YANG BAGAIMANAKAH JEMAAT ALKITABIAH ITU?
Jemaat lokal yang terdiri dari orang-orang yang telah diselamatkan dan digembalakan oleh seorang Gembala adalah tubuh Tuhan. Juga disebut mempelai wanita dengan Kristus sebagai mempelai pria. Dalam perannya terhadap dunia ia disebut tiang penopang dan dasar kebenaran, yaitu tempat bagi manusia di dunia untuk mendapatkan kebenaran.
Sekumpulan orang bisa disebut Jemaat Tuhan atau mempelai Kristus, atau tiang penopang dan dasar kebenaran, harus memenuhi dua syarat utama, yaitu; terdiri dari orang-orang yang telah lahir baru dengan keanggotaan yang jelas, dan digembalakan oleh seorang yang paling mengasihi Tuhan.
Terdiri dari orang-orang yang telah lahir baru itu syarat yang pertama dan utama. Jika tidak ada orang yang telah lahir baru, itu pasti bukan jemaat melainkan partai politik atau kumpulan arisan. Tentu kumpulan ini harus memiliki keanggotaan yang jelas, artinya tidak sembarangan orang bisa termasuk ke dalam keanggotaannya. Jemaat lokal yang alkitabiah harus memegang teguh aturan-aturan berjemaat. Yang bisa diterima menjadi anggota adalah mereka yang mengaku bertobat dan percaya di depan jemaat, dan menyerahkan diri untuk dibaptis. Seluruh anggota jemaat jelas siapa yang sudah menjadi anggota bersama mereka dan siapa yang sekedar pengunjung simpatisan. Setidaknya pada saat acara Perjamuan Tuhan, dimana yang bukan anggota dilarang ambil bagian, maka saat itu akan jelas siapa yang telah menjadi anggota dan siapa yang masih tamu. Juga harus ada aturan jika seorang anggota jemaat berturut-turut tidak hadir untuk suatu jangka waktu, maka otomatis keanggotaannya gugur, sehingga jika ia ingin bergabung, maka ia harus menyatakannya kembali kepada jemaat. Gembala jemaat maupun diaken tahu persis siapa yang telah menjadi anggota jemaat dan siapa masih sebagai pengunjung.
Dengan keanggotaan yang jelas barulah bisa diterapkan disiplin jemaat. Proses penggembalaan juga akan lebih mudah dan segala sesuatu akan lebih terkendali. Siapa yang sudah dikeluarkan dan siapa yang masih berstatus sebagai anggota jemaat harus sangat jelas. Demi keagungan dan kemuliaan jemaat sepatutnya kerapian berjemaat harus lebih rapi dan terkendali dari berbagai organisasi duniawi.
Syarat kedua sebuah jemaat ialah adanya seorang yang bertindak sebagai Gembala Jemaat. Adapun orang yang boleh menjabat sebagai Gembala Jemaat adalah, selain memenuhi persyaratan dalam I Tim.3:1-8, ia juga seorang yang paling mengasihi Tuhan (Yoh.21:15-19). Ia bukan raja, bukan pemilik perusahaan, melainkan Gembala yang bertugas untuk menuntun kawanan domba Allah. Ia juga bukan pelayan anggota jemaat, melainkan pelayan Tuhan. Anggota jemaat harus mendengarkan pengajaran bahkan instruksinya dan ia harus menggembalakan mereka dengan kasih. Domba yang nakal harus didisiplinkan dan domba yang baik diberi semangat.
Ketika Tuhan akan menyerahkan tugas penggembalaan jemaat pertama kepada muridNya, ia memilih murid yang paling mengasihiNya, sehingga sampai tiga kali Ia bertanya kepada Petrus akan kasihnya kepadaNya. Jika seorang Gembala tidak memelihara kasihnya kepada Tuhan, ia tidak layak meneruskan tugas penggembalaan yang dipercayakan kepadanya.
Jemaat lokal yang adalah tiang penopang dan dasar kebenaran tidak terikat pada hal-hal materi. Sama sekali tidak ada urusan dengan gedung gereja dan berbagai kepemilikan properti. Jemaat lokal yang alkitabiah adalah kumpulan orang-orang yang telah lahir baru dan digembalakan oleh seorang Gembala Jemaat pria yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Gembala Jemaat tentu harus seorang pria karena jika wanita maka itu akan bertentangan dengan ketetapan Alkitab (Ef.5:22,25, I Tim.2:12, I Kor.14:34, dll).
PERAN PERSEKUTUAN?
Seharusnya orang Kristen bisa berpikir cerdas dan menjadi sangat berhikmat. Tuhan menghendaki agar didirikan jemaat lokal di seluruh muka bumi, semakin banyak jemaat lokal di suatu wilayah, Tuhan akan semakin senang dan wilayah itu akan semakin baik.
Tuhan tidak menghendaki jemaat lokal (gereja) yang besar atau jumlah orangnya banyak, melainkan menghendaki jumlah gereja yang banyak. Daripada sebuah jemaat dengan keanggotaan seribuan orang, Tuhan lebih menghendaki lima jemaat dengan keanggotaan dua ratusan orang.
Tetapi manusia dengan keegoisannya yang memacu dari dalam menghendaki kebalikannya, yaitu jumlah gereja yang sedikit dengan jumlah anggota gereja yang berlimpah sehingga terbentuk yang disebut Mega-church.
Lalu karena gereja terlalu besar sehingga antar anggota tidak saling mengenal, kemudian mereka membentuk persekutuan di perusahaan, kampus, bahkan di kompleks perumahan. Ketika Pedang Roh edisi ini sedang ditulis, penulis diundang untuk bertanya jawab di persekutuan sebuah perusahaan. Dan penulis dapatkan mayoritas yang hadir orang-orang yang tidak lahir baru. Tentu mereka tidak akan dilahirkan kembali karena yang berkhotbah silih berganti doktrinnya.
Persekutuan-persekutuan doa yang muncul dimana-mana sesungguhnya adalah program iblis untuk menghancurkan jemaat lokal alkitabiah. Mereka berkumpul tanpa seorang Gembala, sehingga tidak ada orang yang bertanggung jawab atas pengajaran yang disampaikan (mereka bagaikan kambing liar). Saking tidak terkontrolnya bahkan ada yang menjurus ke hal-hal mesum dan perselingkuhan.
Mungkinkah sebuah persekutuan tanpa Gembala memiliki pengajaran yang terarah dan alkitabiah? Mungkinkah sebuah persekutuan tanpa Gembala menjadi jemaat yang memiliki pendisiplinan? Mungkinkah persekutuan tanpa pendisiplinan menghasilkan orang Kristen dengan berkarakter terpuji? Tidak mungkin! Kalau begitu, apa manfaat persekutuan doa tanpa Gembala atau yang tidak dibawah kendali gereja lokal? Manfaatnya pasti negatif!
Tanpa orang Kristen sadari, iblis telah memakai persekutuan untuk menghancurkan gereja lokal yang adalah tiang penopang dan dasar kebenaran. Bahkan ada banyak persekutuan yang telah dimanfaatkan oleh iblis sebagai tempat untuk menularkan doktrin yang sesat serta hidup kekristenan yang tidak bertanggung jawab. Camkanlah!
Sumber: PEDANG ROH Edisi 46 Tahun XI Januari-Februari-Maret 2006