Pembahasan Point 16 (Bayi yg mati PASTI MASUK SURGA karena sudah ditebus oleh Darah Yesus), 38
Kematian Kristus di kayu salib adalah penebusan (atonement) untuk seluruh umat manusia (Ibrani 2:9, I Yoh 2:2). Artinya dosa seluruh umat manusia (dari Adam hingga manusia terakhir), ditaruh ke dalam diri Yesus dan Ia dijatuhi hukuman. Itulah sebabnya hukuman atas diri Yesus adalah hukuman terberat (capital punishment), karena itu untuk dosa seisi dunia. Seseorang membunuh beberapa orang akan dijatuhi hukuman mati, bahkan membunuh separuh penduduk dunia pun tetap hanya dijatuhi hukuman mati. Yesus Kristus menerima hukuman mati atas dosa yang dilakukan oleh seluruh umat manusia.
Rasul Paulus berkata dalam Roma 5 bahwa oleh pelanggaran Adam semua manusia menjadi manusia berdosa, dan oleh ketaatan satu orang semua orang beroleh pembenaran (Roma 5:18-19). Karena koneksi kita dengan Adam, yaitu melalui kelahiran jasmani kita, maka kita menjadi orang berdosa dan siap menerima hukuman. Oleh Adam, semua umat manusia jatuh ke posisi orang berdosa. Yesus Kristus datang, dan Ia menempatkan diri ke posisi umat manusia yang berdosa dan menerima penghukuman. Sehingga oleh Yesus Kristus, apa yang diakibatkan oleh Adam terhadap seluruh umat manusia diselesaikan, yaitu dijatuhi penghukuman. Sehingga karena koneksi kita dengan Adam, bapa leluhur jasmani kita, semua manusia menjadi orang berdosa. Tetapi oleh koneksi kita dengan Kristus, yaitu melalui kelahiran kembali di dalam air dan roh, maka kita menjadi orang benar dan siap menerima pembenaran.
Kematian Kristus di kayu salib adalah tindakan pemusnahan kuasa dosa. Dosa selalu menuntut penghukuman, dan ia tidak berhenti menuntut sebelum hukuman dijatuhkan. Iblis akan selalu mengatakan bahwa Allah tidak adil dan tidak benar jika Allah tidak melaksanakan hukuman atas umat manusia yang berdosa. Ia akan menuduh Allah tidak menerapkan hukum, atau lebih buruk lagi menuduh Allah hanya omong kosong ketika mengumumkan undang-undang pertamaNya di taman Eden.
Setelah pelaksanaan hukuman, terlebih lagi setelah kebangkitan, sebagaimana Paulus mengatakan bahwa maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut dimanakah sengatmu? (I Kor 15:54-55). Jadi, status manusia berdosa yang diperoleh dari hubungan kita dengan Adam telah dibereskan melalui penghukuman atas dosa yang ditanggung Yesus Kristus. Saya lebih memilih istilah“status orang berdosa“ daripada istilah“dosa asal atau dosa keturunan“ karena istilah yang lebih tepat adalah kita terima status orang berdosa dari Adam dan Hawa.
Nasib Bayi Yang Meninggal
Karena status orang berdosa yang diperoleh sebagai anak-cucu Adam bagi semua manusia berakhir sejak kematian dan kebangkitan Kristus, maka tidak ada alasan seorang bayi yang mati akan masuk neraka. Sebagaimana dalam Roma 5, status bayi sebagai orang berdosa disandang karena kejatuhan nenek moyangnya, yaitu Adam, an status bayi sebagai orang benar disandangnya karena kebenaran Sang Juruselamat, yaitu Kristus (Roma 5:18-19),
5:18 Jadi, sama seperti melalui satu pelanggaran banyak orang beroleh penghukuman, demikian pula melalui satu perbuatan kebenaran, banyak orang beroleh pembenaran untuk hidup.
5:19 Sebab, sama seperti melalui ketidaktaatan satu orang banyak orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula melalui ketaatan satu orang banyak orang menjadi orang benar.
