Kebanyakan orang Kristen di Indonesia pergi ke gereja tanpa peduli doktrin yang diajarkan. Pokoknya saya pergi ke gereja. Urusan pengajarannya benar atau salah, itu bukan urusan saya. Yang penting sikap hati saya kepada Tuhan Yesus. Benarkah Tuhan akan senang dengan orang Kristen yang bersikap demikian?
Hari ini kita tidak bisa bertatap muka dengan Tuhan Yesus. Pengajaran yang alkitabiah sesungguhnya adalah wakil diri Tuhan Yesus. Bisakah kita simpulkan bahwa mengkompromikan kebenaran alkitabiah sama dengan merusak citra diri Tuhan Yesus? Gereja yang alkitabiah adalah tubuhNya. Bisakah kita simpulkan bahwa semua sikap manusia terhadap gereja yang alkitabiah sama dengan terhadap Tuhan Yesus?
Ada orang Kristen yang pergi ke gereja yang membaptiskan bayi sekalipun ia sendiri tidak setuju dengan baptisan bayi. Ada juga yang pergi ke gereja yang berbahasa lidah dan bernubuat namun ia sendiri tidak setuju. Mengapa hal-hal demikian terjadi?
Jawabannya, gerakan New Evangelical (Injili) telah berhasil membuat hati orang Kristen mengkompromikan kebenaran. Tidak serius atau tidak teliti atau tidak penuh perhitungan terhadap kebenaran. Mereka diajar untuk memberi diskon atas kebenaran yang mereka pegang. Bahkan mereka rela mendiskon habis hingga tinggal satu “pokoknya masih pakai nama Yesus”. Segala topik lain berbeda tidak apa-apa, asal masih pakai nama Yesus.
Anti Kristus telah berhasil membuat orang Kristen mengkompromikan kebenaran hingga mereka tidak peduli lagi apakah suatu pengajaran masih benar atau sudah salah. Jadi, mau baptis bayikah, orang yang sedang sekaratkah, yang sehatkah terserah. Mau disiramkah, dipercikkah, diselamkah bahkan dikibarkan dengan bendera terserah. Allah telah memilih orang yang akan masuk Sorga dan Neraka atau masuk Sorga melalui iman juga tidak ada masalah. Mau menyebutnya Perjamuan Kudus atau Perjamuan Tuhan tidak jadi masalah. Apakah gereja itu sudah memakai sistem perusahaan atau yayasan sosial tidak menjadi masalah. Bahkan mereka berkata bahwa tidak boleh mengatakan orang lain salah. Alasan mereka? Karena kita sama-sama tidak tahu siapa benar dan siapa salah. Kondisi demikian bisa kita sebut “orang buta menuntun orang buta?”
Graphe muncul dengan pengajaran yang tegas alkitabiah. Mereka menyebut Graphe KERAS, padahal sebenarnya tegas, karena pengajaran itu bukan benda. Graphe mengajak orang Kristen untuk menjadi Kristen yang kritis. Mari kita beriman atas sesuatu yang kita yakini benar. Mari kita tegas dalam hal kebenaran rohani. Mari kita cari tahu apakah baptisan bayi itu alkitabiah atau tidak! Mari kita menyelidiki Alkitab dan menjadi orang Kristen yang berpengertian. Ajakan Graphe itu positif? Jawaban anda akan dicatat oleh Tuhan Yesus. Garam yang tawar!
Kekristenan akan kalah total dan gereja akan lenyap dari muka bumi jika jumlah orang yang menyerahkan diri untuk dididik menjadi pelayanan fulltime jumlahnya kurang dari pelayan tua yang pesiun oleh perjalanan waktu. Padahal jangankan sampai gereja lenyap, bahkan agak mundur saja, kita yang hidup di jaman ini harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan.
Tiap-tiap orang Kristen harus bertanya, sungguhkah saya mengasihi Tuhan? Adakah kepedulian dalam diri saya terhadap eksistensi gereja hingga Tuhan datang kembali? Apakah wujud tanggung jawab saya pada Tuhan terhadap eksistensi tubuhNya di muka bumi?
Dinubuatkan bahwa pada akhir zaman banyak orang akan murtad, anda termasuk di dalamnya? Dinubuatkan banyak orang akan disesatkan, anda termasuk di dalamnya? Dinubuatkan kasih kebanyakan orang akan dingin, anda termasuk di dalamnya? Saya doakan kiranya pembaca bukan penggenap nubuatan negatif.
Marilah kita menjadi penggenap nubuatan positif. Justru marilah kita menjadi pelayan Tuhan disaat banyak orang tidak menghendakinya. Alkitab berkata: “Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah” (I Tim.3;1).
Dr. Steven Liauw Dekan Akademis GITS
ORANG YANG SEMAKIN BIJAKSANA DAN BERHIKMAT AKAN MEMILIH PEKERJAAN ATAU USAHA YANG HASILNYA SEMAKIN BERNILAI KEKAL
Sumber: PEDANG ROH Edisi 50 Januari-Februari-Maret 2007