Banyak orang tidak mengetahui alasan kita percaya 66 kitab (Kejadian sampai Wahyu) adalah firman Allah. Akibatnya mereka kurang menghormati Alkitab, dan efek negatifnya tentu tidak bisa mengimani pernyataan-pernyataan Alkitab. Ketika manusia tidak menghargai Alkitab sebagai firman Allah, maka mereka tidak akan percaya akan Allah, apalagi pernyataan--pernyataan yang terkandung dalam Alkitab yang bertentangan dengan hipotesis--hipotesis ilmuwan.
Penyerangan Melalui "Ilmuwan"
Ketika ilmuan atheis mengemukakan bahwa tulang dinosaurus tertentu berumur jutaan tahun, yang mereka hitung berdasarkan asumsi mereka bahwa half-life uranium dan thorium itu 14 milar tahun. Tentu untuk percaya bahwa half-life uranium dan thorium sepanjang itu diperlukan iman karena tidak ada seorang pun yang sudah membuktikan bahwa itu benar. Sekali lagi sesungguhnya itu hanyalah asumsi dari "ilmuwan" arkheologi saja.
Penyerangan Melalui Theolog Liberal
Para theolog Liberal di Eropa, terutama dari Jerman, dan kemudian merambat ke USA, yang hidup dan makan dari gaji yang disediakan oleh negara (agama dan negara disatukan di Eropa), bukan menulis buku yang menjelaskan Alkitab melainkan yang mengritik Alkitab. Padahal kritikan mereka tentu tidak benar, misalnya Rudolf Bultmann yang menyatakan bahwa mujizat-mujizat dalam Alkitab sesungguh-nya adalah mithos yang perlu dihapus dengan proyek demithologized-nya. Hasilnya pada tahun 1923 sekitar 1300 pelayan Prebyterians menandatangani yang disebut Auburn Affermation yang isinya menyangkal kelahiran perawan, kebangkitan dan lain sebagainya.
Api iman kekristenan yang berkobar di Eropa dan Amerika disiram dengan air "ilmuwan" atheis tentang umur berbagai tulang dan theori evolusi mereka, serta diguyur buku-buku theolog Liberal yang menyebut Alkitab penuh salah, bahwa pentateuch bukan tulisan Musa, akhirnya iman itu menjadi padam hingga hanya tinggal kepulan asap dan puing-puing kekristenan.
Kita tahu bahwa ketika Alkitab diserang, maka korbannya ialah jiwa-jiwa yang akan binasa, dan hasil akhirnya ialah murka Allah. Kalau Alkitab bukan firman Allah yang berwibawa, mengapa seseorang harus membacanya bahkan mempercayainya?
Mengapa Percaya Alkitab?
Kitab Perjanjian Lama yang terdiri dari 39 kitab adalah warisan orang Yahudi yang ditugaskan Allah untuk menjaga firmanNya. Kitab itu sebenarnya terdiri dari tiga kelompok, yaitu kitab Taurat (5 kitab), kitab Para Nabi (Nabium 19 kitab), dan Mazmur (kethubim 12 kitab) dengan tiga kitab yang dibagi dua bagian maka total 39 kitab.
Selain itu adalah warisan Yahudi, ke-39 kitab juga dikutip oleh para penulis PB. Dan yang paling utama ialah Tuhan Yesus sendiri menyatakan tiga kelompok kitab tersebut berisikan nubuatan tentang diriNya. Jadi, kita tidak perlu ragu sedikit pun akan kitab PLyang telah ada di tangan kita.
Kitab PB yang terdiri dari 27 kitab kita terima sebagai firman Tuhan karena kita percaya bahwa Allah berbicara kepada kita melalui Rasul-rasul (I Tes.2:13). Tuhan Yesus telah menetapkan 12 Rasul sebagai saksi mata atas segala yang dilakukanNya, dan menambah satu Rasul (Paulus) sebagai pengajar doktrin ibadah Perjanjian Baru yang bukan lagi simbolik melainkan hakekat.