Jadi, bayi orang Kristen, orang Islam, Budha, atau bayi siapapun adalah orang berdosa karena ketidaktaatan Adam, kemudian mendapat pembenaran melalui ketaatan Kristus. Orang yang telah dibenarkan melalui ketaatan Kristus tidak ada alasan akan berada di Neraka. Orang yang akan berada di Neraka adalah orang yang mengandalkan kebenaran dirinya yang semua, atau kebenaran bohongan yang dibisikkan iblis kepadanya.
Dalam Roma 3:10,12,23 dikatakan bahwa semua orang TELAH BERBUAT dosa, pernah menyebabkan pertanyaan, dosa apakah yang DIBUAT oleh seorang bayi yang baru lahir beberapa jam? Jawabannya ialah, pertama sesungguhnya seorang bayi adalah orang berdosa, yaitu berada dalam status atau posisi orang berdosa, dan dalam hati atau nature yang berdosa. Kedua, segera setelah ia menjadi akil-balik maka ia akan segera aktif melakukan dosa sehingga akan membentuk karakter orang berdosa. Rasul Paulus menyatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa untuk menggambarkan bahwa semua manusia telah berstatus orang berdosa dan memiliki nature yang berdosa dan segera mencapai akil balik akan segera melakukan tindakan dosa sehingga mulai membentuk karakter orang berdosa. Status bayi yang berdosa dan nature-nya yang berdosa dihukumkan pada diri Kristus di kayu salib. Itulah sebabnya bayi tanpa perlu bertobat dan beriman, karena memang mereka belum bisa bertobat dan beriman, secara otomatis menerima anugerah yang diberikan oleh Allah melalui Yesus Kristus.
Tetapi jika seorang bayi bertumbuh menjadi dewasa dan mencapai umur akil balik, lantas ia berdosa atas kesadaran dirinya, maka mulai saat itu, ia mulai menyandang status orang berdosa, bukan lagi karena hubungannya dengan Adam dan Hawa, melainkan karena pelanggaran dirinya sendiri. Ia berstatus orang berdosa, dan mengotori hatinya dengan dosa sehingga nature-nya menjadi nature yang berdosa, serta membangun karakter orang berdosa, bukan karena pihak lain melainkan karena dirinya sendiri. Orang demikian baru akan dihitungkan sebagai orang benar jika ia memutuskan dengan kesadarannya untuk bertobat dan percaya kepada Sang Juruselamat. Ketika ia bertobat (menyesali dosa dan bertekad meninggalkannya) dan percaya dengan segenap hatinya bahwa Yesus telah dihukumkan untuk menanggung seluruh dosanya, maka ia akan dihitungkan Allah yang maha kudus sebagai yang tak berdosa (orang kudus) di hadapan Allah Bapa.
Kepada orang berdosa yang telah akil-balik, pertobatan dan iman adalah syarat utama dan satu-satunya untuk dihitungkan sebagai orang benar di hadapan Allah. Status orang berdosa yang disandangnya berakhir ketika ia dilahirkan kembali di dalam Yesus Kristus. Tuhan memperkenalkan istilah dilahirkan kembali ketika berbincang-bincang dengan Nikodemus (Yohanes 3:3-5) bukan tanpa makna. Manusia menerima status orang berdosa dari kelahiran jasmaniah dan akan menerima status orang benar juga melalui kelahiran namun secara rohaniah. Ketika seseorang masih bayi, dalam kondisi belum bisa bertobat, dan tentu belum berdosa atas kesadaran dirinya, melainkan berstatus orang berdosa hanya karena hubungannya dengan Adam dan Hawa, kematian Kristus telah membenarkannya di hadapan Allah Bapa, tanpa perlu bertobat dan percaya yang belum bisa dilakukannya.
Itulah sebabnya Doktrin Keselamatan (Soteriology) yang alkitabiah memberi kepastian keselamatan bayi di hadapan Allah. Tuhan Yesus menegaskan bahwa merekalah yang empunya Kerajaan Sorga (Matius 19:14). Perkataan Tuhan Yesus adalah pernyataan kesimpulan teologi alkitabiah karena baik bayi yang meninggal di zaman Perjanjian Lama maupun yang meninggal di zaman Perjanjian Baru, semuanya akan mewarisi Kerajaan Sorga oleh ketaatan Kristus.
