Bagi saya, liburan adalah saat yang paling tepat untuk membaca buku, karena pada saat libur ada banyak waktu yang bisa digunakan untuk membaca buku. Liburan natal dan tahun baru kemarin, saya coba membaca satu buku konseling, tepatnya makalah/manual panduan pemulihan dari Duta Pembaharuan (Buku Panduan Pemulihan Terpadu Dasar v1.Mei 07). Manual ini sendiri biasanya digunakan untuk sesi-sesi pelatihan yang diadakan oleh Duta Pembaharuan, jadi tentu saja isinya berupa point-point penting yang perlu diketahui oleh setiap pembacanya. Karena isinya adalah point-point penting, maka sekali baca saja sudah jelas inti dari apa yang disampaikan. 5 point penting yang disampaikan yaitu pertumbuhan dan pemulihan, prinsip-prinsip dasar, pelayanan pemulihan terpadu, pelayanan pelepasan dan pelayanan lanjutan. Walaupun belum semua bagian dari buku ini selesai saya baca (karena ternyata saya lebih tertarik untuk membaca topik-topik atau contoh kasus yang ditulis di buku ini), tapi ada beberapa hal yang bisa dipelajari.
Seperti yang disebutkan di point ketiga, penyebab terhambatnya pertumbuhan rohani seseorang bisa karena dua hal, yaitu karena adanya dosa nenek moyang atau karena adanya pengalaman traumatis. Dosa dari nenek moyang ini bisa karena pengaruh okultisme yang dianut turut temurun atau dosa-dosa tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang. Sedangkan pengalaman traumatis maka bisa berdampak langsung, misalnya panik, cemas, gejala fisik yang tidak dapat diobati oleh dokter, mimpi buruk dan masalah-masalah seksual. Nah, bila kita ternyata tidak mengalami dua hal ini harusnya rohani kita bertumbuh tapi bila ternyata tidak, ini yang jadi pertanyaan.
Hal lain yang saya pelajari adalah pengampunan. Sebagai orang kristen, kita tentu tidak asing dengan kata "pengampunan" ini. Kita diajarkan untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita, sama seperti Tuhan mengampuni kita. Tetapi ternyata, mengampuni tidaklah semudah membalik telapak tangan karena ternyata mengampuni itu juga ada prosesnya. Saat kita mengampuni seseorang itu berarti kita harus mau melepaskan perasaan negatif kita kepadanya, menyerahkannya kepada Tuhan dan mohon agar Roh Kudus memenuhi hati kita dengan sukacita. Bila kita bisa mengampuni dengan tuntas maka yang kita dapatkan adalah kesembuhan dalam jiwa kita, bebas dari marah, benci, dendam dan tentu saja berkat Tuhan untuk kita tidak terhalang. Point ini sangat menarik karena dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat orang yang hanya mengampuni di bibir saja tetapi di dalam hatinya masih ada luka atau dendam yang disimpan.
Dua hal di atas, penghambat pertumbuhan rohani dan pengampunan, ternyata saling berkaitan. Bila seseorang tidak mampu atau tidak mau mengampuni orang yang bersalah dengannya itu berarti dia menutup kesempatan bagi rohaninya untuk bertumbuh. Jadi, kalau mau bertumbuh maka belajarlah untuk mengampuni.
Comments
Ada tips nya ngga?
Thu, 17/01/2008 - 08:29 — dianpradi buku itu ada tips-tips untuk mengampuni ngga ya?
Karena kadang-kadang susah loh mengampuni itu, apalagi orang yang bersalah pada kita sudah bener-benar melukai kita, ngga hanya fisik tapi juga batin.
Semacam tips mengampuni
Tue, 22/01/2008 - 15:27 — pujiMengampuni itu memang sulit, apalagi kalau luka yang ditimbulkan bener-bener membekas. Berani dan membuka diri untuk menggampuni mungkin langkah awal dalam proses mengampuni itu. Kalau kita pengen mengampuni tapi karena terpaksa, tanpa kesadaran dari dalam diri kita, saya kira akan sulit berhasil. Ditambah kalau mengampuni itu kita lakukan dengan kekuatan diri sendiri, duh tambah sulit. Yang pasti minta pertolongan-Nya supaya diberi kemampuan dan kekuatan untuk mengampuni. Ah ... ngomongnya memang gampang tapi praktiknya tentunya tidak segampang ini. Karena saya sendiri juga sering bergumul dalam hal mengampuni.
"kita berbeda dalam semua kecuali dalam cinta."
Introspeksi
Wed, 23/01/2008 - 11:18 — PipinSalah satu cara yang saya pakai supaya bisa dengan mudah mengampuni yaitu introspeksi. Saya menyadari bahwa saya juga bukan orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Terutama terhadap Tuhan. Tuhan bisa mengampuni kesalahan saya, kenapa saya tidak mengampuni kesalahan orang lain? Ini menjadi tantangan buat saya untuk hidup menjadi serupa dengan Kristus. Jadi kalau saya dihadapkan pada keadaan untuk mengampuni, kiranya Tuhan sendiri yang memberikan kekuatan untuk melakukannya, karena kedagingan saya mengatakan, "Saya tidak mampu!"
Mengampuni itu proses
Wed, 23/01/2008 - 14:49 — evieKalau mau tes kamu udah bisa mengampuni, caranya adalah ingat-ingat terus hal dulu itu pernah membuat kamu terluka, merasa kepahitan, merasa sedih, marah, dsbg.
Saat kamu mengingatnya ternyata kamu merasakan hal diatas saat kamu mengingatnya, padahal dulu ngakunya udah mengampuni seseorang yang melakukanya, itu berarti kamu belum mengampuni, tetapi hanya toleransi saja.
Mengampuni itu proses ... tp mulailah dengan berbesar hati mengucapkan, "ya, saya mau mengampunimu ...." meskipun tidak ada yang mengucapkan maaf padamu. Saat kita memutuskan untuk mengampuni, saat itulah kita masuk dalam proses mengampuni itu yang sebenarnya, dan bahkan bisa lebih sakit dibanding saat kita belum memutuskan untuk mau mengampuni seseorang.
So, bagiku mengampuni bukan sekedar aku mengucapkan kata, "iya deh aku maafin ...." tapi bagaimana aku menghadapi proses mengampuni itu yang sebenarnya ....
btw, maafin ya ... komentarnya kepanjangan :))
evie
Ngapain juga minta maaf
Wed, 23/01/2008 - 16:04 — dianprangapain juga minta maaf, toh komennya ga terlalu panjang.
Btw, bener juga mengampuni tu proses. en ngomong-ngomong soal proses itu ada hubungannya sama waktu. Seiring waktu, kita pada saatnya pasti bisa mengampuni jika kita memang bener-bener mau mengampuni.
Salah satu caranya, ingatlah kebaikan orang yang membuat hatimu sakiit, jangan cuma jelek-jeleknya doang.