Ketigabelas Rasul tersebut diberi kuasa untuk melakukan mujizat sebagai bukti kerasulan mereka (II Kor.12:12). Yang tidak bisa melakukan mujizat itu bukan rasul Yesus Kristus dan yang melakukan mujizat itu adalah rasul Yesus Kristus. Seluruh kesaksian dan pengajaran para Rasul adalah benar dan patut diterima oleh setiap manusia. Tuhan memberi mereka kuasa untuk melakukan mujizat sebagai bukti kerasulan mereka atau sebagai bukti bahwa kesaksian dan pengajaran mereka berasal dariNya.
Tuhan hanya menetapkan 13 orang Rasul dan bersaksi serta mengajar melalui mereka. Jadi semua tulisan yang tersangkut-paut dengan mereka boleh disikapi sebagai firman Tuhan. Itulah sebabnya semua tulisan Rasul adalah firman Tuhan, dan tulisan-tulisan yang di-back up oleh Rasul, serta yang beredar di jemaat selagi Rasul masih hidup adalah firman Tuhan. Dua puluh tujuh kitab Perjanjian Baru yang di tangan kita hari ini adalah tulisan para Rasul, dan di-back up oleh Rasul (Injil Lukas & Markus), dan yang beredar di kalangan jemaat selagi salah satu Rasul masih hidup (Kisah Para Rasul, Yakobus, dan Yudas).
Serangan Kelompok Liberal
Kelompok Liberal menyerang Alkitab dengan cara yang tidak akan disadari oleh kaum awam, yaitu dengan mengarang buku introduktori Alkitab yang sengaja melempar keraguan terhadap kepenulisan Rasul Paulus atas surat Timotius, bahwa Markus lebih dulu ditulis daripada Maitus, bahwa Matius ditulis abad ke dua, yang akan berarti bukan oleh Rasul Matius, sehingga terjadi kekaburan tentang para penulis. Hasil akhirnya tentu orang Kristen menjadi ragu terhadap Alkitab yang di tangan mereka. Kalau orang Kristen saja telah ragu, apalagi orang-orang yang pada dasarnya adalah penentang Tuhan. Mereka sukses dipakai oleh iblis untuk menghancurkan kekristenan di Eropa. Pembaca yang budiman, dari sejarah kita seharusnya dapat pelajaran untuk bersikap hati-hati terhadap berbagai macam pengajaran kekristenan. Celakalah orang yang percaya sesuatu tanpa berpikir dan tanpa menyelidiki komposisi iman yang diyakininya.
Kharismatik Menyerang Alkitab
Banyak orang Kristen tidak tahu, bahkan mungkin para pengikut gerakan kharismatik juga, bahwa mereka sesung-guhnya mereka mengikuti sebuah gerakan dari anti-Kristus yang dasarnya adalah menyerang Alkitab. Siapapun yang membu-at statement demikian tentu harus bertang-gung jawab dan harus sanggup membukti-kan kebenaran pernyataannya.
Kita tahu bahwa hanya Rasul Kristus Yesus yang diberi kuasa melakukan mujizat untuk membuktikan kerasulan mereka agar kita percaya bahwa pengajaran dan tulisan mereka berasal dari Allah. Itulah dasar bagi kita untuk menerima semua tulisan bahkan yang beredar selagi masih Rasul, adalah firman Allah. Kita tahu bahwa sesudah Rasul Yohanes yang diasingkan ke pulau Patmos meninggal, maka selanjutnya tidak ada lagi orang yang berhak mengklaim diri sebagai Rasul Yesus Kristus. Maka kita juga percaya bahwa tidak ada orang yang diberi kuasa melakukan mujizat sepanjang zaman gereja karena jika ada maka status orang tersebut sekurang-kurangnya sederajat Rasul dan semua omongannya harus kita sikapi sebagai firman Allah. Bahkan kita diperingatkan berkali-kali untuk mewaspadai mesias palsu yang akan datang untuk melakukan mujizat palsunya.