Lagi pula dalam Perjanjian Lama, I Raja-raja 14:13, terhadap Yerobeam, raja yang paling jahat di mata Tuhan, bayinya yang segera akan mati dikatakan oleh Tuhan ia tidak jahat,
Seluruh Israel akan meratapi dia dan menguburkan dia, sebab hanya dialah dari pada keluarga Yerobeam yang akan mendapat kubur, sebab di antara keluarga Yerobeam hanya padanyalah terdapat sesuatu yang baik di mata TUHAN, Allah Israel.
Yerobeam adalah seorang yang sangat jahat di mata Tuhan, karena ia memimpin bangsa Israel menjauh dari Allah dan mengajak mereka menyembah patung. Semua nggota keluarga Yerobeam yang telah mencapai umur akil-balik dihitung turut bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan oleh Yerobeam kecuali bayinya yang belum akil balik. Sehingga pendapat Calvin bahwa bayi orang baik akan masuk Sorga sedang bayi orang jahat akan masuk Neraka dapat dipatahkan oleh pernyataan Allah terhadap bayi Yerobeam. Yerobeam jahat di mata Tuhan, bayinya adalah satu-satunya dalam keluarga Yerobeam yang baik di mata Tuhan. Karena allah calvinis memang kejam, dimana ia dikatakan memilih orang-orang untuk dimasukkan ke Sorga serta memilih orang-orang untuk dimasukkan ke Neraka tanpa kondisi (unconditional-election), maka tidak heran jika allah yang sama juga akan memasukkan bayi yang tidak tahu apa-apa atas dasar dosa orang tuanya.
Contoh kasus Daud yang menghamili Batsyeba dan melahirkan seorang anak. Anak itu ditulahi Tuhan untuk mati karena dilahirkan dari perbuatan jahat Daud. Penulahan itu sama sekali bukan untuk nasib akhir bayi tersebut melainkan agar ia mati secara jasmani sebagai sebuah penghukuman kepada Daud. Anak itu akan masuk Sorga sebagaimana kata Daud bahwa ia yang akan pergi kepada anak itu. Daud yakin bahwa suatu hari nanti dialah yang akan menyusul anak itu, dan tentu maksudnya ke Sorga. Jadi penulahan Allah terhadap bayi itu adalah sebagai hajaran Allah kepada Daud.
12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
12:22 Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. (II Samuel)
Dari peristiwa ini bahkan bisa kita simpulkan bahwa bayi yang dilahirkan secara tidak sah, bahkan dihasilkan dari perbuatan dosa pun akan masuk Sorga. Sama seperti bayi-bayi kota Betlehem yang dibunuh oleh Herodes. Mereka semua telah masuk Sorga. Peristiwa pembunuhan bayi-bayi itu adalah sebuah peristiwa yang diizinkan Allah untuk menghukum para orang tua yang mengabaikan kehadiran Sang Mesias di kota mereka. Allah yang maha adil dan maha kasih tidak mungkin membinasakan bayi-bayi di kota Betlehem yang tidak tahu apa-apa. Semua bayi yang terbunuh di Betlehem telah masuk Sorga karena sang Juruselamat mereka yang telah lahir di kota mereka akan dihukumkan untuk membereskan posisi mereka sebagai keturunan Adam yang berdosa.
Sesungguhnya demi sifat Allah yang maha adil dan maha benar, tidak mungkin ada satu orang pun yang akan dimasukkan ke Neraka oleh karena perbuatan orang lain (Adam dan Hawa), dan tidak ada satu orang pun yang akan berada di Sorga tanpa melalui penebusan Yesus Kristus. Dan tentu tidak ada seorang pun yang akan berada di Sorga oleh jasa seorang manusia lain selain jasa Kristus yang mati di kayu salib.
