Syalom,
Beberapa waktu yang lalu saya pernah mengirim artikel tentang 'Allah Maha Kuasa". Ada beragam tanggapan serta respon yang masuk, Puji Tuhan.
Didalam menjalani kehidupan ini, kita sering diperhadapkan kepada berbagai realita kehidupan yang mengarahkan kita untuk bertanya, serta mempertanyaan Ke-Allahan Allah kita yang ajaib. Setiap aksi yang kita lakukan akan memberiakan reaksi, reaksi itu sendiri bukan terjadi dalam kurun waktu yang lama tetapi terjadi pada saat itu juga (meski kita kurang menyadarinya)
Mengapa ketika siswa Sekolah Alkitab GPDI Siantar bertanya "Apakah Allah sanggup menciptakan sesuatu yang tidak tidak sanggup di angkatNya" tidak langsung saya jawab, karena saya rindu mereka mengenal dahulu siapakah Allahnya dan siapakah dia sehingga dia mempertanyakan-Nya.
Apakah seorang Anak akan mempertanyaakan Bapaknya, kalau mereka dalam suatu garis keharmonisan, kasih dan keharusan dalam keteraturan?
- Tuhan Yesus berkata, "Jadilah seperti anak-anak ini karena merekalah yang empunya kerajaan Surga". Mengapa?
- Rasul Petrus pernah jatuh dalam dosa. Ketika pengenalannya akan Yesus terlalu dangkal, ia berkata "aku tak mengenal Dia". Pada hal Yesus sudah menyampaikan hal itu terlebih dahulu.
- Yudas Iskariot, didalam hidupnya terlalu sering bertanya serta mempertanyakan. Akhirnya iapun bertanya dalam hatinya "Mengapa mereka ingin menangkap Yesus, Apakah benar ada imbalan bagi orang yang menyerahkan Yesus, Berapakah imbalan itu, Apakah aku boleh menyerahkan Yesus.
- Rasul Paulus dalam pertanyaan dan pencariannya akan Allah yang benar telah mengarahkannya menganiaya Allah yang benar (mengapa engkau Menganiaya Aku?)
Masih banyak lagi hal serupa yang dijelaskan didalam Alkitab ketika seseorang hanya bertanya atau mempertanya. Kenalilah Ia dalam roh dan penundukan diri serta bertanya kepadaNya dalam setiap hubungan yang engkau bina.
- Seorang anak tidak akan banyak bertanya, ia akan taat kepada orang yang dikenalnya (Bapanya)
- Rasul Petrus bertanya "apakah orang itu berada diantara kami, kalau saya tidak mungkin melakukan itu Tuhan", Yesus pun memandangnya "Sebelum fajar engkau telah menyangkaliKu". Ia hanya bertanya atau mempertanyaan Yesus tanpa pernah bertanya atau mempertannyakan dirinya serta pengenalannya.
- Pertanyaan demi pertanyaan yang timbul tanpa pengenalan yang benar telah membutakan matanya, uang perak lebih berarti dari pada Yesus. pada hal Yesus sudah banyak melakukan mujijat didepan matanya, dan semua itu nyata tidak perlu dipertanyakan atau diragukan.
- Pertanyaan dan pencarian yang mengandalkan pemikirannya telah mengarahkannya belajar kepada Gamaliel bahkan menjadi anggota Sanhedrin. Tetapi mengapa ia tidak mendapati Allah? Karena ia belum mengenal Allah.Tetapi peristiwa yang membutakan matanya telah membawa dia kepada suatu pengenalan. Pengenalannya inilah yang membuatnya dapat mengakhiri pertandingan bahkan menerita bersama Kristus.
Orang kristen tidak salah bertanya atau mempertanyakan Allah, tetapi janganlah lupa juga bertanya seberapa besarkah pengenalan saya akan Allah?
Comments
Selalu dengan dengan pertanyaan
Sun, 09/11/2008 - 18:30 — AnonymousSyalom,
Pak mengpa artikel yang Bapak tulis selalu atau sarat dengan pertanyaan-pertanyaan. Dari beberapa pertanyaan Bapak, ada yang ingin saya tayakan.
"Apakah salah ketika kita bertanya atau meragukan Allah?"
Karena Allah itukan tidak perlu dibela, biar aja mereka bertanya.
terimkasih