Lalu gerakan Kharismatik mempromosikan mujizat palsu mereka, karena tidak ada satu kasus pun yang mereka gembar-gemborkan sebagai mujizat kesembuhan yang dapat dibuktikan secara klinis dan faktual. Biasanya yang mereka klaim sembuh adalah penyakit-penyakit yang bersifat psikis, misalnya sakit kepala dan lain sebagainya. Sedangkan penyakit kanker biasanya dengan sombong mereka klaim sembuh tetapi setelah suatu waktu yang bersangkutan meninggal. Masih segar di pikiran penyanyi terkenal yang diklaim Benny Hinn sudah sembuh akhirnya kita tahu sekarang telah meninggal. Orang-orang yang ikut KKR dan yang telah terkagum-kagum mengira benar-benar telah terjadi kesembuhan dan telah pulang serta bercerita ke daerah masing tidak tahu bahwa orang yang diklaim telah sembuh ternyata telah mati.
Para pembuat mujizat palsu mungkin hanya sekedar ingin sok-sokan serta mendapatkan materi yang berlimpahan tanpa menyadari bahwa mereka sedang dipakai oleh anti-Kristus untuk menghancurkan sikap manusia terhadap Alkitab yang mulia. Jika Benny Hinn atau Pariadji betul diberi karunia melakukan mujizat, maka mereka sama derajatnya dengan para Rasul atau seperti yang dikatakan oleh Benny Hinn bahwa para Rasul itu sama derajatnya dengan dia. Ia dirangsang iblis untuk mengangkat dirinya, padahal tindakan itu sama dengan menurunkan posisi para Rasul. Dan kalau posisi para Rasul diturunkan, otomatis derajat Alkitab juga diturunkan, karena diterimanya dua puluh tujuh kitab PB sebagai firman Allah itu karena aspek rasul yang mem-back up-nya.
Tentu setiap orang Kristen yang ikut menyanjung orang-orang tersebut di atas telah ikut ambil bagian menghadirkan tukang mujizat palsu, dan telah membantu menghancurkan image Alkitab yang mulia. Iblis sangat berkepentingan untuk menghancurkan image Alkitab karena jika ia berhasil efek pengaruhnya terhadap jiwa-jiwa manusia akan sangat besar.
Ketika Kahtleen Kultman sedang jaya dan mengklaim telah menyembuhkan banyak orang di USA, seorang Gembala gereja Baptis mengumumkan di koran, siapa yang disembuhkan oleh Kathleen silahkan datang untuk mengambil US $ 5,000.- namun tidak ada satu orang pun yang muncul. Saya (Suhento Liauw, Th.D) bermaksud mengumumkan agar orang yang disembuhkan oleh penyembuh palsu (tidak perlu menyebut nama) datang untuk menerima Rp.5 juta dengan bukti klinik, namun dinasehati oleh banyak pihak jangan, bukan karena mereka pikir ada yang sembuh, tetapi kata mereka di Indonesia terlalu banyak penipu dan pembuktian klinik di Indonesia bisa disuap.
Banyak orang beriman tanpa pengertian (Rom.10:1-3), sehingga menyebabkan penipuan rohani semakin marak karena hasilnya sangat menggiurkan. Kadang kita berpikir bahwa hanya orang bodoh saja yang tertipu. Tetapi setelah dipikir-pikir ternyata kontraktor besar, bahkan konglomerat pun ikut tertipu dan beriman tanpa pakai otak, maka akhirnya harus kita simpulkan bahwa masalah iman bukan masalah pintar bodoh melainkan masalah sikap cinta kebenaran serta kewaspadaan seseorang terhadap keselamatan jiwanya.