Sehubungan dengan kebenaran ini maka tidak dibenarkan untuk membaptiskan bayi. Bayi tidak perlu dibaptis karena bayi siapapun yang meninggal akan segera masuk Sorga tanpa melalui baptisan. Gereja Reform, Presbyterian, Lutheran, apalagi Katolik, telah membuat kesalahan yang amat besar. Tindakan mereka dalam membaptis bayi membuktikan pemahaman mereka tentang Injil Kristus tidak tepat. Gereja-gereja tersebut di atas ketika keluar dari Gereja Roma Katolik tidak memprotes Doktrin Gereja (ecclesiology) dari Gereja Roma Katolik yang sesat melainkan hanya memprotes Doktrin Keselamatannya (soteriology) saja. Tindakan kepalang tanggung tersebut telah menyebabkan pembaptisan bayi yang sangat bertentangan dengan Injil yang benar. Dan daripada bertobat dari kesalahan tersebut mereka malah mencari-cari pembenaran atas tindakan mereka yang salah itu. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa semua gereja yang mempraktekkan baptisan bayi sesungguhnya memiliki masalah pada Doktrin Keselamatan mereka.
Pasti ada yang bertanya, pada umur berapakah seseorang dihitung telah akil-balik? Jawabannya, tidak ada kepastian umur karena sangat tergantung pada banyak faktor, antara lain: kematangan mental, kecerdasan berpikir dan lain sebagainya. Masa akil balik tiap-tiap orang tidak sama. Pada zaman PL, zaman ibadah simbolik lahiriah, Allah menetapkan seorang laki-laki Yahudi mulai umur 12 tahun ke atas harus menghadiri ibadah ritual simbolik di Yerusalem. Dan Yesus di bawa orang tuanya ke Yerusalem pada saat berumur 12 tahun (Luk 2:42). Belum pasti umur 12 tahun adalah umur seseorang menjadi akil balik, tetapi berhubung pada zaman itu adalah zaman ibadah simbolik lahiriah, maka harus ada suatu ketetapan yang bersifat lahiriah yang membatasi saat seseorang diikutsertakan dalam ibadah lahiriah. Menurut pertimbangan pemimpin Yahudi dan mungkin telah melalui perjalanan ribuan tahun, mulai umur 12-lah seorang laki-laki diikutsertakan dalam ibadah. Tentu kini ketika kita berada dalam zaman ibadah roh dan kebenaran, seseorang bisa bertobat dan memahami kebenaran Injil lebih awal dari umur 12 tahun. Intinya, masa akil-balik adalah masa seseorang mulai memahami kebenaran rohani dan mulai mampu memikirkan dan membedakan antara benar dan salah, masa seseorang mulai bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang diambilnya.
Sumber: Doktrin Keselamatan Alkitabiah, halaman 81-89, DR. Suhento Liauw, Jakarta: Graphe International Theological Seminary (GITS), 2007.
1.Baptis Bayi/Anak adalah Tidak Alkitabiah
2.Pendeta/Penatua/Penilik Jemaat/Gembala Wanita dan Diaken/Majelis Wanita adalah Tidak Alkitabiah
3.Sistem Kepausan adalah Tidak Alkitabiah
4.Transubtansiasi dan Konsubstansiasi adalah Tidak Alkitabiah
5.Membaptis secara Percik atau dengan Bendera adalah Tidak Alkitabiah
6.Manusia diselamatkan hanya karena IMAN bukan karena Baptisan, Iman+Perbuatan, Iman+Baptisan, Iman+ ++ lainnya. Baptisan Tidak Menyelamatkan.
