Kasih Bapa (Kolose 3:21)
Sejujurnya saya katakan bahwa saya baru bisa mengerti kasih Bapa setelah saya menjadi seorang ayah. Sebelumnya saya tidak mengetahui bagaimana perasaan Bapa ketika melihat anak-Nya di salib. Saya tidak mengetahui bagaimana perasaan Bapa ketika mengutus anak-Nya ke dalam dunia.
Saya pun tidak mengetahui bagaimana keakraban seorang ayah terhadap anaknya karena hubungan saya dengan ayah saya tidaklah terlalu akrab sehingga figur seorang ayah bagi saya bagai figur seorang atasan atau seorang ditaktor.
Tapi, setelah saya renungkan mendalam, ayah saya tidaklah seburuk yang saya gambarkan dalam pikiran saya. Ayah saya mencintai saya, cuman karena karakter ayah saya yang kaku, cintanya pada saya kurang dapat saya rasakan.
Jika ayah saya tidak sayang pada saya, bagaimana mungkin dia mau kerja merantau? Jika ayah saya tidak sayang pada saya, bagaimana mungkin dia mau mengkuliahkan saya?
Hubungan akrab Yesus dengan Bapa-Nya memberi kesan yang mendalam bagi saya sehingga membuat saya bertekad mengubah paradigma seorang ayah. Saya bertekad menjadi seorang ayah yang bisa menunjukkan kasih secara terbuka. Saya bertekad menjadi ayah yang tidak mengecewakan anaknya dan ayah yang memberi teladan dan bukan hanya nasihat. Langkah yang saya lakukan antara lain :
Mengapa saya melakukan hal itu? Karena saya ingin agar anak saya memahami kasih Bapa sehingga dia bisa bersaksi bagaimana kasih Bapa terhadap Anak dari pengalaman yang didapatnya.
Doakanlah agar Tuhan Yesus dapat memakai anak-anak saya sebagai pemberita Kasih Bapa. Haleluya!
Salam kasih,
Deny S Pamudji
http://jakartaberdoa.blogspot.com