Mereka Bernubuat & Berbahasa Lidah
Mereka bernubuat dan mendirikan sekolah nabi secara membabi buta. Kalau setelah Alkitab selesai ditulis Allah masih mengutus nabi, maka nilai Alkitab turun menjadi salah satu firman Allah, bukan lagi satu-satunya firman Allah. Inilah yang ditargetkan oleh anti-Kristus sebelum ia menghan-curkannya secara total menjadi sama sekali bukan firman Allah.
Ketika kita tanya kepada orang Kharismatik, apakah mereka percaya Alkitab satu-satunya firman Allah, biasanya mereka segera menjawab ya. Tetapi setelah kita uraikan bahwa jawaban mereka mengandung implikasi bahwa mereka percaya Alkitab adalah sebuah kanon tertutup, mereka masih tetap akan menjawab ya. Dan kemudian kita teruskan bahwa kalau Alkitab adalah sebuah kanon yang tertutup maka itu berarti proses pewahyuan telah dihentikan sampai kitab Wahyu pasal terakhir ayat yang terakhir, mereka masih tetap akan menjawab ya. Kemudian kita teruskan nalar logis kita bahwa kalau kitab Wahyu adalah wahyu terakhir dari Allah maka berarti sesudahnya tidak ada wahyu yang turun dari Allah lagi, biasanya sampai di posisi ini masih ada orang Kharismatik yang menjawab ya. Tetapi ketika kita berkata bahwa kalau Allah tidak turunkan wahyu lagi maka berarti tidak ada lagi orang yang bernubuat atau berbahasa lidah yang berasal dari Allah, mereka menjadi bingung dan sepertinya kehilangan akal sehat.
Jika Alkitab bukan satu-satunya firman Allah, maka doktrin kekristenan bukanlah satu-satunya kebenaran. Kalau doktrin kekristenan bukan satu-satunya kebenaran rohani maka Yesus Kristus bukan satu-satunya Juruselamat. Tiap-tiap orang harus berhati-hati membuat statement dan harus mengerti penuh atas tiap-tiap statement yang dibuatnya.
Allah tidak menurunkan wahyu lagi setelah wahyu yang terakhir diturunkan. Kalangan Kharismatik lalu membohongi pengikut mereka dengan berkata bahwa wahyu sudah tidak ada tetapi rhema masih ada. Tentu mereka hanya bisa membohongi orang-orang yang tidak mengerti bahwa Yunani. Rhema adalah kata bahwa Yunani yang dalam Alkitab bahasa Indonesia diterjemahkan dengan "perkataan". Sedangkan kata wahyu atau apokalipsis itu artinya penyingkapan. Mungkinkah jika Allah sudah tidak menyingkapkan apa-apa lagi, namun masih tetap berkata-kata? Berkata-kata itu lebih dari sekedar menyingkapkan sesuatu!
Menjelang Pemilu 2004 mereka dengan tanpa pengertian menubuatkan si ini dan si itu akan menjadi presiden, namun kenyataannya nubuatan mereka tidak tergenapi, dan mereka tenang-tenang saja sama seperti nabi palsu di zaman Yeremia. Pengikut mereka juga sama seperti orang Israel zaman Yeremia yang dengan rela mengikuti para nabi palsu mereka. Hubungan mereka itu sudah seperti surat dengan prangkonya, kopi dengan gulanya, sudah saling menunjang. Sebab yang membuat nabi palsu dan "pendeta" mata duitan itu adalah para pengikut mereka. Karena memang banyak yang senang dibohongi, diucapkan kata-kata berkat yang indah-indah, maka sesuai hukum pasar, karena ada permintaan maka akan ada penyediaan barang.
