Apakah sudah mulai memberi sebagian dari apa yang anda miliki? Rick Warren, seorang Gembala Jemaat dan penulis yang paling laris dari buku “Purpose Driven Live” mempersembahkan pendapatannya 90%, dan meninggalkan baginga 10% saja, sehingga ia disebut sebagai orang yang dermawan (philanthropist). Tetapi keputusan ini dilakukannya setelah ia dan istrinya berdoa kepada Tuhan. (http://www.rickwarren.com/about.html)
Memang tidak semudah membalik telapak tangan untuk menjadi seorang pemberi, apa lagi menjadi orang yang memberi dengan sukacita, kecuali karena kasih Allah menguasai diri orang itu.
Kasih adalah hal yang paling fundamen dalam memberi, sebab arti lain dari memberi adalah mengorbankan. Allah sendiri dikuasai oleh kasih yang besar sehingga ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal (Yoh 3:16). Jadi, jika Anda memiliki kasih, maka Anda bisa memberi. Tindakan kasih mirip dengan tindakan iman. Ketika rasul-rasul bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus, mereka berkata kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" Tetapi Tuhan menjawab mereka: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu" (Luk 17:5,6). Artinya, apa yang mau ditambahkan sebab memang mereka tidak ada iman sama sekali. Sering kali orang-orang Kristen berkata, “Masalahnya, saya belum memiliki kasih yang sebesar itu!”, tetapi persoalan yang sebenarnya adalah memang “Anda tidak memiliki kasih sama sekali!” Jika kita menterjemahkan “kasih agape” sebagai “kasih besar”, bukan berarti ada kasih agape yang masih kecil. Tetapi yang namanya “kasih agape” adalah kasih yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang Kristen sebab mereka telah mendapatnya secara cuma-cuma dari Sumber Kasih.
Kasih selalu mengarah pada sukacita. Tanpa kasih, Anda akan bersungut-sungut. Memberi, bukanlah soal besar-kecilnya atau banyak-sedikitnya, melainkan apakah Anda memberi karena dorongan kasih. Pemberian janda miskin dalam Lukas 21 hanya dua peser (=1 sen/duit, mata uang yang paling kecil), tetapi Yesus memperhitungkannya besar. Janda itu melakukannya atas dorongan kasihnya kepada Allah sebab ia menyadari bahwa kasih Allah jauh lebih besar dari hidup yang dia miliki, maka dengan memberi seluruh miliknya, hal itu menjadi pertanda penyerahan hidup sepenuhnya. Sebab soal memberi sangat erat hubungannya dengan harta milik, dan harta milik itu seringkali dibaca dengan uang.
Tetapi, jika Anda melepaskan uang Anda, maka Anda akan bersukacita. Sebaliknya, jika Anda menahan uang Anda, maka Anda menahan sukacita, Anda tidak dapat bersukacita. Sukacita yang sejati hanya dapat diperoleh dalam Yesus. Jika Anda telah menerima Yesus, itu artinya Anda telah memperoleh segala-galanya, baik yang di surga (ahli waris kerajaan), maupun yang di bumi sebab kuasa itu telah diberikan kepada Yesus dan Yesus sendiri telah berjanji bahwa orang-orang yang mengikut Dia mendapatkan semua itu selagi di bumi (Mrk 10:30). Tetapi jika Anda memperoleh segala sesuatu yang ada di bumi, namun Anda kehilangan nyawa (keselamatan), maka apa arti semuanya itu bagi Anda? (Mrk 8:36). Jadi ini hukum untuk mendapatkan sukacita yang sejati: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari" (Matius 6:33-34). Artinya: (1) Dahulukan kerajaan Allah; (2) Berhenti untuk kuatir. Rahasianya adalah penyangkalan diri. Penyangkalan diri tidak bisa dilakukan oleh orang-orang yang terlalu sibuk untuk kesenangan dirinya. Manusia pada umumnya terikat dengan sikap mementingkan diri sendiri. Inilah yang dikatakan Paulus kepada jemaat Filipi “…sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus” (Fil 2:21; lih juga 2 Tim 3). Jika Anda sungguh telah menerima Yesus, maka Anda pasti menerima orang lain. Menerima orang lain berarti memberi (membagi) hidup dengan orang lain. Inilah rahasia dari inti Alkitab (Matius 22:37-39).
Dalam 2 Tim 3, Paulus menunjukkan kehidupan manusia duniawi. Dalam daftarnya, menjadi hamba uang adalah urutan kedua setelah keegoisan. Seseorang bisa merdeka dari perbudakan harta (uang), jika ia sudah melepaskan uang dan memegang Yesus. Anda tidak bisa memegang keduanya, sebab jalan Yesus berbeda dengan jalan uang. Memegang (menerima) Yesus berarti melepaskan uang. Sebaliknya memegang uang berarti melepaskan Yesus. Jadi, bagaimana? Anda mau pegang yang mana? Memegang Yesus maka akan ada sukacita sejati dan kekal. Memegang uang akan ada sukacita palsu dan sementara.
Apakah ada pengalaman Anda tentang sukacita karena memegang uang? Bagaimana, apakah Anda sungguh-sungguh bersukacita? Berapa lama Anda bersukacita?
Demikian juga, apakah ada di antara Anda yang sudah menerima Yesus? Bagaimana, apakah Anda sungguh-sungguh bersukacita? Berapa lama sukacita Anda itu berlangsung?
Menerima Yesus sama dengan memberi seluruhnya kepada Yesus (tubuh, pikiran, hati, keinginan, roh … Ya, tentu saja harta, waktu, dan tenaga saudara, bukan?). Sudahkah Anda memberi kepada hidupmu kepada Yesus DENGAN SUKACITA. Berikanlah juga hidupmu kepada saudara-saudara seiman DENGAN SUKACITA. Dan selanjutnya, berikanlah semuanya untuk keselamatan dunia, sama seperti Tuhan kita menyerahkan hidupnya bagi kita ketika kita masih berdosa.
Salam sukacita,
Comments
Masalah Format ?
Wed, 12/08/2009 - 00:07 — MoZee_RuiDear Pak Admin, mungkin ada format yang perlu diubah pada box content,sehingga para blogger yang baru menulis tidak bingung dalam menulis dan merangkai paragraf. Sword of spirit,Yustinus7, Visa Kasih Besar dan beberapa blogger nampaknya punya kendala yang sama saat menampilkan blog.
Qoheleth~MoZee~^_^
Masalah format
Wed, 12/08/2009 - 08:06 — Visa Kasih BesarBenar MoZee,
Sebenarnya tools pada box content ini sudah cukup baik. Tools formatnya juga ada, hanya saja ketika saya masuk pertama beberapa kali saya ubah karena ternyata ada dua bagian yang harus diperhatikan jika ingin memformat tulisan, yang pertama disable(enable) rich-text dan input format.
Namun bagian lain yang menarik adalah karena bisa menampilkan beberapa jenis fonts.
God Bless,