7.Arianisme (Kristen Tauhid dengan Gereja Jemaat Allah Global Indonesia=Gereja JAGI) dan Saksi Jehova (Saksi-Saksi Yehuwa) yang menolak Keilahian Yesus dan Tritunggal adalah Tidak Alkitabiah
8.GSPdI (Gereja Serikat Pantekosta di Indonesia) dengan mode Sabelian (Allah 1 Pribadi dalam 3 wujud) adalah Tidak Alkitabiah
9.Sistem Gereja Universal/Katolik/Am adalah Tidak Alkitabiah. Sistem Gereja Lokal adalah ALKITABIAH
10.Sistem Eskatologi Amilenialisme dan Postmilenialisme adalah Tidak Alkitabiah
11.Menafsirkan 6 hari Penciptaan sebagai bukan 6 hari biasa adalah Tidak Alkitabiah
12.Calvinisme dengan 5 Point TULIP-nya TIDAK ALKITABIAH
13.Predestinasi John Calvin adalah Tidak Alkitabiah
14.Gerakan Ekumene adalah Tidak Alkitabiah, Kesatuan yg Alkitabiah adalah Tidak Mengkompromikan KEBENARAN/DOKTRIN/PENGAJARAN
15.Verbal Plenary Inspiration (VPI) dan Verbal Plenary Preservation (VPP) dalam doktrin Alkitab adalah ALKITABIAH
16.Bayi yg mati PASTI MASUK SURGA karena sudah ditebus oleh Darah Yesus
17.Sekali Selamat Tetap Selamat adalah Tidak Alkitabiah. Beriman sampai Mati/Akhir PASTI MASUK SURGA. Jaminan Keselamatan Bersifat Kondisional/Bersyarat.
18.Kerajaan 1000 tahun, Surga dan Neraka adalah benar-benar Nyata.
19.Hanya ada dua Upacara/Ordinansi yang diperintahkan Tuhan yaitu Baptisan dan Perjamuan Tuhan
20.Pewahyuan dan Nubuat dan semua karunia yg berhubungan dengan Pewahyuan (Bahasa Roh/berbahasa Lidah, Bernubuat, dan Pengetahuan, 1 Kor 13:8-10) sudah Tidak ada sejak Wahyu 22:21 selesai ditulis. Tidak ada Firman Allah lagi di luar Alkitab yang telah Kanon (Tidak ada ekstra biblical)
21.Wanita berkhotbah di Kebaktian Umum/Ibadah Raya/Ibadah apapun/Pertemuan Jemaat yang dihadiri Jemaat Dewasa (keluarga/yang sudah menikah) adalah Tidak Alkitabiah
22.Perjanjian Baru mengajarkan bahwa orang percaya hari ini tidak terikat pada hukum Sabat, karena itu Gereja Advent yg mempertahankan hari Sabat, makanan dan minuman tertentu, Hukum Sunat adalah Tidak Alkitabiah. Pengajaran Advent mengenai hari Sabat tidak sesuai dengan pengajaran Alkitab dan merupakan bagian dari kesalahan total mereka yg tidak dapat melihat perubahan dari sistem penyembahan simbolik di PL menjadi sistem penyembahan dalam Roh dan Kebenaran dalam PB atau Ibadah Hakikat.
23.Manusia adalah suatu Pribadi ciptaan Allah yang diberi kemampuan berpikir, kesadaran diri, kehendak bebas, dan ketika jatuh dalam dosa, hanya kehilangan Kemuliaan Allah dan hubungan/komunikasi dengan pencipta. Manusia tetap mempunyai kehendak bebas.
24.Manusia yang belum diselamatkan mampu merespon terhadap berita Injil, sehingga Aktivitas penginjilan adalah KEHARUSAN. Mati secara rohani bukanlah mati seperti mayat yg tidak bisa merespon berita Injil.
25.Gereja Lokal adalah Tiang penopang dan Dasar Kebenaran (TPDK)
26.Tuhan telah menghentikan jabatan IMAM dan praktek keimamatan (pemberkatan oleh “pendeta“ pada akhir kebaktian, pemberkatan nikah, dll) untuk Jemaat perjanjian Baru.