Pada abad modern, sejak Spurling tahun 1886 mengucapkan bunyi-bunyian yang tidak bisa dimengerti, maka muncul-lah Gereja Sidang Jemaat Allah (The Assembly of God) dan seterusnya melahirkan Bethel, Pentakosta, dan kini terakulminasi ke dalam Gerakan Kharismatik. Semangat yang menggebu-gebu pengikut mereka sempat membuat acara mengeluarkan bunyi tanpa makna tersebut menjadi trend bagi sebagian orang Kristen yang tidak berpengertian. Ketika fenomena tersebut melanda kekristenan, para theolog dari kalangan Protestan dan Injili tidak memiliki argumentasi yang logis dan alkitabiah untuk membendungnya. Mereka biasanya hanya berkata bahwa itu tidak benar namun tidak memiliki argumentasi yang bisa memuaskan kaum muda mereka yang hanya mau menerima penjelasan yang logis. Akhirnya sekalipun kaum tua mereka menolak, namun kaum muda mereka habis ditelan oleh fenomena mujizat palsu, nubuatan palsu, dan bunyi-bunyian tanpa arti. Tentu iblis tersenyum geli melihat kaum tua Protestan dan Injil yang geram sendiri namun sudah pasti akan dikubur oleh kaum muda mereka. Setelah waktu berjalan dua atau tiga puluh tahun, maka terjadi pergeseran di gereja Protestan dan Injili, karena yang tua sebagiannya sudah dikubur, sedangkan yang dahulu pemuda kini sudah menjadi majelis. Iblis tahu bahwa memenangkan orang tua adalah proyek jangka pendek, sedangkan memenangkan orang muda adalah proyek jangka panjang.
Secara theologis jalan nalar kita adalah, jika Allah masih menurunkan wahyu sesudah kitab Wahyu 22:21 maka Alkitab bukan satu-satunya firman Allah, atau Alkitab bukan wahyu final. Dan kalau Alkitab bukan wahyu final maka berarti belum ada satu pun pengajaran final tentang cara masuk Sorga . Itu tidak mungkin! Allah yang mahatahu dan penuh hikmat telah menutup proses pewahyuan demi kita memiliki alat ukur yang pasti, yang tidak bisa dipendekkan dan dipanjangkan lagi. Itulah sebabnya Ia menutup pewahyuan hingga kita Wahyu pasal 22:21.
Alkitab adalah satu-satunya firman Allah. Ia adalah wahyu final dari Allah. Dan ia adalah alat ukur kebenaran yang Allah berikan kepada manusia. Orang Kristen yang berhikmat pasti percaya bahwa Alkitab tidak boleh ditambah lagi karena meteran yang sudah baku tidak boleh diperpangjang satu meter menjadi 120 centimeter. Segala bentuk usaha memperpanjang meteran kebenaran bukan datang dari pihak Allah melainkan dari pihak iblis.
Penulis sering dituduh membatasi Allah. Padahal kita tahu bahwa Allah-lah yang membatasi firmanNya agar firman itu menjadi ukuran yang pasti dan final. Iblis sengaja memakai sifat Allah yang tidak terbatas untuk membodohi sebagian orang agar mereka berpikir bahwa mempercayai proses pewahyuan telah berhenti sebagai tindakan membatasi Allah. Tentu kita percaya bahwa Allah mahabesar dan tidak terbatas, bahkan Ia sanggup menciptakan bumi baru dengan makhluk baru. Tetapi Ia membatasi firmanNya demi agar manusia memiliki standar kebenaran yang baku, pasti dan final.
Itulah sebabnya kita tidak bisa terima keberadaan wahyu sesudah kitab Wahyu 22:21. Sudah jelas wahyu sesudah kitab Wahyu itu bukan berasal dari Allah. Itu pasti berasal dari musuh Allah yang bermaksud mengacaukan wahyu Allah. Ia menurunkan wahyu bukan atas namanya sendiri melain-kan atas nama Allah (Mat.24:3-5).
Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa bahasa lidah yang terjadi pada zaman Rasul adalah proses pewahyuan. Orang-orang yang mendapat wahyu menyampaikannya dengan fenomena bahasa yang belum dipelajarinya agar orang-orang yang mendengarkan menjadi heran dan bisa menerima bahwa itu adalah firman Allah. Jelas sekali mereka bukan berkomat-kamit atau mengeluarkan bunyi-bunyian repetitif (ulang-ulang) yang tidak bermakna.
