GEREJA BUKAN TEMPAT KITA MELAYANI

Markus 10 : 45

Karena
Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang…

Kita
mungkin sering bertanya kepada seseorang “dimana Anda melayani Tuhan?”
atau ”sedang melayani dimana sekarang?” dan selalu kita menginginkan
jawaban dari orang itu seperti ”lagi melayani di gereja ini, itu” atau
”lagi melayani di yayasan pelayanan ini, itu, dsb”.. Definisi kita
tentang melayani adalah hampir selalu berfokus pada tempat/gedung gereja, denominasi tertentu, institusi tertentu.

Kita
telah menjadi sangat beragama sehingga mengkotakkan konsep melayani
dengan cara seperti itu. Kita telah meninggalkan prinsip Yesus tentang
melayani.

Mari perhatikan tulisan Markus tentang konsep Yesus perihal melayani.

Ada beberapa hal yang penting dari pernyataan Yesus itu :

  1. TUHAN YESUS TIDAK INGIN DILAYANI.
  2. Fokus Yesus adalah MELAYANI.
  3. Fokus Yesus dalam melayani bukan tentang TEMPAT tetapi ORANG.
  4. Tingkatan tertinggi dalam melayani adalah memberikan HIDUP kita untuk ORANG LAIN.
  5. Kategori
    utama yang dimaksud Tuhan Yesus tentang ORANG adalah mereka yang belum
    ditebus oleh darahNYA yaitu mereka yang terhilang dan terabaikan.

Jadi, SATU-SATUNYA CARA MELAYANI TUHAN ADALAH DENGAN MELAYANI ORANG YANG TERHILANG DAN TERABAIKAN.

Adapun kategori orang yang terhilang dan terabaikan itu adalah seperti yang tercatat dalam Matius 25 : 31-46 :

  1. Orang Lapar

Masih ingat ketika Yesus lapar dan Iblis datang mencobaiNya?

Yesus
saja yang adalah Tuhan dicobai Iblis ketika lapar apalagi manusia.
Perhatikanlah dimana ada kelaparan merajalela maka kuasa Iblispun
semakin kuat ditempat itu. Tidak mengherankan kita melihat orang-orang
kelaparan dapat menyerbu sebuah tempat dan membawa barang-barang yang
kelihatannya mustahil dapat diangkat oleh orang kelaparan.

Sebuah
penghinaan kepada dunia ketika gedung-gedung gereja berdiri dengan
megah, dibangun dengan uang sampai milyaran rupiah, dimasuki oleh
orang-orang kaya dan mengajarkan kasih dari panggung-panggung mimbarnya
tetapi tidak pernah sekalipun memberi kontribusi nyata bagi pengurangan
kemiskinan. SANGAT IRONIS!

  1. Orang Haus

Ketika
dunia berlomba dengan kesuksesan, maka makin banyak orang yang
kesepian, haus kasih sayang, haus kepedulian. Dari sudut pandang
ekonomi dan ketenaran mereka adalah orang-orang yang paling sukses.
Terlalu banyak yang kita dengar sekarang ini tentang artis yang
kehidupannya hancur karena keluarga berantakan, narkoba, perilaku
seksual tak normal, dsb.

Kehausan
akan persahabatan yang tulus dirindukan oleh semua orang. Dunia semakin
kekurangan orang yang bersahabat bukan untuk menerima imbalan tetapi
karena ketulusan untuk menjadi sahabat. Sebagai gereja/manusia Kristus
yang adalah agen pembawa kasih sayang yang tulus kepada semua orang,
sudahkah kita menjawab kebutuhan manusia akan ini.

Janganlah
kita menjadi alergi dengan dunia karena kita terlalu dicekoki oleh
pernyataan ”persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Tuhan”
sehingga kita terlalu egois hanya mengasihi mereka yang layak kita
kasihi bukan memikirkan apakah orang-orang ini diciptakan dan dikasihi
Tuhan juga.

  1. Orang Asing

Orang-orang
yang terpinggirkan, orang-orang yang tidak ”sejenis” dengan keyakinan
kita. Kita selalu berpikir bahwa mereka terlalu keras hati sehingga
sepertinya Kabar Baik ini tidak mungkin mereka terima sehingga mereka
layak menjadi penghuni kerajaan kegelapan atau neraka jahanam itu.
Sikap kita terhadap orang-orang ini adalah senyuman ketus, tidak tulus,
merasa diri paling benar, meremehkan bahkan menjauhi mereka.

  1. Orang Telanjang

Adalah
kategori orang-orang yang terbuang, termarginalkan dalam masyarakat.
Mereka dianggap sebagai sampah dan beban masyarakat dalam mencapai
kemajuan korporat. Mereka dihina sebagai orang-orang yang tidak
meningkatkan kehidupan mereka sehingga tetap hidup dengan kondisi yang
paling memprihatinkan. Mereka dianggap sebagai orang-orang yang telah
ditakdirkan hanya untuk terus menerima belas kasihan dari orang lain
dan selalu bergantung dari kemampuan orang lain.

  1. Orang Sakit

Orang
yang sakit secara fisik tetapi juga semua orang yang sakit secara jiwa.
Mereka adalah orang-orang yang tertekan, strees oleh karena pekerjaan,
keluarga dan banyak hal lainnya. Mereka membutuhkan kepedulian.

  1. Orang dalam Penjara

Mereka yang terpenjara akan masa lalu mereka, terpenjara dalam rasa malu yang begitu mendalam, terpenjara keminderan, dsb.

Kalau kita melihat hal-hal tersebut di atas, sangat benarlah apa yang dikatakan Yesus, ”Karena
Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang
”.

Kita
seharusnya malu dengan fakta bahwa gereja yang merupakan satu-satunya
duta perubahan Kerajaan Sorga di dunia sibuk dengan hal-hal yang tidak
penting seperti mengurus seremonial keagamaan, membangun fasilitas yang
jauh dari tujuan menjadi jawaban bagi masalah dunia.

Muhamad
Yunus (penerima Nobel Perdamaian) telah menjadi inspirasi buat
orang-orang yang seharusnya dipedulikan gereja. Grameen Bank miliknya
telah menjadikan salah satu negara termiskin dunia Bangladesh perlahan
namun pasti keluar dari keterpurukan.

Maafkan teman dengan pernyataan ini, apapun aktivitas gerejawi kita memang baik tapi tanpa fokus pada pemberdayaan orang-orang, ternyata kita sedang tidak melayani Tuhan.

Ketika
para murid Yesus sedang memperdebatkan siapa yang terbesar diantara
mereka, maka Yesus yang diakui mereka sebagai Guru dan Tuhan
mendefinisikan Orang Besar, Orang Terkemuka, Orang Penting sebagai
orang yang melayani sesamanya, orang yang rela menghambakan dirinya
untuk orang lain.

Selamat melayani dan menjadi jawaban untuk orang lain..

Comments

that's good 1...melayani tdk

that's good 1...melayani tdk pandang manusia/grejanya, sbg tubuh Kristus hrsnya interdenominasi, bkn denominasi aja ya tdk sebatas lingkup area kita tp meluas kemana Tuhan tempatkan. Blessing..

MoZee_Rui's picture

Alas Kaki dan Keset

Alas kaki itu di bawah,walau di bawah tetap perannya begitu vital untuk melindungi dan mengoptimalkan langkah. Berbeda dengan keset yang menjadi medium injak-injak untuk membersihkan alas kaki. Pun begitu semua TETAP punya fungsi. 

 

Qoheleth~MoZee~^_^