Disiplin Baca Renungan? Antara Sering Atau Jarang.

Merenungkan Firman Tuhan siang dan malam? Apakah sudah kita lakukan?Saya akui jika aku sendiri juga harus perjuangan untuk hal tersebut. Beberapa kali saya bersemangat datang ke sebuah toko buku yang menyediakan banyak sekali buku-buku renungan sebagai panduan dalam mendalami kebenaran Allah. Sekali dua kali saya membelinya, tapi sesudah berjalan berbulan-bulan, renungan yang saya beli hanya menumpuk saja di meja. Alasan rutinitas kerja kadang menjadi alasan saya untuk gak bisa disiplin baca renungan... Haduh capek deh :)). Kadang aku sampai malu ma Tuhan akan hal ini. Hehehe jadi anak kog ga ada terima ksihnya.

Tak bisa dipungkiri, salah satu kendala dalam diri manusia adalah rasa "malas" yang secara jelas terkadang saya sendiri menutupinya dengan alasan rutinitas yang padat di tempat kerja yang sampai buat kita capek lah, atau alasan menunda esok hari. Akan tetapi jangan sampai penyakit kemalasan ini makin kronis saja. Karena iblis yang getol mengambil waktu kita dengan Tuhan.

Untuk hadapi masalah tersebut, saya sendiri yang kerjaannya di depan komputer tiap harinya, akhirnya mencoba berlanggannan renungan harian yang bisa dikirimkan ke mailbox saya tiap harinya. Memang harus pintar2 nyari celah ya dan mencoba untuk berkomitmen baca Firman Tuhan itu menurut saya yang harus kita lakukan. Bagaimana pun caranya jiwa saya ini dapat makanan. Lalu kalo Anda sendiri, kendala apa aja sie yang dihadapi ketika mau disiplin merenungkan Firman Tuhan.

Topic Blog: Kesaksian

Keywords Blog: disiplin rohani, renungan harian

Comments

Persis Kelompok yang Kukenal

"Beberapa kali saya bersemangat datang ke sebuah toko buku yang menyediakan banyak sekali buku-buku renungan sebagai panduan dalam mendalami kebenaran Allah. Sekali dua kali saya membelinya, tapi sesudah berjalan berbulan-bulan, renungan yang saya beli hanya menumpuk saja di meja."

Itu kondisi yang sangat kukenal. Ada kelompok pelayan sekolah minggu yang kukenal. Mereka itu entah kenapa paling males baca buku. Dulu waktu mula-mula kerja di YLSA, mereka pernah minta ide buat pelayanan. Ketika kusodorin link ke situs SABDA.org, (atau Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen, ya?) SMS balasannya malah bilang aku sombong. Ooooouuuch, P-L-I-S DEH!! Malah waktu belum di YLSA saja berkali-kali kusodorkan buku malesnya bukan main! Apa seseorang berhak menyebutmu sombong hanya karena menyodorkan buku yang bagus dan perpustakaan bermutu? Sekali lagi: plis deh!