Pasti rekan-rekan pernah jalan-jalan ke situs gereja kan? masak belum pernah kalau belum , silakan mengetik kata "gereja" di google, kemudian dalam hitungan detik akan keluar puluhan mungkin ratusan alamat situs yang bisa dikunjungi. Tapi jangan kaget kalau ternyata hanya akan ada beberapa situs yang benar-benar "hidup" setelah kita klik . Sebenarnya ada apa sih dengan dunia internet gereja kita?
Biasanya yang saya harapkan waktu membuka sebuah situs-tidak terkecuali situs gereja-adalah tampilan desain yang menawan hati, maklum seperti sebuah pepatah dari mata turun ke hati. Setelah itu baru menjelajahi kekayaan bahan yang terkandung dalam situs tersebut. Hal yang wajar jika kita mengunjungi sebuah situs gereja dan yang kita temukan adalah sejarah, daftar majelis, jadwal kebaktian sampai warta jemaat. Sekali lagi lumrah, tapi saya juga berharap akan menemukan artikel atau bahan renungan yang tentunya akan sangat membantu dan memperkaya iman saya secara pribadi. Untuk itu diperlukan pemutakhiran bahan yang bisa dilakukan oleh Admin atau dengan mengajak anggota situs mengirimkan tulisan mereka.Mengajak anggota mengirimkan tulisan bisa menjadi sebuah cara untuk menghidupkan suasana sebuah situs. Dengan suasana yang hidup diharapkan akan terjalin hubungan yang hangat antara anggota dengan admin atau anata anggota sendiri.
Pemanfaatan fasilitas dalam sebuah situs juga mampu menjadi sebuah alternatif untuk membangun relasi dengan anggota. Misalnya saat ini ada fasilitas bernama shoutbox yang ditempel di sebuah situs sebagai sarana komunikasi online antar anggota. Tidak rumit memasang fasilitas ini, karena sekarang banyak situs yang menyediakan layanan shoutbox gratis. Memang ada beberapa pertimbangan sebelum kita menjatuhkan pilihan, antara lain apakah skin shoutbox bisa disesuaikan dengan tema situs kita, dan kecepatan loading, jangan sampai pemsangan shoutbox malah memperlambat situs kita. Berikut beberapa situs yang bisa dijadikan referensi Oggix, Shoutmix, dan Doneeh. Ingat perhatikan kelebihan dan kelemahan setiap penawaran yang ada, sesuaikan dengan kebutuhan dan karakter situs yang bersangkutan.
Ada beberapa situs gereja yang memanfaatkan forum, namun pada prakteknya hampir tidak ada diskusi dalam forum tersebut. Seorang admin harus mampu melemparkan sebuah topik yang menarik yang dapat didiskusikan bukan hanya oleh anggota jemaat gereja tapi juga pengunjung yang mungkin berasal dari gereja lain.
Rasanya tidak lengkap sebuah situs gereja tanpa kehadiran milis. Milis dalam sebuah situs gereja biasanya adalah warta jemaat yang dikirim secara teratur dalam kurun waktu tertentu. Milis publikasi seperti ini sifatnya satu arah dimana anggota milis hanya menerima bahan saja. Jika ingin membuat sebuah milis yang sifatnya lebih interaktif, maka mereka bisa mengadakan milis diskusi, untuk mengajak anggota milis aktif berdiskusi adalah hal yang gampang-gampang susah. Kita harus mengetahui apa kebutuhan pengguna dan menyamakan tujuan dengan mereka. Moderator harus bisa membaca apa yang dibutuhkan oleh pengguna dan melemparkan topik-topik terkini yang menggelitik, misalnya tentang kasus perseteruan dalam sebuah gereja yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan di berita. Moderator bisa mengajak anggota milis untuk mendikusikannya bersama dan menyampaikan pendapat mereka masing-masing.
Hal lain yang tidak kalah penting, tapi nampaknya malah kurang mendapat perhatian bagi para pelaku situs gereja adalah jaringan. Secara sederhana misalnya situs A mempunyai link di situs B, sehingga mereka akan saling berkaitan. Jaringan akan lebih luas lagi jika melibatkan beberapa situs tidak hanya dua saja. Secara tidak disadari mereka akan saling menopang satu sama lain.
Dibalik semua kelemahan dan kekurangan sebuah situs gereja, saya yakin bahwa semua yang dilakukan hanya untuk Tuhan dan hanya bagi kemuliaan-Nya.