27.Konsep Familiy Altar adalah Salah karena kita tidak lagi hidup dalam masa Keimamatan Ayah (zaman antara Adam sampai Taurat diturunkan)
28.Istilah yg benar adalah Peneguhan Nikah, bukan pemberkatan nikah. Istilah Pemberkatan nikah dipakai Gereja Roma Katolik karena mereka menempatkan pernikahan sebagai salah satu sakramen (upacara kudus) gereja. Gereja Alkitabiah hanya mengenal dua ordinansi (Upacara yg diperintahkan) yaitu Baptisan dan Perjamuan Tuhan. Dalam Gereja Alkitabiah tidak ada jabatan imam yg berwenang memberkati, itulah sebabnya tidak dibenarkan memakai istilah Pemberkatan Nikah. Upacara yg dilakukan gereja alkitabiah dalam hal pernikahan ialah mengukuhkan atau meneguhkan pernikahan 2 anggota jemaatnya di hadapan Tuhan dan di hadapan sidang jemaatNya serta berdoa memohonkan kasih karunia Tuhan untuk kehidupan rumah tangga mereka. Berkat Tuhan bagi mereka selanjutnya tentu bergantung pada sikap hati mereka kepada Tuhan, bukan pada penumpangan tangan dari imam atau pendeta yang melakukan praktek keimamatan.
29.Tidak ditemukan Penumpangan Tangan untuk PEMBERKATAN dalam Perjanjian Baru. Penumpangan Tangan untuk Pengukuhan Jabatan (Gembala, Penginjil, Guru Injil dan Diaken) sebagai bentuk Perestuan/Approve atas nama Jemaat
30.Tidak ada satu orang pun yang BERHAK membaptis seseorang ke dalam Roh Kudus selain YESUS KRISTUS. Pendeta manapun yang mencoba membaptiskan seseorang ke dalam Roh Kudus adalah SESAT dan DURHAKA (merebut wewenang Yesus)
31.Ajaran Katolik tentang API PENYUCIAN adalah TIDAK ALKITABIAH
32.Nama Pribadi TUHAN adalah YHWH (baca: YAHWEH)
33.Pastor dan suster Katolik menikah adalah ALKITABIAH
34.Jabatan Nabi dan Rasul sudah tidak ada/dihentikan karena Pewahyuan sudah berhenti.
35.2 Kategori ajaran sesat: Keluar dari Alkitab dan Salah Menafsirkan Alkitab
36.Pengajaran MISKIN adalah DOSA, SUNGGUH SESAT, yang Benar: Miskin bisa disebabkan karena dosa (misal: Kemalasan) dan sebaliknya Pengajaran KAYA adalah BERKAT, Sungguh Menyesatkan, karena ada orang Kaya yang mendapatkan kekayaan dengan Cara-cara berdosa, misal: Korupsi, ke dukun/roh2 gunung Kawi, menipu orang lain, dll
37.Tuhan Berdaulat 100% (sepenuhnya) dan Manusia bertanggung Jawab 100% (sepenuhnya) adalah ALKITABIAH
38.Setiap orang yang dilahirkan dari keturunan Adam dan Hawa mewarisi POSISI orang berdosa atau Nature (sifat hati) yang berdosa adalah ALKITABIAH
39.Hanya ada SATU CARA untuk Menyelamatkan manusia dari PENGHUKUMAN, yaitu dengan mengirim JURUSELAMAT untuk dihukumkan sebagai pengganti manusia berdosa adalah ALKITABIAH, tegasnya DOSA hanya dapat diselesaikan melalui PENGHUKUMAN
40.Pengajaran Cyprian (AD 200-258) yang tercatat sebagai orang yang mempromosikan konsep keselamatan oleh Gereja. Ia menasehatkan agar semua gereja menggabungkan diri ke dalam Gereja Universal (KATOLIK) dengan Slogannya yang terkenal DILUAR GEREJA TIDAK ADA KESELAMATAN (EXTRA NULLA SALUS EKKLESIAM). Sejak saat itu dimulai suatu gerakan untuk menggiring semua gereja otonom (independen) ke dalam Gereja Roma Katolik dengan indoktrinasi bahwa TIDAK ADA KESELAMATAN DI LUAR GEREJA ROMA KATOLIK. Tidak cukup dengan itu akhirnya disusunlah Pengakuan Iman Rasuli yang salah satu pointnya Gereja yang Kudus dan Katolik (Am, Universal). Ini Pengajaran yang SUNGGUH MENYESATKAN dan TIDAK ALKITABIAH.
