V. KESIMPULAN DAN TANTANGAN BAGI KITA
Dari sekian banyak penjelasan tentang iman Kristen dan kedewasaan, kita bisa menyimpulkan beberapa hal:
1. Jangan pernah mengukur tingkat kedewasaan seseorang hanya dari hal-hal fenomenal, tetapi ukurlah tingkat kedewasaan dari segi esensial dan fenomenal.
2. Kedewasaan bukan sesuatu yang instan, tetapi sebuah proses. Maka dibutuhkan suatu waktu agar seseorang bisa menjadi dewasa. Oleh karena itu, jangan pernah SEGERA memvonis seseorang sebagai orang yang tidak dewasa. Kita boleh menegur dia sebagai orang yang masih kekanak-kanakan, tetapi kita harus melakukan tindakan yang membangun, misalnya melatih dia untuk hidup dewasa (bukan hanya sekadar menghinanya seperti anak kecil).
3. Karena kedewasaan adalah suatu proses, maka untuk membentuk kedewasaan seseorang, diperlukan media pendidikan Kristiani yang sehat dan bertanggungjawab. Pendidikan Kristen ini dimulai dari pendidikan orangtua yang dibarengi dengan pendidikan sekolah dan gereja yang sejalan. Semua pendidikan Kristen ini harus berpusat kepada Allah (Theosentris), sehingga anak-anak yang dididik pun memiliki takut akan Allah di dalam seluruh hidupnya.
Setelah kita belajar tentang penjelasan yang panjang dan kesimpulan singkat di atas, lalu apa yang menjadi respons kita? Apa kita mempelajari hal-hal tersebut sebagai teori yang memenuhi otak kita saja? Jika itu yang kita lakukan, percuma saja Anda membaca penjelasan di atas. Tetapi jika kita digerakkan Roh Kudus untuk memiliki komitmen menjalankan apa yang telah dipelajari, maka sasaran dan tujuan saya menyusun pemaparan ini tidaklah sia-sia dan yang terpenting, nama Tuhan dipermuliakan. Amin. Soli Deo Gloria.