Sudah jelas sekali bahwa setelah proses pewahyuan selesai maka karunia berbahasa lidah (yang benar) sudah dihentikan. Selanjutnya iblis mewahyukan mantra kepada pengikutnya sebagai signal memanggilnya. Biasanya bunyi mantra memang tidak ada arti karena itu hanya sekedar signal untuk memberi isyarat bagi iblis untuk ambil kendali. Mereka saling memantra dan tidak ada orang yang bisa menerjemahkannya. Karena iblis memang serba salah, sebab kalau diterjemahkan sangat bisa itu adalahsuatu makian kepada Allah. Sebagian bahasa lidah tipuan memang ada penerjemahan secara sembarangan, dan itu menimbulkan pertanyaan, betulkah sumbernya dari Allah? Betulkah kata-kata itu dari Allah? Kalau betul maka itu adalah firman Allah yang di luar Alkitab (extra biblical). Akhirnya iblis menjadi serba salah, karena diterjemahkan salah, dan tidak diterjemahkan juga salah.
Kesimpulan
Tentu tidak terlalu sulit untuk menyimpulkan bahwa fenomena mujizat palsu yang dimunculkan sekelompok orang Kristen adalah usaha untuk mencari uang dan popularitas, dan tindakan itu sesungguhnya telah menghancurkan Alkitab yang ditulis oleh para Rasul. Semua tulisan para Rasul dan Nabi adalah firman Tuhan, dan Tuhan memete-raikannya dengan karunia mujizat kepada mereka. Para "dukun rohani" menggembar-gemborkan bahwa mereka memiliki kuasa melakukan mujizat telah mengacaukan konsep bahwa hanya Rasul dan Nabi saja yang diberi kuasa melakukan mujizat. Ketika pembuktian kerasulan dan kenabian menjadi kacau maka Alkitab yang adalah tulisan Nabi dan Rasul tentu ikut dikacaukan.
Terlebih lagi dengan aktivitas bernubuat palsu dan berbahasa lidah palsu mereka mengesankan bahwa proses pewahyuan masih terus berjalan sehingga Alkitab bukan satu-satunya firman Allah. Mereka sengaja mengesankan bahwa Allah masih berfirman melalui mereka, masih menurunkan wahyu kepada mereka, sehingga tersimpulkan di bawah sadar banyak orang Kristen bahwa mereka adalah orang istimewa. Mereka selalu membuat pengikut mereka merasa bahwa mereka manusia istimewa yang berkomunikasi langsung dengan Tuhan, sehingga doa mereka lebih didengar dan melalui mereka berkat akan diturunkan.
Jelas tindakan mereka sangat menghancurkan Alkitab, karena firman langsung Tuhan Yesus di kamar tidur mereka sama bahkan lebih berwibawa daripada ayat-ayat Alkitab. Pengikut-pengikut mereka sangat bersemangat bahkan hingga ibu-ibu tidak mengurus rumah tangga mereka demi bezuk dan ikut paduan suara dan keluarga menjadi berantakan. Seolah-olah ada kebangunan rohani di antara mereka, tetapi tidak jarang terjadi affair di antara pengerja yang sudah sering bernyanyi sambil berpegangan tangan.
Pembaca yang budiman, rasanya penulis sudah terlalu berterus terang, tidak memakai kata-kata kiasan. Harapan penulis adalah bahwa pembaca masih siuman, masih sadar diri, belum terhipnotis oleh fenomena-fenomena palsu yang disuguhkan para "dukun rohani." Mari, penulis ajak pembaca untuk menggunakan akal budi. Berpikirlah, apakah anda percaya bahwa Alkitab satu-satunya firman Allah? Bisakah anda menyadari segala fenomena dan berbagai gerakan yang sifatnya menghancurkan Alkitab? Berpikirlah, simpulkanlah sebuah kesimpulan untuk diri anda.***