41.Satu Kesalahan Fatal Pengakuan Iman Rasuli adalah adanya pernyataan bahwa GEREJA itu HARUS KATOLIK.
Tetapi hingga saat konsili di Nicea (tahun 325 AD) belum muncul pengakuan iman tertentu yang berlaku secara universal, yang tepat dengan kata-kata yang sama, dan diperintahkan oleh otoritas universal yang sama.
But until the time of the Council of Nicen there does not appear to have been any one particular creed which prevailed universally, in exactly the same words, and commended by the same universal authority (Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature, John McClintock & James Strong, Grand rapids: Baker book House, 1981, Vol II, p 559)
Kutipan tersebut membuktikan bahwa Pengakuan Iman ”Rasuli” (PIR) yang digembar-gemborkan oleh Gereja Roma Katolik dan dipungut Gereja Protestan, serta di-beo-kan oleh Gereja-gereja Injili sesungguhnya bukanlah Pengakuan Iman yang disampaikan oleh Para Rasul. Jelas sekali bahwa pada zaman Para Rasul belum dikenal istilah THE HOLY CATHOLIC CHURCH atau Gereja Yang Kudus dan Am (KATOLIK), yang terdapat dipengakuan iman tersebut. Bahkan pernyataan gereja Yang Kudus dan Am itu sangat mustahil karena gereja tidak mungkin Kudus jika ia bersifat KATOLIK. Gereja akan Kudus kalau bersifat OTONOM dan LOKAL serta Menerapkan Disiplin Gereja dengan Ketat.
42Iman yang Menyelamatkan ialah kita percaya bahwa YESUS KRISTUS telah DISALIBKAN untuk MENANGGUNG semua DOSA kita. Atau seseorang percaya dengan segenap hati bahwa Yesus telah MENGGANTIKANnya disalibkan dan kini ia sedang menggantikanNya hidup, Memahami kondisi diri sebagai orang berdosa yang tidak berdaya, yang akan masuk ke Neraka, serta menyesali dosa-dosanya, dan mengucap syukur atas kasih Yesus kristus yang rela dihukumkan menggantikannya.
43Kesalahan Terbesar Bapak-Bapak Reformator adalah tidak mereformasi Doktrin Gereja (Ekklesiologi).
SIKAP TIDAK BERANI MENYATAKAN KEBENARAN DAN KETIDAKBENARAN adalah AKIBAT dari KETIDAKJELASAN.
SESEORANG TIDAK MUNGKIN BISA MENJADI ORANG KRISTEN YANG BAIK TANPA MENJADI ANGGOTA JEMAAT YANG BAIK itulah sebabnya setiap orang Kristen yang telah LAHIR BARU HARUS menjadi anggota dari sebuah jemaat yang ALKITABIAH.
AMSAL 23:23 Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.
Tidak ada Gereja yg Sempurna, itu benar. Ada Gereja Yang Lebih Benar, itu Benar.
www.dedewijaya83.co.cc
http://dedewijaya.blogspot.com
Comments
@ dede wijaya... pengajaran sadis dari gembala Korea
Thu, 23/10/2008 - 23:16 — AnonymousSyallom Dede
yg lalu aku pernah baca buku.. judulnya menarik kalo tdk salah tentang neraka.. yg nulis orang Korea namanya lupa.. cuman yg aku ingat dia termasuk gembala dengan jemaat terbanyak.. mungkin sekelas Yesaya Pariaji..
sekilas aku baca di salah satu bab tentang anak anak bayi yg mati dan anak2 yg masih muda sekali.. itu tergantung dari orang tua mereka.. kalo orang tuanya sudah lagir baru anaknya pasti selamat.. tapi kalo belum ... masuk neraka..
di buku itu diceritakan setan2 menyerang dan menyiksa anak2 yg dilahirkan dari orang tua yg tidak mengenal Kristus...
