Kidung Jemaat di Yoeuido Church

Siapa yang nggak kenal Cho Yong-gi? Pendeta asal Negeri Ginseng ini diakui sebagai gembala sidang salah satu gereja terbesar di Korea, Gereja Yoeui-do. Salah satu kenalanku merupakan penginjil dari gerejanya. Mereka kini membuka pelayanan di kota Medan.

Sempat penasaran, seperti apa sih lagu-lagu pujian gereja mereka itu. Bukannya mereka itu cenderung karismatik? Bukannya karismatik cenderung pakai lagu-lagu kontemporer?

DIRIMU MUSUH TERBESARMU!!!

Amy Wilson Carmichael, seorang misionaris yang melayani di India selama lima belas tahun, pernah menulis:

Tuhan, kuatkan aku melawan diriku sendiri,
Pengecut dengan suara meratap
Yang mendambakan kemudahan, kemalasan, dan kenyamanan.
Diriku, adalah musuh utamaku,
Temanku yang paling palsu,
Musuhku yang paling mematikan,
Penghalangku, kemana pun aku pergi.*

Ilustrasi Dalam Renungan? Harus Dong!

Beberapa waktu lalu saya membaca buku Harianto GP tentang Teknik Penulisan Literatur, terbitan Agiamedia yang menjabarkan bahwa renungan merupakan sebuah pendapat penulis dengan cara mengeksegese sebuah ayat atau perikop, disimpulkan, lalu direfleksikan ke konteks kehidupan kita sehari-hari. Membaca renungan memang berbeda ketika kita membaca perikop ayat dalam alkitab dan merefleksikan secara pribadi. Renungan dapat menjadi sebuah tuntunan yang dapat membantu menjelaskan sesuatu firman Tuhan, mendukung firman Allah, memberikan semangat, dan pastinya membatu dalam mencari sebuah jalan keluar akan masalah hidup kita.

Bagaimana Sebaiknya Situs Gereja?

Pasti rekan-rekan pernah jalan-jalan ke situs gereja kan? masak belum pernah Smile kalau belum , silakan mengetik kata "gereja" di google, kemudian dalam hitungan detik akan keluar puluhan mungkin ratusan alamat situs yang bisa dikunjungi. Tapi jangan kaget kalau ternyata hanya akan ada beberapa situs yang benar-benar "hidup" setelah kita klik . Sebenarnya ada apa sih dengan dunia internet gereja kita?

Menulis sebagai Pelayanan

Siapa yang setuju dengan kalimat di atas? Mungkin akan muncul pertanyaan lainnya, pelayanan seperti apa dan siapa yang akan mengerjakannya? Menjadi pendeta, majelis, GSM, singer, pemain musik, kolektan, saya kira bentuk melayani yang lebih jelas. Lagi pula menulis itu susah, menulis itu hanya untuk orang-orang berbakat.