ini pengajaran menurut saya sesat sekali.. benar benar sesat dan tidak ada dasar firmannya.
cuman komentar saja kok
ACC
@ ACC
Thu, 26/02/2009 - 07:30 — gunawanSaya mau kasih tahu yang nulis buku Neraka, sorga dll itu memang orang korea. Dia adalah seorang Gembala dengan jemaat 80.000 orang dan namanya adalah Jerock Lee nama koreanya Lee Jae Rock.
to ACC
Fri, 24/10/2008 - 13:16 — dedewijayaterimakasih atas komentarmu, yup kamu benar.
cukup banyak pendeta yg masih percaya seperti yg dibilang buku itu. SAYANG MEMANG.
Hati-hati juga dengan semua orang yg merasa mendapat PEWAHYUAN. karena semuanya itu sudah BERHENTI sejak Kitab Wahyu sudah selesai ditulis.
jaerock lee
Mon, 27/10/2008 - 14:51 — Anonymousbukunya surga dan neraka. nama pendetanya jaerock lee. itu buku tentang penglihatan, sifatnya subyektif. salah sendiri kalau orang kristen indon bodoh menganggap itu doktrin yang harus dipercayai. tidak semua buku harus dipercaya. termasuk buku tulisan pendeta
my opinion
Tue, 24/02/2009 - 12:22 — gbiasemarangPersatuan yang alkitabiah persatuan di dalam satu jemaat lokal. Tubuh tuhan adalah satu jemaat lokal. bukan seperti yang diamini oleh katolik yang percaya akan tubuh tuhan yang universal/katolik/am.
Roh Kudus adalah pribadi Illahi. Ia adalah Allah sendiri. Namun ketika kita melihat praktik baptisan RK yang sedang marak, kita melihat suatu penistaan akan pribadi Allah. Dimana banyak orang yang mengaku dirinya orang yang kepenuhan roh, berteriak dan memerintah RK untuk melakukan ini dan itu. Kira-kira siapa yang menjadi Tuhan?
Mengenai baptisan RK, ini hanya terjadi 4 kali. sejak itu tidak pernah tercatat lagi dalam Alkitab. Baptisan ini tidak dapat dilakukan oleh manusia, karena kita tidak diberi wewenang untuk melakukan hal ini. Praktik yang dilakukan oleh kalangan tertentu dalam hal baptisan RK adalah tidak alkitabiah.
Seturut dengan kepercayaan akan verbal-plenary inspiration dan verbal plenary preservation, maka saya percaya bahwa apa yang telah di wahyukan itu sempurna dan tidak ada yang hilang. Berkaitan dengan itu saya percaya bahwa nama Allah yang alkitabiah dalam PL adalah Yehova bukan Yahweh. Nama Yahweh muncul 2600 kemudian yang dipopulerkan oleh liberalisme jerman. Sebab jika apa yang dikenal dengan istilah tetragramton ini benar, maka manusia selama 2600 tahun telah salah menyebut nama Allah. Selain itu, jika kita percaya dengan konsep ini, maka kita telah menyangkal verbal plenary inspiration dan preservation.
bagaimana dapat dikatakan verbal-plenary, jika yang diinspirasikan huruf mati tokh, huruf hidupnya di tambah sendiri. untuk info lebih lanjut dapat melihat di http://www.emmanuel-newington.org/seminary/resources/JHVH.pdf.
Alkitab tidak pernah mengajarkan untuk melayani Tuhan sebagai pejabat gereja harus hidup selibat. Di dalam surat Paulus kepada Timotius kita menemukan syarat seorang gembala ataupun diaken haruslah suami dari satu istri. bahkan dalam surat yang sama dikatakan barangsiapa yang melarang orang kawin dan tidak boleh makan makanan tertentu itu adalah ajaran setan-setan.
Alkitab mengajarkan seseorang bisa tidak menikah karena memang sejak lahir ia tidak bisa kawin, atau karena disebabkan oleh orang lain (kecelakaan, etc), ataupun karena keinginan sendiri karena kerajaan Allah.